3 6
seperti biaya pembelian saran produksi, biaya untuk membayar tenaga kerja. Pengeluaran yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa
sebenarnya pendapatan kerja petani jika bunga modal dan nilai kerja kerluarga diperhitungkan Soeharjo dan Patong, 1973.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Salah satu masalah yang dihadapi negara Indonesia sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan melalui
pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pertanian. Hal ini bisa dilihat dengan semakin banyak digalakkannya pembangunan di bidang
pertanian utamanya sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani padi. Petani padi dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan
output, diperlukan biaya pengeluaran-pengeluaran yang digunakan dalam mempertahankan kelangsungan proses produksi tersebut.
Dalam usahatani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi
pada khususnya. Hal ini menjadi salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat yaitu
adanya peningkatan pendapatan dari petani tersebut.
Dalam usaha meningkatkan pendapatan usaha tani padi, pemerintah mengeluarkan salah satu kebijakan baru yaitu Sistem Resi Gudang SRG. Namun
pada pelaksanaannya belum banyak petani di Indonesia yang sudah memanfaatkan peraturan ini. Salah satu Resi Gudang tersebut berada di daerah
Indramayu, Jawa Barat. Tujuan dibangunnya Gudang tersebut di Indramayu karena Indramayu merupakan sentra penghasil padi di Jawa Barat, dimana Jawa
Barat merupakan wilayah penghasil padi terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan
pendapatan usahatani petani padi di Kecamatan Anjatan Indramayu yang telah memanfaatkan SRG dengan petani yang belum memanfaatkannya. Oleh karena
itu, dengan adanya penelitian yang membandingkan konsep usahatani konvensional dan yang memanfaatkan Resi Gudang ini diharapkan dapat
membantu pihak terkait khususnya petani dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan atau menerapkan sistem usahatani yang mana yang lebih
3 7
menguntungkan bagi petani. Adapun bagan kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 1.
3 8
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani Gabah
dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jayatani Indramayu
Pendapatan yang diperoleh petani gapoktan Jayatani rendah.
Petani SRG
Manfaat non ekonomis Manfaat ekonomis
Analisis Pendapatan Usahatani
x Analisis keragaan usahatani x Analisis pendapatan
usahatani
- Penerimaan usahatani
- Biaya usahatani
x Analisis efisiensi usahatani
Rekomendasi kepada petani dan pemerintah tentang pemanfaatan Sistem
Resi Gudang dalam usahatani di Desa Mangunjaya Indramayu
x Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
x Pembangunan di bidang pertanian sub sektor pertanian pangan.
x Peraturan pemerintah tentang Sistem Resi Gudang.
x Jawa Barat merupakan sentra penghasil padi di Indonesia.
x Pembangunan Gudang di Indramayu J
B t
Petani non Resi Gudang
3 9
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang
sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan para petani yang belum memanfaatkan sitem tersebut yang tergabung dalam Gapoktan Jayatani.
Pemilihan lokasi ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa daerah tersebut dekat dengan letak Gudang Resi Gudang yang ada di Indramayu. Penelitian lapang
dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April 2011 sampai bulan Juli 2011 untuk pengumpulan data. Karena pada saat tersebut di wilayah Desa
Mangunjaya dalam musim panen dan menunggu hasil penjualan gabah yang ada di gudang SRG.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan sebagai sumber data dan informasi adalah sebagai berikut :
1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung ke
lapangan, yaitu hasil wawancara dengan petani responden yang belum dan sudah memanfaatkan SRG dengan menggunakan daftar pertanyaan
kuisioner. 2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan pendukung data primer yang diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, PT.
Pertani selaku pengelola gudang, dan instansi-instansi terkait lainnya. Data sekunder juga diperoleh melalui beberapa literatur berupa data
pemanfaatan SRG yang pernah dilakukan berkaitan dengan kegiatan penelitian.