penduduk yang disebabkan oleh pertambahan alami dan migrasi, 2 faktor sosial ekonomi yaitu mencakup kegiatan usaha masyarakat, 3 faktor sosial budaya mencakup perubahan pola
kehidupan atau tata cara kehidupan Mulyono Hendarto dalam Febi Anisia : 2011. Transportasi ternyata telah menjadi ciri kemajuan kebudayaan dan sekaligus menjadi
kebutuhan kebudayaan itu sendiri. Ketika kota-kota tua masih castangle mini dan belum berkembang seperti sekarang, transportasi merupakan barang mewah dan belum menjadi
kebutuhan umum. Ada empat faktor yang berpengaruh dalam proses pekembangan kota yaitu pertambahan populasi, peningkatan kompleksitas masyarakat, lingkungan, dan pekembangan
teknologi. Sifat perkembangan kota dapat dipisahkan menjadi dua pengertian yaitu perkembangan horizontal dan vertikal. Perkembangan Horizontal adalah pertambahanluasan
tambahan terbangun secara mendatar. Perkembangan seperti ini sering terjadi di pinggiran kota, dekat dengan jalan yang menuju kota, maupun dekat dengan pusat aktivitas baru, hal ini
dikarenakan harga lahan masih relatif murah. Perkembangan Vertikal adalah perkembangan yang ditandai dengan luas lahan terbangun masih tetap sedangkan ketinggian bangunan
bertambah. http:sumutprov.pertumbuhan+dan+perkembangan+transportasi.com,diakses pada tanggal 5
Juli 2011 pukul 16:00WIB.
2.4 Penataan Ruang Kota Dalam Aspek Lingkungan
Dengan diberlakukannya Undang- Undang Otonomi Daerah dan desentralisasi fiskal di tahun 2001, mulailah era baru dalam sistem pembangunan di daerah. Pada hakikatnya otonomi
daerah mengandung makna yaitu diberikannya wewenang authority pada pemerintah daerah menurut kerangka perundang-undangan yang berlaku untuk mengatur kepentingan interest
Universitas Sumatera Utara
daerah masing-masing. Melalui kebijakan otonomi daerah ini, pemerintah pusat mendesentralisasikan sebagian besar kewenangannya
pada Pemerintah Daerah. http:www.medantalk.comuzur- sistem-transportasi-medan, diakses pada tanggal 3
Desember 2011 jam 13:45 WIB. Dengan adanya peraturan yang ditetapkan dalam Undang-Undang maka pembangunan
yang dilakukan di setiap daerah harus ada kesepakatan bersama dengan masyarakat sekitar serta yang memilki hak seperti dengan izin terhadap kelurahan dan orang - orang yang berkepentingan
di dalamnya. Agar sarana dan prasarana yang di bangun memperolah hasil yang maksimal.
2.5 Fluktuatif Penggunaan Transportasi Di Kota Berkembang
Pasca Reformasi, kerugian yang diderita akibat masalah kesemrawutan transportasi ini apabila dikuantifikasikan dalam satuan moneter sangatlah besar, yaitu kerugian karena waktu
perjalanan menjadi panjang dan makin lama, biaya operasi kendaraan menjadi lebih besar dan polusi kendaraan yang dihasilkan semakin bertambah. Kesemrawutan ini disebabkan karena
tidak ada yang mau mengalah dalam memgemudi sehingga menyebabkan kemacetan, pemakaian Bahan Bakar Minyak BBM juga akan menjadi boros. Kondisi ini menyebabkan pengendara
juga menjadi tidak sabar dan menjurus pada tindakan yang tidak disiplin dan pada akhirnya memperburuk kondisi kemacetan. Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan adalah merupakan Undang-Undang yang telah ditetapkan dan harus dipatuhi oleh pengendara. httphusna rafali.pertumbuhan lalu lintas rewrwqdkn.co.id, diakses pada
tanggal 2 Desember 2011 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Faktor – Faktor Penyebab Kesemerawutan Transportasi