Pengawasan Yang Dilakukan Oleh Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

internal untuk melindungi masyarakat. 99 Untuk mencapai tujuan itu BPOM dalam setiap bulan secara teratur melaksanakan program pengawasan produk makanan yang beredar di pasaran, antara lain pengawasan di distributor makanan, supermarket dan pasar tradisional. Pengawasan itu dilakukan dengan 2 dua cara yaitu : 100 a. Melakukan tugas pengawasan produk makanan yang beredar di super market dan pasar-pasar tradisional dengan memeriksa nomor registrasi, tanggal kadaluwarsa maupun bentuk kemasan dan keutuhan dari produk makanan tersebut. BPOM juga melakukan pembinaan terhadap pemilik took swalayan ataupun penjual di pasar tradisional agar mengerahui cara-cara memilih produk makanan yang dijual dengan cara memeriksa tanggal kadaluwarsa ataupun keadaan dari produk tersebut apakah masih layak untuk diperdagangkan atau tidak. b. Melakukan tugas pengawasan produk makanan yang beredar di supermarket maupun pasar tradisional dengan cara melakukan pembelian sampel produk makanan tersebut untuk dilakukan pengujian di laboratorium yang meliputi uji kimia dan uji kelengkapan persyaratan administrasi seperti, tanggal produksi ataupun tanggal kadaluwarsa, nomor registrasi, bentuk dan kemasan dari produk makanan tersebut. Setelah melakukan uji laboratorium dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan kepada pelaku usaha agar memahami mengenai persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu produk agar produk tersebut aman untuk diperdagangkan oleh pelaku usaha ataupun dikonsumsi oleh konsumen.

4. Pengawasan Yang Dilakukan Oleh Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM merupakan wadah yang dibentuk oleh masyarakat untuk secara bersama-sama memperjuangkan dan melindungi hak-hak konsumen. Insiatif pemebentukan 99 Hasil wawancara dengan Gita Baringin Nasution Kasi Penyidik dan Pengawasan di Bandan Pengawasan Obat dan Makanan di Medan pada tanggal 24 April 2011 100 Ibid Universitas Sumatera Utara LPKSM ini berasal dari masyarakat sendiri sebagai wujud rasa keprihatinan melihat kondisi konsumen di Indonesia yang belum memperoleh perlindungan secara maksimal dan agar pergerakan perjuangan hak-hak konsumen dapat dilakukan lebih terorganisir. 101 Secara tegas Pasal 1 angka 9 Undang Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menguraikan pengertian LPKSM sebagai “ lembaga non pemerintahb yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.” Apabila dilihat berdasarkan defenisi tersebut, LPKSM merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memberikan perlindungan terhadap konsumen, walaupun sebagai lembaga non-pemerintah, LPKSM harus mendapatkan pengakuan dari pemeritah, dengan tugas-tugas yang masih harus diatur dengan oeraturan pemerintah. 102 Adapun yang menjadi tugas dari LPKSM sebagaimana telah diatur dalam Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yaitu meliputi kegiatan : 103 a. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen akan mengkonsumsi barang danatau jasa. b. Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya. c. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen. d. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan ataupun pengaduan konsumen. e. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. 101 Dedi Harianto, Op.cit, hal 170 102 Pasal 2, Peraturan Pemerintah No 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Swadaya Masyarakat. 103 Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Universitas Sumatera Utara Tugas-tugas tersebut menandai fungsi strategis dari LPKSM sebagai upaya untuk melaksanakan perlindungan kepada konsumen, yang bersama-sama dengan pemerintah dapat melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen dengan meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya, memberikan advokasi konsumen serta menerima pengaduan konsumen dan membantu konsumen dalam memperjuangkan hak-haknya. Dalam kaitannya dengan makanan kadaluwarsa, apabila ditemukan kecurangan yang dilakukan oleh para pelaku usaha maka LPKSM dapat menyuarakan kepentingan dari konsumen dengan meminta konfirmasi pada pihak-pihak yang terkait dengan memintakan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang terlibat atas kesalahan yang telah merugikan kepentingan dari konsumen. Dikarenakan semakin beragamnya bentuk pelanggaran yang dilakukan terhadap hak-hak konsumen oleh para pelaku usahaprodusen menuntut pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen hal ini juga dilaknasanakan dengan melibatkan partisipasi dari LPKSM untuk menjamin terlaksananya perlindungan terhadap konsumen, dan partisipasi tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 30 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang pada dasarnya menentukan : 104 a. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat. b. Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dilaksanakan oleh menteri danatau menteri teknis yang terkait. 104 Pasal 30, Undang-Undang No 8 Tahun 199 tentang Perlindungan Konsumen Universitas Sumatera Utara c. Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dilakukan terhadap barang danatau jasa yang beredar di pasar. d. Apabila pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ternyata menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan membahayakan konsumen, menteri danatau menteri teknis yang mengambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Hasil pengawasan diselenggarakan masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan disampaikan kepada menteri danatau menteri teknis yang terkait. f. Ketentuan pelaksanaan tugas dan pengawasan sebagai mana dimaksud pada ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 di tetapkan dengan peraturan pemerintah. Pemerintah sangat menyadari mengenai lemahnya penerapan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap konsumen, oleh karena itu sangatlah diperlukan untuk melibatkan peran serta dari masyarakat dan LPKSM untuk bersama-sama dengan pemerintah untuk melakukan pengawasan secara intensif terhadap barang danatau jasa yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Akan tetapi, YLKI selaku sebagai LPKSM tidak dapat melakukan pengawasan secara langsung karena YLKI merupakan lembaga non pemerintahn maka dari itu diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat karena YLKI dan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh YLKI selaku LPKSM lebih kepada melakukan tindakan preventif dan melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha. 105 105 Hasil wawancara dengan Abu Bakar Siddik sebagai Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia di Medan pada tanggal 20 April 2011 Universitas Sumatera Utara Laporan dan pengaduan dari masyarakat serta LPKSM dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap pelaku usaha yang melakukan pelanggaran, serta melakukan upaya pencegahan dengan mengoptimalkan fungsi pengawasan oleh menteri maupun teknis yang terkait. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran dari konsumen dan pelaku usaha adalah dengan melakukan sosialisasi Undang-Undang No 8 Tahun 1999 sehingga dapat meminimalisir timbulnya pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak konsumen karena konsumen dan pelaku usaha akan semakin menyadari akan hak dan kewajibannya. 106 Pengaduan mengenai komoditas makanan dan minuman yang ada di YLKI dari tahun ke tahun sangatlah kecil. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada masalah yang terjadi pada produk makanan. Dengan sedikitnya pelaporan yang masuk ke YLKI dapat menjadi indicator permasalahan produk makanan dan minuman. Permasalah mengenai makana yang selalu diadukan oleh konsumen kebanyakan mengenai makanan ataupun minuman yang rusak, yaitu makanan yang belum masuk masa kadaluwarsa, akan tetapi sudah terindikasi rusak terlebih dahulu, makanan ataupun minuman yang tercemar tersebut dapat sudah berubah warna, bentuk dari cair menjadi padat ataupun sebaliknya, berubah rasa, berbau dan terselip benda asing di dalamnya. 107 Selain itu permasalahan lain yang terjadi dalam masyarakat adalah mengenai pencantuman tanggal produksi ataupun tanggap kadaluwarsa produk makanan 106 Ibid 107 Sularsih,”Makanan dan Minuman dalam Parcel”, Majalah Warta Konsumen YLKI, edisi 09XXXVIII2010 Universitas Sumatera Utara TABEL 1 Pengaduan Makanan dan Minuman di YLKI dalam 5 tahun terakhir TAHUN JUMLAH PRESENTASI 2005 10 1,13 2006 8 1,44 2007 6 1,33 2008 12 2,8 2009 7 1,7 Juni 2010 6 1,4 Sumber : Pengaduan dan Hukum YLKI Catatan : - Ada tahun 2010, akan tetapi hanya sampai pada bulan Juni - Persentase dibandingkan dengan jumlah komoditas yang lain yang masuk ke YLKI Apabila dilihat dari kuantitas, pengaduan mengenai permasalah makanan dan minuman yang ada di YLKI mengalami fluktuatif dengan jumlah tertinggi pada 2008 sebanyak 12 dua belas kasus pengaduan. Kecilnya persentase pengaduan mengenai makanan dan minuman yang masuk ke YLKI dibandingkan dengan pengaduan atas komoditas lainnya tidak dapat menjadi simpulan mengenai peredaran makanan di Indonesia tidak memiliki permasalahan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN PELAKU USAHA BERKENAAN DENGAN