Berdasarkan kasus yang diselesaikan oleh BPSK dengan putusan No: 21PenBPSK-MDN2009, pihak yang bertindak sebagai perunding yang keras
adalah pihak konsumen yang membeli produk bolu gulung di toko roti Majestik di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan dan sebagai perunding yang lunak adalah
pelaku usaha, pelaku usaha menekankan pada corak negosiasi dan akan memberikan konsesi untuk sekedar mencegah konfrontasi dan bersikeras untuk
mencapai kesepakatan, karena bagaimanapun pihak pelaku usaha akan tetap berupaya agar nama baik dari perusahaannya tetap terjaga baik, karena toko roti
majestic merupakan toko roti yang cukup dikenal di daerah kota Medan, maka dari itu pihak pelaku usaha tetap mengupayakan untuk diselesaikan secara damai.
Karena apabila permasalahan ini sampai membesar dan beredar di masyarakat maka akan berakibat buruk pada pencitraan perusahaan dan akan menurunkan
minat konsumen untuk membeli di toko roti tersebut.
b. Penyelesaian Melalui Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Konsumen
Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM merupakan wadah yang dibentuk oleh masyarakat untuk secara bersama-sama
memperjuangkan dan melindungi hak-hak konsumen. Inisiatif pembentukan LPKSM ini berasal dari masyarakat sendiri sebagai wujud rasa keprihatinan
melihat kondisi konsumen di Indonesia yang belum memperoleh perlindungan
Universitas Sumatera Utara
secara maksimal dan agar pergerakan perjuangan hak-hak konsumen dapat dilakukan lebih terorganisir.
134
Secara tegas Pasal 1 angka 9 UUPK menguraikan pengertian LPKSM sebagai “lembaga non-pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang
mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.” Apabila dilihat dari definisi tersebut, LPKSM merupakan lembaga swadaya masyarakat yang
memusatkan aktivitasnya guna memberikan perlindungan terhadap konsumen. Walaupun sebagai lembaga non-pemerintah LPKSM harus mendapat pengakuan
dari pemerintah dengan tugas-tugas yang masih harus diatur dengan Peraturan Pemerintah.
135
1 menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas
hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang danatau jasa
Adapun tugas-tugas LPKSM sebagaimana diatur dalam Pasal 44 ayat 3 UUPK meliputi kegiatan :
2 memberikan nasehat kepada konsumen yang memerlukannya
3 bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen 4
membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen
5 melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap
pelaksanaan perlindungan konsumen.
Tugas-tugas tersebut menandai fungsi strategis LPKSM bagi upaya perlindungan konsumen, yang bersama-sama dengan pemerintah dapat
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen,
134
Dedi Harianto, Perlindungan Konsumen Bagi Konsumen Terhadap Iklan yang Menyesatkan, Op.Cit., hal 92
135
Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya, memberikan advokasi konsumen serta menerima pengaduan konsumen dan membantu
konsumen dalam memperjuangkan hak-haknya. Dalam kaitannya dengan air minum isi ulang, jika didapati kecurangan dengan adanya usaha air minum isi
ulang, maka LPKSM dapat menyuarakan kepentingan konsumen dengan meminta konfirmasi pada pihak-pihak yang terlibat dan mempertanggungjawabkan
kesalahannya. Semakin beragamnya tindak pelanggaran hak-hak konsumen yang
dilakukan pelaku usaha menuntut pemerintah untuk selain melakukan pembinaan juga meningkatkan pengawasan pelaksanaan perlindungan konsumen. Hal
tersebut dilaksanakan dengan turut melibatkan partisipasi masyarakat dan LPKSM untuk lebih menjamin terlaksanannya perlindungan terhadap konsumen.
136
1 Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat. Partisipasi tersebut tergambar dalam ketentuan Pasal 30 UUPK yang pada
pokoknya menentukan sebagai berikut:
2 Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilaksanakan oleh menteri danatau menteri teknis yang terkait. 3
Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dilakukan terhadap barang danatau jasa yang
beredar di pasar.
4 Apabila pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ternyata
menyimpang dari peraturan peundang-undangan yang berlaku dan membahayakan konsumen, menteri danatau menteri teknis mengambil
tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5 Hasil pengawasan yang diselenggrakan masyarakat dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan
136
Op.Cit.,hal. 94
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada menteri danatau menteri teknis
6 Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 dtetapkan dengan peraturan pemerintah
Pemerintah sangat menyadari masih lemahnya penerapan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan perlindungan terhadap konsumen. Oleh
karena itu, dipandang perlu untuk melibatkan peran serta masyarakat dan LPKSM untuk bersama-sama dengan pemerintah guna melakukan pengawasan secara
intensif terhadap barang danatau jasa yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat membahayaka konsumen. Laporan
dan pengaduan dari masyarakat serta LPKSM dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap pelaku usaha yang
melakukan pelanggaran, serta melakukan upaya pencegahan dengan mengoptimalkan fungsi pengawasan oleh menteri maupun teknis terkait.
c. Penyelesaian Sengketa Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen