Analisis RC Rasio ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

6 8 Tabel 21. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani Petani yang Belum Memanfaatkan Sistem Resi Gudang di Desa Mangunjaya Periode Januari±April 2011 Komponen Nilai Rp A. Penerimaan Tunai 14.852.477,54 B. Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5 C. Total Penerimaan A+B 15.166.291,04 D. Biaya Tunai 7.539.987,545 E. Biaya Diperhitungkan 762.293,28 F. Total Biaya D+E 8.302.280.82 Pendapatan atas Biaya Tunai C-D 7.626.303,5 Pendapatan atas Biaya Total C-F 6.864.010,22 Berdasarkan tabel 20 dan tabel 21 diketahui bahwa pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang diterima oleh petani yang telah memanfaatkan SRG lebih besar daripada pendapatan atas biaya total petani yang belum memanfaatkan SRG. Rendahnya pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang diperoleh petani konvensional karena harga yang diterima lebih rendah dibandingkan petani yang memanfaatkan SRG. Dapat disimpulkan pula bahwa usahatani padi dengan memanfaatkan SRG lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang tidak memanfaatkan SRG.

6.5. Analisis RC Rasio

Analisis RC rasio terdiri dari RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. RC rasio atas biaya tunai diperoleh dari rasio antara penerimaan total dengan pengeluaran tunai. RC rasio atas biaya total diperoleh dari rasio penerimaan total dengan pengeluaran total. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai RC rasio lebih besar dari satu RC 1, semakin tinggi nilai RC menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai RC lebih kecil dari satu RC 1, maka usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak diusahakan. 6 9 Tabel 22. Penerimaan, Biaya, Pendapatan, dan RC Rasio Usahatani Padi Petani Gapoktan Jaya Tani Komponen Nilai Rp Nilai Rp Resi Gudang Konvensional A. Penerimaan Tunai 18.516.541,13 14.852.477,54 B. Penerimaan Diperhitungkan 417.210 313.813,5 C. Total Penerimaan A+B 18.933.751,13 15.166.291,04 D. Biaya Tunai 8.072.049,02 7.539.987,545 E. Biaya Diperhitungkan 911.606,6 762.293,28 F. Total Biaya D+E 9.117.855,62 8.302.280.82 Pendapatan atas Biaya Tunai C-D 10.727.502,11 7.626.303,5 Pendapatan atas Biaya Total C-F 9.815.895,51 6.864.010,22 RC atas Biaya Tunai 2,31 2.01 RC atas Biaya Total 2,08 1,83 Berdasarkan Tabel 22, RC rasio usahatani padi dibedakan berdasarkan metode penjualan yang diterapkan oleh petani yaitu yang memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang belum memanfaatkannya atau konvensional. Hasil perhitungan nilai RC rasio atas biaya tunai untuk petani konvensional adalah 2,01 dan 2,31 untuk petani SRG. Nilai 2,01 pada petani konvensional memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,01. Nilai 2,31 pada petani resi gudang memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,31. Hasil perhitungan rasio atas biaya total untuk usahatani petani konvensional adalah 1,83 dan 2,08 untuk petani resi gudang. Nilai 1,83 pada petani konvensional memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,83. Nilai 2,08 pada petani resi gudang memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,08. Tabel 19 juga menunjukkan bahwa RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total petani SRG memilik nilai yang lebih besar dibandingkan RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total petani konvensional. Hal ini disebabkan komponen penerimaan tunai dan penerimaan total petani konvensional lebih rendah dibandingkan petani SRG. Walaupun 70 demikian, dapat disimpulkan bahwa petani yang memanfaatkan SRG dan yang belum memanfaatkan SRG sama-sama menguntungkan. 71

VII. MANFAAT RESI GUDANG BAGI PETANI

7.1. Manfaat Sistem Resi Gudang

Dalam penerapan SRG yang dilakukan oleh petani responden di Gapoktan Jaya Tani, ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh petani responden. Manfaat tersebut terdiri dari dua jenis manfaat. Manfaat pertama adalah manfaat dari segi non ekonomis dan yang kedua adalah manfaat dari segi ekonomi. Manfaat dari segi non ekonomis yang dirasakan oleh petani responden yang telah memanfaatkan SRG terdiri dari manfaat penyimpanan, manfaat keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat penyimpanan yang dirasakan oleh petani responden adalah gabah yang dimiliki oleh petani bisa dititipkan di gudang SRG karena tidak memiliki tempat penyimpanan yang besar. Manfaat kedua yang dirasakan adalah manfaat keamanan, yaitu mendapatkan asuransi atas gabah yang mereka simpan. Berdasarkan asuransi atas gabah yang petani simpan di gudang SRG, maka petani akan mendapatkan jaminan keamanan atas gabah mereka. Hal ini menurunkan resiko yang diterima oleh petani atas gabah mereka. Asuransi didapatkan petani setelah gabah lolos uji mutu yang dilakukan oleh LPK yang ditunjuk pengelola gudang. Menurut petani responden, biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk menyimpan dan mendapatkan asuransi atas gabah mereka sangat ringan yaitu Rp 75,00 per kilogram untuk jangka waktu penyimpanan tiga bulan. Manfaat ketiga yang dirasakan oleh petani responden adalah manfaat jaminan mutu. Manfaat jaminan mutu yang didapat petani adalah gabah milik petani yang disimpan di gudang SRG sudah dipastikan merupakan barang dengan kualitas mutu yang baik. Mutu yang baik ditentukan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh LPK, dimana standar mutu yang diacu oleh LPK adalah standar mutu berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional BSN. Berdasarkan jaminan mutu pada gabah yang dimiliki oleh petani, petani dapat meningkatkan posisi tawar mereka kepada calon pembeli gabah. Peningkatan posisi tawar petani responden didapatkan karena petani memiliki gabah dengan kualitas yang baik dimana hal ini dibuktikan