kesemerawutan yang terjadi pada masyarakat Padang Bulan terlihat dari kebisingan di jalan raya dan polusi udara yang kurang baik untuk kesehatan masyarakat Padang Bulan. Hal tersebut
menjadikan masyarakat tersebut sangat memahami dan mampu mempersepsikan kesemerawutan transportasi, dimana dasar dari persepsi itu sendiri yaitu adanya sesuatu yang telah didengar,
dilihat serta dirasakan oleh orang tersebut. Dalam interaksi sosial kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap
tingkah laku orang lain ataupun terhadap sesuatu apapun yang pada hakikatnya menghasilkan persepsi pada individu atau masyarakat. Hal itu bisa terjadi pada pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan lingkungannya yang mengakibatkan timbulnya rangsangan baik secara fisik ataupun non fisik yang terjadi akibat perilaku dari tindakan
seseorang.
2.2 Masalah Perkotaan Dalam Perspektif Peraturan Rambu-Rambu Lalu Lintas
Berdasarkan teori pertumbuhan dan perkembangan Kota menunjukan bahwa kota pada prosesnya akan selalu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan kota akan
membawa pengaruh implikasi negatif dan positif. Melalui kajian teori yang ada, diketahui bahwa laju pertumbuhan dan perkembangan kota dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan jumlah penduduknya. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya aktivitas kota yang berimplikasi terhadap meningkatnya jumlah perjalanan yang pada akhirnya menimbulkan
masalah transportasi berupa menyebabkan semerawutnya jalan raya dikarenakan macetnya jalan lalu lintas Zahnd dalam Febi Anisia : 2011.
Masalah perkotaan mencakup dua lingkup yaitu masalah eksternal dan internal Kota. Masalah eksternal adalah masalah yang disebabkan oleh aspek - aspek dari wilayah sekitar atau
Universitas Sumatera Utara
wilayah pengaruh atau wilayah lainnya. Sedangkan masalah internal adalah masalah yang disebabkan oleh aspek - aspek dari dalam kota itu sendiri. Contohnya, perilaku pengguna jalan
yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Masalah transportasi dalam hal ini adalah kesemrawutan transportasi yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas termasuk dalam jenis
masalah internal perkotaan.
2.3 Penataan Ruang Kota Berkaitan Dengan Masalah Kependudukan
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan sosial ekonomi yang heterogen, serta corak kehidupan secara matrealistik. Menurut
Permendagrino 2 tahun 1987 pasal 1 menyebutkan bahwa kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batasan administrasi yang diatur dalam perundang - undangan.
Pemukiman yang telah memperlihatkan ciri-ciri kehidupan perkotaan. Kota memiliki beberapa ciri-ciri yaitu : Secara ekonomi adalah konsentrasi penduduk
yang memiliki kegiatan usaha sektor non pertanian seperti industri, perdagangan, transportasi, perkantoran dan jasa yang sifatnya heterogen. Sosial budaya pluralisme budaya merupakan
pusat perubahan budaya yang dapat mempengaruhi pola nilai budaya yang ada. Secara fisik merupakan suatu lingkungan yang terbangun build up area yang didominasi oleh struktur
binaan. Secara geografis adalah suatu pemusatan penduduk dan kegiatan usaha yang secara geografis akan mengambil lokasi yang memilki nilai strategis secara ekonomi, sosial, maupun
fisiografis Bintarto, 2001. Perkembangan kota adalah perubahan secara menyeluruh yang menyangkut aspek sosial
ekonomi, sosial budaya, dan fisik dari suatu masyarakat. Perkembangan kota yang ditentukan dan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : 1 faktor penduduk yaitu pertambahan jumlah
Universitas Sumatera Utara
penduduk yang disebabkan oleh pertambahan alami dan migrasi, 2 faktor sosial ekonomi yaitu mencakup kegiatan usaha masyarakat, 3 faktor sosial budaya mencakup perubahan pola
kehidupan atau tata cara kehidupan Mulyono Hendarto dalam Febi Anisia : 2011. Transportasi ternyata telah menjadi ciri kemajuan kebudayaan dan sekaligus menjadi
kebutuhan kebudayaan itu sendiri. Ketika kota-kota tua masih castangle mini dan belum berkembang seperti sekarang, transportasi merupakan barang mewah dan belum menjadi
kebutuhan umum. Ada empat faktor yang berpengaruh dalam proses pekembangan kota yaitu pertambahan populasi, peningkatan kompleksitas masyarakat, lingkungan, dan pekembangan
teknologi. Sifat perkembangan kota dapat dipisahkan menjadi dua pengertian yaitu perkembangan horizontal dan vertikal. Perkembangan Horizontal adalah pertambahanluasan
tambahan terbangun secara mendatar. Perkembangan seperti ini sering terjadi di pinggiran kota, dekat dengan jalan yang menuju kota, maupun dekat dengan pusat aktivitas baru, hal ini
dikarenakan harga lahan masih relatif murah. Perkembangan Vertikal adalah perkembangan yang ditandai dengan luas lahan terbangun masih tetap sedangkan ketinggian bangunan
bertambah. http:sumutprov.pertumbuhan+dan+perkembangan+transportasi.com,diakses pada tanggal 5
Juli 2011 pukul 16:00WIB.
2.4 Penataan Ruang Kota Dalam Aspek Lingkungan