3 Limbah Agar-agar TINJAUAN PUSTAKA

16 milyar dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung sebanyak 178.624 orang serta devisa senilai US 2,817 milyar. Total kapasitas pabrik pulp mencapai 6,4 juta ton per tahun sementara pabrik kertas mencapai 10 juta ton per tahun. Semua jenis kertas telah diproduksi, bahkan terdapat kelebihan untuk diekspor, yaitu 45 pulp dan 30 kertas dewataart.wordpress.com, 2009. Tabel 2. 2 Harga Pulp Oktober 2009 - Pebruari 2010 USton Jenis Pulp Oktober 2009 Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Pebruari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Serat Panjang Eropa 760-770 780-800 800 830 860 890 930 960 Amerika Serikat 800 830 830 850 880 910 960 1000 Asia 670-680 690-710 690-710 720 750 780 830 870 Serat Pendek Eropa 650 700 700 730 760 790 840 890 Amerika Serikat 700 730 730 760 790 820 870 920 Asia 580-590 620-630 640-660 670- 690 720 750 800 850 BBPK, 2010

2. 3 Limbah Agar-agar

Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan agar-agar kertas masih belum optimal. Tingkat efisiensi dari proses pengolahan agar-agar kertas di daerah Pameungpeuk sekitar 17 atau dari 30 kg bahan baku rumput laut kering menjadi 5 kg agar-agar kertas tiap satu proses produksinya dan limbah padat yang dihasilkan sebanyak 30 kg dalam keadaan basah. Pada tahun 2008 limbah dari pengolahan rumput laut sekitar 1.682.542 ton. Jumlah yang besar ini sangat disayangkan jika tidak diolah dan dimanfaatkan dengan baik Harvey 2009. Sebanyak 1.682.542 ton limbah industri agar-agar dapat dikonversikan sebanyak 25 menjadi pulp, yaitu sekitar 420.635,5 ton pulp Kim et al, 2007 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. 3 Perusahaan Produsen Agar-agar di Indonesia No. Nama Perusahaan Lokasi 1. PT. Agarindo Bogatama Tangerang, Banten 2. PT. Alloy JellyAlloy Mandiri Food Tangerang, Banten 3. Caragenan Indonesia Malang, Jawa Timur 4. PT. Indofreeze Industrial Ltd Bogor, Jawa Barat 5. PT. Indoking Aneka Industri Dairi, Sumatera Utara 6. Jely Agar-agar Tangerang, Banten 7. PT. Merlindo Rekamatra Bandung, Jawa Barat 8. PT. Multi Karya Flora Malang, Jawa Timur 9. Pratama Agung Jakarta Utara, D.K.I Jakarta 10. CV. Riyana Cipta Pangan Cirebon, Jawa Barat 11. PT. Satelit Sriti Pasuruan, Jawa Timur 12. PT. Sinar Kencana Surabaya Surabaya, Jawa Timur 13. Sindura Agung Jakarta Barat, D.K.I Jakarta 14. CV. Top Food Industry Jakarta Timur, D.K.I Jakarta 15. PT. Agar Sehat Makmur Lestari Jawa Barat 16. PT. Dunia Bintang Walet Petamburan, D.K.I Jakarta 17 CV. Agar Sari Jaya Lawang, Jawa Timur 18. PT. Usahatama Graha Sakura Grogol, DKI Jakarta 19. P.T Forisa Nusapersada DKI Jakarta 20. CV. Sumber laut Lampung 21. CV. AA Bersaudara Bekasi, Jawa Barat 22. UD. Rumput Laut Cakra Negara 23. PT. Agar Sari Jaya Utama Karawaci, Tangerang 24. PT. Agarindo Rasa Utama Karawaci, Tangerang 25. PT. Amarta Carrageenan Indonesia Desa Jerukpurut, Gempol 26. PT. Bola Dunia Walet Taman Sari, Jakarta Universitas Sumatera Utara 27. UD. Carragenan Indonesia Blimbing, Malang 28. PD. Dunia Manis Karawaci, Tangerang 29. Dunia Walet Penjaringan, Jakarta 30. PT. Gelinti Utama Kebon Melati, Jakarta 31. PT. Indoking Aneka Agar-Agar Industri Medan, Sumatera Utara 32. Sri Gunting Agar-Agar Singosari 33. CV. Sinar Rezeki Cikupa, Banten 34. CV. Riadi Mataram 35. UD. Tirta Utama Gudo, Jawa Timur 36. PT. Sedapindo Trijaya Bekasi, Jawa Barat 37. PT. Satelit Sriti Semarang, Jawa Tengah 38. PT. Satelit Sriti Desa Gondang, Pandaan 39. PT. Pantai Samudra Cikoke, Sukabumi 40. CV. Maju Makmur Mandiri Petamburan, Jakarta 41. PT. Rapid Niaga Internasional Makassar, Sulawesi 42. CV. Maju Makmur Mandiri Petambuan, Jakarta Depperin, 2009 Kapasitas pabrik PT. Agarindo Bogatama pada tahun 1999 adalah 3000 tontahun kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi 5300 tontahun dan PT. Agar Sehat dengan kapasitas 600 tontahun Dinas Kelautan dan perikanan Sulawesi Tengah, 2010 ; Erwin, 2008. Di daerah Jawa Barat, khususnya di Kecamatan Pameungpeuk, terdapat sekitar 20 pengusaha yang memproduksi agar-agar dengan kapasitas 2 tonhari dan industri sedang dengan kapasitas 20 tonhari Zulmunir, 2009. Untuk semakin meningkatkan produksi agar-agar di Indonesia, pemerintah dan pelaku industri rumput laut berupaya meningkatkan kapasitas produksi bahan olahan menjadi 30 tonhari dari sebelumnya 10 tonhari untuk 200 pengusaha industri menengah Departemen Kelautan dan Perikanan, 2010. Berdasarkan hasil penelitian Balai Riset Kelautan dan Perikanan 2003, limbah industri agar-agar Gracilaria sp. memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yaitu 45,9. Kandungan selulosa yang sangat tinggi tersebut merupakan dasar untuk menjadikan limbah industri agar-agar sebagai bahan baku kertas Jaelani et al, 2010 Universitas Sumatera Utara Indonesia memiliki potensi perairan budidaya laut sekitar 1.115.050 Ha yang tersebar dari NAD hingga Irian Jaya. Gracilaria telah dibudidayakan di tambak terutama di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Pelopo dan di Jawa Timur yaitu Gresik. Produktivitasnya bekisar 1,5-2 ton rumput laut kering per hektar. Table 2.4 Potensi lahan perairan pengembangan budidaya rumput laut Provinsi Luas Area Ha Nanggroe Aceh Darussalam 104.100 Sumatera Utara 2.000 DKI Jakarta 1.800 Jawa 37.100 Bali 18.100 Nusa Tenggara 17.150 Sulawesi 226.300 Maluku 206.600 Irian Jaya 501.900 Total 1.115.050 Basmal dan Irianto, 2006 Luasnya lahan untuk budidaya rumput laut serta banyaknya volume yang dihasilkan merupakan suatu indikasi bahwa bahan baku industri agar-agar memiliki keterjaminan dalam hal kontinuitas. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan adanya keterjaminan bahan baku industri agar-agar pada akhirnya akan menjamin ketersediaan bahan baku industri kertas berbasis limbah industri agar-agar Jaelani et al, 2010 Indonesia memiliki lahan untuk budidaya rumput laut bahan dasar Industri agar yang sangat luas, hingga mencapai 2 juta ha 20 dari total potensi lahan perairan laut berjarak 5 km dari garis pantai, dengan volume 46,73 juta ton pertahun Purnomo dan Suryati, 2007. Dari jumlah keseluruhan tersebut, sampai saat ini baru dimanfaatkan sekitar 0,7 juta ton per tahun Dahuri, 2004. Dari Tabel 2. 5, dapat diketahui bahwa baik luas areal penanaman, maupun produksi rumput laut di Indonesia terus mengalami peningkatan. Selain itu, laju peningkatan luas areal budidaya rumput laut di Indonesia ialah 21 Purnomo dan Suryati, 2007. Laju Universitas Sumatera Utara peningkatan produksi rata-rata rumput laut di Indonesia adalah 54 Dahuri, 2004. Luasnya lahan untuk budidaya rumput laut serta banyaknya volume yang dihasilkan, merupakan suatu indikasi bahwa bahan baku industri agar-agar memiliki keterjaminan dalam hal kontinuitas. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan adanya keterjaminan bahan baku industri agar-agar, pada akhirnya akan menjamin ketersediaan bahan baku industri kertas berbasis limbah industri agar-agar Jaelani et al, 2010. Tabel 2. 5 Peningkatan Luas dan Produksi Rumput Laut di Indonesia Tahun Luas Areal ha Produksi ton 2004 21.500 410.570 2005 29.923 910.636 2006 33.580 1.079.850 2007 37.504 1.343.700 Purnomo dan Suryati, 2007 Bahan baku utama serat berasal dari ampas rumput laut yang tidak terpakai, ternyata menjadi penghasil limbah pencemar lingkungan. Hal tersebut diperkuat dengan volume ampas yang bisa mencapai 70 dari total produksi agar-agar Mudzakir, 2007. Sehingga dari data table 2.5 diperoleh kapasitas limbah agar-agar sebagai berikut: Tabel 2.6 Ketersediaan limbah agar-agar Tahun Produksi ton Limbah agar-agar ton 2004 410.570 287.399 2005 910.636 637.445,2 2006 1.079.850 755.895 2007 1.343.700 940.590 2008 2.403.631 1.682.542 Dari asumsi yang diperhitungkan oleh Kim 2007, maka konversi pulp yang dapat dihasilkan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Konversi pulp yang dihasilkan dari ketersediaan limbah agar-agar Tahun Produksi ton Limbah agar-agar ton Pulp yang dihasilkan 2004 410.570 287.399 71.849,75 2005 910.636 637.445,2 159.361,3 2006 1.079.850 755.895 188.973,75 2007 1.343.700 940.590 235.147,5 2008 2.403.631 1.682.542 420.635,5 Tabel 2. 8 Kandungan di dalam Limbah Agar-agar Kandungan Jumlah berat kering ampas Kadar air 7,63 Kadar Abu 15,30 Protein Kasar 15,53 Lemak 0,19 Karbohidrat 61,35 - Serat Kasar 11,56 - Selulosa 16,03 - Hemiselulosa 25,23 - Lignin 3,10 Hartati, 2001 2. 3 Proses Pembuatan Pulp 2. 3. 1 Secara Umum