hatian dari konsumen juga dapat dilakukan dengan mengecek label yang ada pada kemasan dari produk makanan tersebut, melihat keadaan kemasan dari produk
tersebut masih dalam keadaan utuh dan memperhatikan bentuk dari produk tersebut apakah masih layak untuk dikonsumsi apa tidak.
Dalam upaya untuk melakukan peningkatan kesadaran hukum dari konsumen ini, sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh konsumen akan tetapi juga
memerlukan adanya campur tangan dari pemerintah khususnya dalam hal pengawasan secara intensif terhadapa perdagangan produk makanan atau dengan
melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada konsumen misalnya mengenai syarat kualitas makanan dan kemasan makanan yang baik dan sehat sehingga tidak
membahayakan kesehatan dan keselamatan dari konsumen.
2. Mendorong Pelaku Usaha Untuk Menajaga Kualitas Makanan Yang Diperdagangkan
Dalam memproduksi ataupun memperdagangkan makanan pelaku usahaataupun produsen haruslah melaksanakan usahanya sesuai dengan
pedoman produksi makanan yang telah ditentukan oleh instansi terkait, pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi dalam kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan ataupun peredaran makanan, karena setiap orang dilarang untuk mengedarkan :
86
a. Pangan yang mengandung bahan bahan beracun, berbahaya atau yang
dapat merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia b.
Pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan
c. Pangan yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam
kegiatanataupun proses produksi pangan
86
Pasal 21, Undang-Undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Universitas Sumatera Utara
d. Pangan yang mengandung bahan yang kotor, rusak, tengik, terurai dan
mengandung bahan nabati ataupun hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai sehingga menjadikan pangan yang tidak layak
dikonsumsi manusia.
e. Pangan yang sudah kadaluwarsa
Pelaku usahaataupun produsen wajib melakukan pengawasan terhadap kualitas dari makanan yang dihasilkan atau perdagangan guna untuk menjaga
kelayakan konsumen dengan memenuhi persyaratan mutu pangan, keamanan pangan, sanitasi pangan, kemasan pangan, label dan iklan makanan. Sehingga
tidak akan menimbulkan efek-efek yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan dari konsumen.
Untuk mencapai tujuan dari hal tersebut, maka pelaku usaha makanan juga harus memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kualitas dari produk
makanan yang diproduksi ataupun yang diperdagangkan, karena pada dasarnya apabila makanan tersebut ternyata tidak memenuhi persyaratan kualitas dan dapat
merugikan konsumen, maka pihak yang pertama kali akan dituntut adalah pihak pelaku usahaataupun produsen makanan tersebut. Mengenai permasalahan kulitas
dan tidak dipenuhinya persyaratan dari makanan yang sehat merupakan suatu fenomena yang harus diteliti dan diselesaikan tidak hanya oleh pemerintah
ataupun instansi terkait akan tetapi juga oleh pelaku usaha itu sendiri. Adapun dalam hal menjaga kualitas dari produk makanan yang diproduksiataupun
diperdagangkan maka pelaku usahaatapun produsen memulai upaya tersebut dari pemilihan bahan makanan hinggan pada pemeriksaan mengenai masa
kadaluwarsa dari produk makanan tersebut yang dilakukan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
Pelaku usaha juga memberikan informasi yang benar dan jujur kepada konsumen dan memeriksa hasil produksinya secara pro-aktif, karena upaya yang
dilakukan untuk melindungi konsumen tidak hanya datang dari pihak konsumen yang harus kritis dan tanggap terhadap produk makanan yang dikonsumsinya
tetapi juga dari pihak pelaku usahaataupun produsen yang tidak merugikan kesehatan konsumen dengan mempertahankan konsistensi keberadaan usaha
makanan yang dimilikinya.
3. Penggenaan Sanksi Bagi Pelaku Usaha Yang Melakukan Pelanggaran