25 perusahaan. Karena retained earnings laba ditahan adalah salah satu bentuk
pendanaan internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar
dividen kas yang dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan eksternal yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan
saham. Menurut Kieso et al.2002 ada lima jenis dividen suatu perusahaan yaitu:
1. Dividen tunai cash dividend
Jenis pembayaran dividen paling umum yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk uang yang dibayarkan kepada pemegang
sahamnya. Oleh karena itu perusahaan harus mengawasi kasnya apakah memungkinkan untuk melakukan cash dividend.
2. Dividen property
Jenis pembayaran dibayarkan dalam bentuk aset, namun cara pembagian dividen ini jarang digunakan. Pemegang saham akan
mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut.
3. Dividen skrip
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.
Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen likuidasi
Pada dividen tunai, dana diambil dari laba ditahan namun pada dividen likuidasi maka pembagian dividen dianggap sebagai pengembalian
modal yang disetor. Pembagian dividen likuidasi dicatat dengan cara mengurangi Agio Saham.
5. Dividen saham stock dividend
Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham
sebagai pengganti atau pelengkap dari dividen tunai.
2.1.2.2 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai
15
Universitas Sumatera Utara
26 dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi
dividen dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk saham stock dividend. Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang
perdebatan karena ada beberapa pendapat mengenai dividen. Pertama, pendapat
yang mengatakan dividen dibagi sebesar-besarnya relevant dividend; Kedua, kebijakan dividen tidak relevan; dan ketiga perusahaan membagi dividen sekecil
mungkin. Harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Apabila n =
∞, maka harga saham Po dapat dirumuskan sebagai berikut:
dimana: Po =
harga saham Dt =
dividen yang diharapkan pada periode t Ke =
tingkat diskontotingkat hasil yang diharapkan t
= periode waktu
Berdasarkan pada persamaan di atas, harga saham ditentukan oleh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dalam bentuk dividen dan tingkat hasil
yang diharapkan. Pendapat ini berasumsi bahwa hanya dividen yang dapat diterima sebagai penghasilan langsung dari perusahaan sehingga dividen
merupakan dasar penilaian terhadap harga saham. Dividen merupakan arus kas yang diharapkan setiap periode pada masa yang akan datang.
16
Universitas Sumatera Utara
27 Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena
peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham tersebut pada dasarnya adalah sebagai akibat dari kenaikan dari laba. Pemberian
dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen meskipun
perusahaan menderita kerugian Jensen, 1986. Pendapat kedua tentang Dividen Tidak Relevan the irrelevant of
dividend . Modigliani Miller 1961 mengatakan bahwa kebijakan dividen
tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba, bukan pada pembagian
laba perusahaan untuk dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil,
asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan
memberikan net present value yang positif, tidak perduli apakah dana yang digunakan diperoleh dengan menahan laba ataukah dari luar perusahaan dengan
menerbitkan saham baru. Dampak dari pilihan keputusan tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Kesimpulannya, keputusan dividen adalah tidak
relevan the irrelevant of dividend. Kelompok ketiga berpendapat agar dividen dibagi sekecil-kecilnya.
Pendapat sebelumnya mengatakan bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas pemikiran bahwa membagikan dividen dan menggantikan dengan
menerbitkan saham baru mempunyai dampak yang sama terhadap harga saham.
17
Universitas Sumatera Utara
28 Sayangnya analisis tersebut mengabaikan adanya biaya penerbitan saham
barubiaya emisi flotation cost. Biaya yang ditimbulkan akibat menerbitkan saham baru adalah fee untuk underwriter, biaya notaris, akuntan, konsultan
hukum pendaftaran saham dan lain sebagainya yang berkisar antara 2 sampai 4. Dengan adanya biaya-biaya tersebut, berarti sebagian kekayaan pemegang
saham diberikan kepada berbagai pihak sebagai flotation cost. Jadi bila perusahaan memiliki dana untuk investasi mengapa dana tersebut
dibagikan sebagai dividen, sehingga menimbulkan biaya flotation. Oleh sebab itu, mereka beranggapan dividen sebaiknya dibagi sekecil-kecilnya, sejauh dana
tersebut dapat digunakan untuk investasi yang menguntungkan atau memberi NPV positif.
Rozeff 1982 dan Easterbrook 1984 menyatakan ada keyakinan bahwa semakin banyak dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar
kemungkinan berkurangnya laba ditahan. Akibatnya, perusahaan harus mencari biaya eksternal untuk melakukan investasi baru. Namun biaya penerbitan sumber
pembiayaan ekternal menjadi mahal karena adanya flotation cost. Akibatnya pembayaran dividen menjadi mahal karena meningkatnya kebutuhan untuk
menambah modal eksternal yang lebih mahal.
2.1.2.3. Teori Kebijakan Dividen