BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang disebut disturbance gangguan Stephanopoulus, 1984. Adanya gangguan tersebut
menuntut pemantauan secara terus-menerus maupun pengendalian terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin tercapainya tujuan operasional pabrik.
Pengendalian atau pemantauan tersebut dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan engineer sebagai operator terhadap peralatan tersebut sehingga kedua unsur ini
membentuk satu sistem kendali terhadap pabrik. Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam suatu pabrik, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang
sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan
cermat, mudah dan efisien, sehingga kondisi operasi selalu berada dalam kondisi yang diharapkan. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar
kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan error yang paling minium sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal Perry, 1999.
Tujuan pabrik secara keseluruhan adalah untuk mengkonversi bahan baku tertentu menjadi produk yang diinginkan menggunakan sumber-sumber energi yang
tersedia, dengan cara yang paling ekonomis. Selama operasi ini, suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan perancangnya dan kondisi-
kondisi teknis, ekonomi, serta sosial secara umum dengan adanya perubahan- prubahan eksternal yang mempengaruhi gangguan.
VI-1
Universitas Sumatera Utara
Diantara persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Keamanan 2.
Spesifikasi produk 3.
Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan lingkungan 4.
Jenis peralatan yang digunakan 5.
Ekonomi Semua persyaratan yang disebutkan di atas memerlukan pengawasan yang
kontinu terhadap operasi di dalam pabrik kimia dan pengendalian eksternal untuk menjamin tercapainya tujuan operasi pabrik. Hal ini dilakukan dengan suatu susunan
peralatan yang rasional alat-alat ukur, valve, kontroler, komputer yang disebut juga dengan instrumentasi dan campur tangan manusia perancang pabrik dan operator
pabrik, yang keduanya merupakan suatu sistem kontrol Stephanopoulos, 1984. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk indicator,
pencatat recorder, dan pemberi tanda bahaya alarm. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya
dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu
sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan instrumen dekat peralatan proses kontrol manual
atau disatukan dalam suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan kontrol otomatis Peters, et.al., 2004.
Proses kontrol merupakan suatu metode yang dapat mengontrol atau mengendalikan variable-variabel proses ketika produksi berlangsung. Contohnya
faktor-faktor seperti proporsi dari bahan-bahan, temperatur bahan, bagaimana cara agar bahan-bahan dapat tercampur baik dan kondisi tekanan yang mempengaruhi
kualitas akhir dari produk. Ada tiga alas an dibutuhkannya proses control dalam produksi PA Control, 2006:
a. Pengurangan Variabilitas
Proses kontrol dapat mengurangi variabilitas dalam produk akhir, dengan menjamin bahwa kualitas produk yang dihasilkan berkonsistensi tinggi.
Pengurangan varibilitas juga sapat digunakan dalam penghematan uang melalui pengurangan kebutuhan dalam proses padding proses yang membuat
Universitas Sumatera Utara
produk dengan kualitas yang tinggi yang dibutuhkan dalam memenuhi spesifikasi.
b. Peningkatan Efisiensi
Beberapa proses membutukan perawatan yang khusus untuk efisiensi yang maksimal. Proses produksi akan mengalami penghematan dana melalui
peminimalisasian sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk.
c. Menjamin Keamanan
Proses kontrol yang bagus dapat menjamin keamanan dalam proses produksi. Suatu variabel proses merupakan sebuah kondisi dari fluida proses cairan atau
gas yang dapat diubah dalam proses manufaktur. Variabel-variabel proses itu meliputi PA Control, 2006:
1. Tekanan
2. Aliran
3. Level
4. Temperature
5. Densitas
6. pH acidity atau alkalinity
7. Bidang antar muka cairan
8. Massa
9. Konduktivitas
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontroldiukur oleh instrumen adalah Considine,1985:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari Considine,1985: 1.
Sensing ElemenElemen Perasa Primary Element Elemen yang merasakan menunjukkan adanya perubahan dari harga variabel
yang diukur.
Universitas Sumatera Utara
2. Elemen pengukur measuring element Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol controlling element Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point nilai yang diinginkan. Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun
meniadakan penyimpangan yang terjadi. 4. Elemen pengontrol akhir final control element
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada
dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki. Secara umum, kerja dari alat-alat instrument dapat dibagi dua bagian yaitu
operasi secara manual dan operasi secara otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses bergantung pada pertimbangan ekonomis dan sistem peralatan itu
sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat itu dipasang pada peralatan proses manual control atau disatukan dalam suatu ruang
control yang dihubungkan dengan bagian peralatan automatic control. Perry, 1999
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan
mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada
kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat recorder.
Menurut sifatnya konsep dasar pengendalian proses ada dua jenis, yaitu:
a. Penendalian secara manual
Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh manusia. System pengendalian ini merupakan sistem yang ekonomis karena tidak membutuhkan begitu banyak
Universitas Sumatera Utara
instrumentasi dan instalasinya. Namun pengendalian ini berpotensi tidak praktis dan tidak aman karena sebagai pengendalinya adalah manusia yang tidak lepas dari
kesalahan.
b. Pengendalian secara otomatis
Berbeda dengan pengendalian secara manual, pengendalian secara otomatis menggunakan instrumentasi sebagai pengendali proses, namun manusia masih
terlibat sebagai otak pengendali. Banyak pekerjaan manusia dalam pengendalian secara manual diambil alih oleh instrumentasi sehingga membuat system
pengendalian ini sangat praktis dan menguntungkan. Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah Timmerhaus, 2004 :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah Considine, 1985: 1.
Untuk variabel temperatur: •
Temperature Controller TC Adalah alatinstrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau
pengukur sinyal mekanis atau listrik yang digunakan untuk mengamati temperature suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan
pengendalian. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkandikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja. Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate
Universitas Sumatera Utara
fluida ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada set point.
• Temperature Indicator Controller TI
Adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati dan mengetahui temperatur dari suatu alat
2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan
• Level Controller LC
Adalah alatinstrumen yang dipakai untuk mengamati dan mengatur ketinggian level cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja dan
bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. Pengukuran tinggi permukaan cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu
dengan mengatur rate cairan masuk atau keluar proses. Prinsip kerja:
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi
permukaan pada set point. •
Level Indicator Contoller LI Adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengetahui dan mengamati
ketinggian cairan dalam suatu alat. 3.
Untuk variabel tekanan •
Pressure Controller PC Adalah alatinstrumen yang dapat digunakan untuk mengamati tekanan
operasi dan sebagai alat pengatur tekanan atau pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis dan bila terjadi
perubahan dapat melakukan pengendalian. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uapgas yang keluar dari suatu alat
dimana tekanannya ingin dideteksi. Prinsip kerja:
Pressure control PC akibat tekanan uap keluar akan membukamenutup diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk
mengukur dan mendeteksi tekanan pada set point.
Universitas Sumatera Utara
• Pressure Indicator Controller PI adalah instrumentasi yang digunakan
untuk mengamati tekanan aliran dan tekanan operasi suatu alat. 4.
Untuk variabel aliran cairan •
Flow Controller FC Adalah alatinstrumen yang bisa digunakan untuk mengamati laju alir
larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam pipa line atau unit proses dan bila terjadi perubahan
dapat melakukan pengendalian lainnya . Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line. Prinsip kerja:
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaantutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.
• Flow Indicator Controller FI adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati laju aliran atau cairan suatu alat. Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pulp dari
limbah agar-agar No.
Nama Alat Jenis Instrumen
1 Tangki
Level Indicator LI 2
Pompa Flow Controller FC
3 Reaktor
Temperature Controller TC Pressure Indicator PI
Level Controller LC 4
Tangki pencampuran Level Controller LC
Flow Controller FC 5
Washer Flow Controller FC
Level Indicator LI
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan… Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pulp dari limbah agar-agar
No. Nama Alat
Jenis Instrumen 6
Tunnel Dryer Temperature Controller TC
Flow Controller FC 7
Blower Flow Controller FC
8 Dilution tank
Flow Controller FC Level Controller LC
9 Storage tank
Level Indicator LI
Contoh jenis-jenis instrumentasi yang digunakan pada pra-rancangan pabrik pembuatan pulp dari limbah agar-agar McCabe et.al.,1999 :
1. Pompa
Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate. Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow control FC. Jika laju aliran
pompa lebih besar dari yang diinginkan, maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.
FC
2. Tangki Produk
Pada tangki produk dilengkapi dengan level indicator LI yang berfungsi untuk menunjukkan ketinggian bahan yang masuk ke dalam tangki produk.
LI
3. Reaktor
Universitas Sumatera Utara
Reaktor adalah alat tempat berlangsungnya reaksi kimia antara bahan- bahan yang digunakan. Dalam pabrik ini, reaktor merupakan tempat bereaksinya
limbah agar-agar dengan bahan kimia pemutih yang hasil akhirnya berupa bleaching pulp. Pada reaktor dilengkapi sensing elemen yang peka terhadap
perubahan suhu, sehingga suhu dalam reaktor dapat diatur dan dilihat pada temperature control. Reaksi yang berlangsung pada reaktor merupakan reaksi
eksotermis atau reaksi yang menghasilkan panas. Oleh karena itu, untuk menjaga agar suhu operasi konstan dibutuhkan steam yang dialirkan dalam jacket pemanas.
Jika suhu terlalu rendah maka secara otomatis valve yang terdapat pada aliran steam akan terbuka sehingga suhu dalam reaktor dapat dijaga. Agar tekanan
dalam reaktor dapat terdeteksi digunakan pressure Controller PC. Untuk mengendalikan ketinggian cairan dalam reaktor digunakan level control LC
dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan muatan.
Steam
LI TC
PI FC
4. Tangki Pencampur
Tangki pencampur ini dilengkapi dengan pengendali ketinggian atau Level Controller LC yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di
dalam tangki. Prinsip kerja dari level controller LC ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi
jarum penunjuk di luar tangkiyang digerakkan oleh pelampung.
LI
5. Washer
Universitas Sumatera Utara
Washer adalah suatu alat pencuci pulp dari larutan kimia dalam proses bleaching berlangsung dengan menggunakan air panas. Prinsip kerja: peralatan
pengendali yang digunakan pada washer yaitu level indicator dan level controller. Dimana ketinggian bahan yang masuk ke dalam washer akan ditunjukkan oleh
level indicator. Ketinggian yang maksimum akan diatur oleh level controller, dimana ketinggian yang telah sesuai dengan set point yang diinginkan maka
secara otomatis katup dari level controller LC akan tertutup.
E-120
LI FC
Washer
6. Tunnel Dryer
Tunnel dryer adalah suatu alat pengering untuk mengurangi kadar air pulp dimana pengeringan yang terjadi adalah dengan mengalirkan uap panas sehingga
air yang terdapat dalam pulp akan terikut dengan uap yang dialirkan, arah aliran bahan baku dengan pulp berlawanan arah dengan uap panas yang digunakan.
Dalam alat ini dilengkapi dengan sistem pengendali temperature indicator yang berfungsi sebagai penunjuk temperatur yang diatur oleh temperature controller
agar sesuai dengan temperatur set point yang diinginkan dengan cara mengatur jumlah steam yang masuk dalam tunnel dryer dengan mengatur bukaan atau
tutupan dari katup steam.
FC TC
Steam Tunnel Dryer
7. Blower
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui laju aliran gas pada blower dipasang flow controller FC. Jika laju aliran blower lebih besar dari yang diinginkan maka secara
otomatis katup pengendali controll valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.
FC
Blower
8. Dilution Tank
Pada tangki ini dilengkapi dengan pengendali ketinggian atau Level Controller LC yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam
tangki. Prinsip kerja dari level controller LC ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk
di luar tangkiyang digerakkan oleh pelampung. Apabila isi tangki tinggal sedikit maka diisi dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan valve yang
berfungsi sebagai flow controller FC.
LI
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud
tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan
pentingnya usaha untuk menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain Peters et.al., 2004:
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatkan spesialisasi ketrampilan karyawan dalam menggunakan peralatan
secara benar sesuai tugas dan wewenangnya serta mengetahui cara-cara mengatasi kecelakaan kerja.
2. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan. Pelatihan yang dimaksud
dapat meliputi :
Pelatihan untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang tinggi dan bertanggung-jawab, misalnya melalui pelatihan kepemimpinan dan
pelatihan pembinaan kepribadian.
Studi banding workshop antar bidang kerja, sehingga karyawan diharapkan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama karyawan.
3. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi sanksi
bagi karyawan yang tidak disiplin Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari
suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang
menyenangkan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut Peters et.al., 2004:
1. Penanganan dan pengangkutan bahan menggunakan manusia harus seminimal
mungkin. 2.
Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. 3.
Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas. 4.
Setiap ruang gerak harus aman, bersih dan tidak licin . 5.
Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. 6.
Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. 7.
Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Pulp
Dalam rancangan pabrik pembuatan Pulp dari limbah agar-agar, usaha-usaha
Universitas Sumatera Utara
pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai
berikut :
6.3.1 Pencegahan terhadap Kebakaran dan Peledakan
Untuk melakukan pencegahan terhadap kebakaran, hal-hal yang diperhatikan diantaranya :
1. Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada
tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses. 2.
Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat man hole dan hand hole yang cukup untuk pemeriksaan.
3. Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran
steam, dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak mengganggu gerakan karyawan.
4. Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam
keadaan siaga.
5. Penyediaan racun api yang selalu siap dengan pompa hydran untuk jarak tertentu.
6. Bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak harus disimpan dalam tempat
yang aman dan dikontrol secara teratur.
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No. Per02Men1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara
dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas: a.
Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu.
b. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan
konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.
c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini berupa:
Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus
audible alarm.
Universitas Sumatera Utara
Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh
pandangan mata secara jelas visible alarm. 2.
Panel Indikator Kebakaran Panel indikator kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang operator.
6.3.2 Peralatan Perlindungan Diri
Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang diberikan adalah
melengkapi karyawan dengan peralatan perlindungan diri sebagai berikut : 1.
Helm 2.
Pakaian dan perlengkapan pelindung. 3.
Pelindung mata. 4.
Masker udara. 5.
Sarung tangan. 6.
Sepatu pengaman.
6.3.3 Keselamatan Kerja terhadap Listrik
Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai berikut :
1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring
atau pemutus arus listrik otomatis lainnya. 2.
Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.
3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu
lintas pekerja. 4.
Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi. 5.
Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan. 6.
Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal petir yang dibumikan.
7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada
Universitas Sumatera Utara
suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
6.3.4 Pencegahan terhadap Gangguan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :
1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di
dalam lokasi pabrik. 2.
Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.
3. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.
4. Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.
6.3.5 Pencegahan terhadap Bahaya Mekanis
Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah : 1.
Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan terguling atau terjatuh.
2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan
karyawan. 3.
Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar
gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat. 4.
Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan yaitu Peters et.al., 2004: 1.
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan. 2.
Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi. 3.
Perlu keterampilan mengatasi kecelakaan, menggunakan peralatan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4. Setiap kecelakaankejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan.
5. Karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
6. Kontrol secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance.
6.3.6 Pencegahan dan Pertolongan Pertama Jika Terkena Bahan Kimia
Tabel 6.2 Metode Pencegahan dan Pertolongan Pertama Jika Terkena Bahan Kimia
Peters et.al., 2004
Objek Gejala
Pencegahan Pertolongan Pertama
Kulit Iritasi pada
kulit, kulit kemerah-
merahan, sakit, terluka,
melepuh Mengenakan alat
pelindung diri seperti pakaian
pelindung, sepatu pengaman
dan sarung tangan -
Segera membuka pakaian, sepatu atau sarung tangan yang terkena
bahan kimia -
Segera mencuci kulit yang terkena bahan kimia
dengan air bersih -
Segera ke dokter untuk meminta perawatan medis
Mata Iritasi pada
mata, mata kemerah-
merahan, mata sakit
Mengenakan kaca mata pelindung
wajah lainnya seperti masker
- Membilas mata dengan air bersih
kurang lebih 15 menit -
Jika keadaan gawat, segera ke dokter meminta perawatan medis
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan… Tabel 6.2 Metode Pencegahan dan Pertolongan Pertama Jika Terkena
Bahan Kimia Peters et.al., 2004
Objek Gejala
Pencegahan Pertolongan Pertama
Pernafasan Iritasi pada
hidung, kerenggorokan,
terganggunya saluran
pernafasan Menggunakan
alat pelindung
pernafasan -
Segera menghirup uadara segar -
Jika keadaan gawat, segera ke dokter meminta perawatan medis
Pencernaan Iritasi pada mulut,
kerongkongan, gangguan pada
perut dan alat pencernaan
Jangan merokok, makan dan
minum ketika menangani
senyawa kimia -
Mencuci mulut dengan air bersih -
Memaksa agar terjadi pemuntahan
- Jika keadaan gawat, segera ke
dokter meminta perawatan medis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB VII UTILITAS