8. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal sebagaimana
pernyataan halal yang dicantumkan pada label. 9.
Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat atau isi bersih netto, komposisi, aturan
pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut
kententuan yang menurut ketentuan harus dipasang atau dibuat
10. Tidak menyantumkan informasi danatau petunjuk penggunaan barang
dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pengaturan yang mengatur mengenai produk pangan untuk pangan pada dasarnya sudah cukup memadai untuk dijadikan dasar pelaksanaan peredaran
makanan yang sesuai dengan standar. Akan tetapi, aturan-aturan tertulis sebagai hukum positif sering sekali dilanggar dan tidak dilaksanakan secara konsekuen
oleh produsen pangan sehingga mampu menerapkan atau menindaklanjuti setiap ketentuan tersebut dan juga bagaimana sebenarnya pemerintah secara efektif dan
berkelanjutan melakukan pengawasan terhadap setiap produk pangan tanpa ada laporan dari anggota masyarakat atau yayasan perlindungan konsumen.
D. Kerugian Yang Dialami Konsumen Akibat Mengkonsumsi Makanan Kadaluwarsa
1. Kerugian Secara Material Yang Dialami Konsumen
Kerugian material yang dialami oleh konsumen merupakan kerugian yang tidak secara langsung diderita oleh konsumen melainkan kerugian yang dapat
dinilai dengan uang dan kerugian ini bersifat kebendaan
66
66
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta : English Press, 2002, hal 1287 dan 1949
. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian dikarenakan konsumen tersebut telah mengeluarkan
sejumlah uang untuk produk danatau jasa atas produk yang tidak sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
apa yang telah diharapkan oleh konsumen tersebut, meskipun terkadang jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut terbilang sedikit, akan tetapi,
konsumen memilik hak-hak yang harus dipenuhi oleh para produsen ataupun pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Hak atas ganti kerugian ini
dimaksudkan untuk mengalihkan keadaan yang telah menjadi rusak tidak seimbang akibat adanya penggunaan barang atau jasa yang tidak memenuhi
harapan konsumen. Hak ini sangat terkait dengan penggunaan produk yang telah merugikan konsumen, baik yang berupa kerugian materi, maupun kerugian yang
menyangkut diri sakit, cacat, bahkan kematian konsumen. Untuk merealisasikan hak ini dapat diselesaikan secara damai di luar pengadilan maupun yang
diselesaikan melalu pengadilan.
67
Seperti terjadi pada kasus produk sari buah Ribena yang terjadi di Jawa Timur, Surabaya. Produsen minuman berlabel Ribena menyatakan akan
bertanggung jawab secara penuh kepada 40 empat puluh orang siswa sekolah dasar Baratha Jaya yang harus dirawat setelah meminum produk sari buah yang
dibagikan secara gratis oleh pihak produsen. Pihak produsen bertanggung jawab atas kerugian material yang diderita oleh konsumen yaitu dengan menanggung
semua biaya perawatan para murid yang dirawat akibat mengkonsumsi produk mereka yang diduga telah kadaluwarsa sehingga para murid tersebut keracunan.
68
67
Ahmadi Miru dan Sutarman Yoda, Op.cit, hal 44
68
“Produsen Sari Buah Akan Tanggung Jawab”, http;www.indosiar.comfokus27719produsen-sari-buah-akan-tanggung-jawab, yang
diakes pada tanggal 4 Maret 2011.
Berdasarkan kasus diatas merupakan tanggung jawab produsen minuman kotak yang memberikan ganti rugi material dengan menanggung biaya pengobatan dari
Universitas Sumatera Utara
konsumen yang telah dirugikan oleh mengonsumsi minuman yang telah kadaluwarsa.
Berdasarkan dengan tanggung jawab atas produk yang telah dihasilkan maupun yang telah diperdagangkan oleh produsen, merujuk pada UUPK apabila
ada suatu produk yang dapat merugikan konsumen maka produsen atau pelaku usaha bertanggung jawab untuk mengganti kerugian yang diderita oleh konsumen.
Kewajiban tersebut tetap melekat pada produsen meskipun antara pelaku usaha atau produsen dengan konsumen yang menjadi korban atas mengkonsumsi produk
tersebut walaupun tidak terdapat persetujuan diantara kedua belah pihak sebelumnya.
Penjual, produsen ataupun pelaku usaha berkewajiban menanggung penderitaan yang diderita oleh konsumen berdasarkan perbuatan yang melawan
hukum, sebagaimana telah ditentukan di dalam Pasal 1365 KUH Perdata
69
Kedudukan mengenai tanggung jawab perlu diperhatikan karena mempersoalkan mengenai kepentingan konsumen, akan tetapi hal ini harus
disertai pula dengan analisis mengenai siapa yang semestinya dibebani tanggung jawab dan sampai batas mana pertanggung jawaban tersebut dibebankan kepada
produsen.
70
Tanggung jawab atas suatu barang dan atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau industri dalam pengertian yuridis disebut dengan Product
Liability.
71
Didalam prinsip hukum setiap orang yang melakukan sesuatu hal yang dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain maka ia memikul tanggung jawab
69
N.H.T Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen, Bogor : Penta Rei, 2005, hal 138.
70
Shidarta , Op.cit, hal 58-59
71
Ibid, hal 144
Universitas Sumatera Utara
atas perbuatannya. Karena setiap orang yang mengalami kerugian berhak mengajukan tuntutan, kompensasi ganti rugi kepada pihak yang melakukan
perbuatan tersebut. Kompensasi tersebut berdasarkan Pasal 19 Ayat 2 meliputi :
72
a. Pengembalian sejumlah uang.
b. Penggantian barang atau yang setara.
c. Perawatan kesehatan
d. Pemberian santunan sesuai kebutuhan perundang – undang.
Product Liability merupakan instrument hukum dalam bidang ekonomi
dan perdagangan yang sangat mendesak untuk diterapkan, karena memberikan perlindungan yang efektif bagi konsumen, baik di dunia usaha, terutama pangan.
Kebutuhan konsumen akan perlindungan hukum, mengharuskan sistem hukum Indonesia yang terbuka untuk disempurnakan, sehingga hukum tersebut dapat
berfungsi efektif sebagai alat rekayasa sosial, sebagai sarana pembaharuan masyarakat yang bermuatan keadilan, kepastian, dan kemanfaatan.
73
2. Efek Samping Mengkonsumsi Makanan Kadaluwarsa Terhadap Kesehatan Konsumen