Teknik Analisa Data METODE PENELITIAN

4

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara melalui pengisian kuisioner yang pertanyaanya disampaikan kepada petani responden. Penentuan petani responden dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pengambilan contoh secara acak stratified sampling untuk petani yang belum memanfaatkan SRG dan metode teknik sensus untuk petani yang sudah memanfaatkannya. Pengambilan petani responden didasarkan pada petani yang tergabung didalam suatu gabungan kelompok tani. Jumlah responden yang diambil sebanyak 33 orang petani responden yang terdiri dari 29 petani yang belum memanfaatkan SRG dan empat orang petani responden yang sudah memanfaatkan SRG. Jumlah responden untuk petani yang belum memanfaatkan SRG diambil berdasarkan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya Tani yang menanam padi. Kemudian setelah dibagi menjadi lima kelompok tani, untuk menentukan contoh di tiap kelompok tani dilakukan dengan cara acak dan didapat 29 orang petani responden. Sementara itu pemilihan petani yang telah memanfaatkan SRG sebanyak empat petani karena dalam Gapoktan tersebut hanya empat petani tersebut saja yang memanfaatkan SRG dengan menggunakan metode teknik sensus.

4.4. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif, kemudian dilalanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Analisis kualitatif dilakukan bertujuan untuk menganalisis keragaan usahatani gabah di Desa Cipancuh sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani yang sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang belum memanfaatkanya berdasarkan penerimaaan dan biaya usahatani yang dikeluarkan, sedangkan RC rasio digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani. Penerimaan total usahatani total farm revenue merupakan nilai produk dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan 4 1 pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah Soekartawi, 1986 : TR = P x Q TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan ʌDWDVELD\DWXQDL = TR - biaya tunai ʌDWDVELD\DWRWDO = TR ± TC Keterangan : TR : total penerimaan usahatani yang dijual dalam bentuk gabah Rp TC : total biaya usahatani Rp P : harga output RpKg Q : jumlah output Kg ʌ : pendapatan atau keuntungan Rp Pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan revenue cost ratio adalah analisis RC. Analisis RC rasio dalam usahatani menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. Selain itu RC rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani. Rasio RC yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total. Rasio RC atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu. Rasio RC atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut Soekartawi, 1986 : RC rasio atas biaya tunai = TR biaya tunai RC rasio atas biaya total = TR TC 4 2 Keterangan : TR : total penerimaan usahatani Rp TC : total biaya usahatani Rp Secara teoritis RC menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai RC. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai RC rasio lebih besar dari satu RC 1, makin tinggi nilai RC menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai RC lebih kecil dari satu RC 1, usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak untuk diusahakan Soekartawi, 1986. Tabel 5. Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan RC Rasio per Hektar per Tahun Tanaman Tahunan No Keterangan Jumlah Harga per Satuan Rp Total Rp A Penerimaan B Biaya tunai 1 Bibit 2 Pupuk 3 Obat-obatan 4 Tenaga kerja luar keluarga 5 Irigasi Total biaya tunai C Biaya yang diperhitungkan 1 Penyusutan 2 Sewa lahan 3 Tenaga kerja keluarga Total biaya yang diperhitungkan D Total biaya B+C E Pendapatan atas biaya tunai A-B F Pendapatan atas biaya total A-D G RC atas biaya tunai AB H RC atas biaya total AD 4 3

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN