Analisis Penerimaan Usahatani Padi

6 menggunakan mesin perontok. Perontokan padi dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan gabah dari malainya. Penggunaan mesin perontok dilakukan agar persentase rendemen padi rendah. Selain itu persentase padi yang tidak rontok rendah bila dibandingkan dengan menggunakan sistem gebot atau dibanting. Dengan demikian, hasil gabah yang didapat juga lebih banyak.

6.2. Analisis Penerimaan Usahatani Padi

Penerimaan usahatani padi terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan yang diterima oleh petani dalam bentuk uang tunai hasil dari penjualan produksi usahataninya. Penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan yang diterima petani dalam bentuk konsumsi padi dari hasil usahataninya. Jumlah dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan total petani untuk tiap kilogram padi yang dijual. Harga yang diterima petani atas padinya memiliki banyak ragam, hal ini dikarenakan perbedaan waktu panen, kualitas padi yang dijual dan metode penjualan hasil padi yang dilakukan. Penerimaan tunai adalah hasil perkalian antara hasil produksi yang dijual dengan harga yang diterima ditambah dengan padi yang disimpan dikurangi padi yang dikonsumsi dikalikan dengan harga jual yang berlaku saat itu. Penerimaan yang diperhitungkan adalah hasil perkalian dari jumlah padi yang dikonsumsi dikalikan dengan harga yang berlaku saat padi tersebut disimpan. Pada penelitian ini hasil usahatani petani responden dijual dalam dua jenis gabah, yaitu gabah kering panen GKP dan gabah kering giling GKG. Tabel 16 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan metode SRG. Pada petani yang telah menerapkan Sistem Resi Gudang dalam penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi GKP terendah yang diterima petani adalah sebesar Rp 2.700,00 per kilogram dan RP 3.000,00n per kilogram untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga Rp 2.884,46 per kilogram. Harga gabah kering giling GKG terendah yang diterima petani responden adalah sebesar Rp 3.600,00 per kilogram dan Rp 4.000,00 per kilogram untuk harga tertinggi dan Rp 3.920,00 per kilogram untuk harga rata-rata. Penerimaan tunai yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 15 adalah Rp 18.516.541,13 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP 6 1 yang dikonsumsi dengan nilai Rp 417.210,00. Penerimaan total yang diterima oleh petani responden adalah sebesar Rp 18.933.751,1 Tabel 16. Penerimaan Rata-rata per hektar Petani yang Memanfaatkan Sistem Resi gudang Periode Januari-April 2011 Penerimaan Jumlah kgha Harga Rata- rata Rpkg Nilai Rp Gabah Kering Panen 1446,89 2.884,46 4.173.496,33 Gabah Kering Giling 3.658,94 3.920,00 14.343.044,8 Penerimaan Tunai 18.516.541,13 Konsumsi RT Gabah Kering Panen 139,07 3.000,00 417.210 Gabah Kering Giling - - Penerimaan Diperhitungkan 417.210 Total Penerimaan 18.933.751,13 Tabel 17 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan metode konvensional. Pada petani yang masih menerapkan metode penjualan konvensional dalam penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi GKP terendah yang diterima petani adalah sebesar Rp 2.600,00 dan RP 3.300,00 untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga RP 2919,23. Harga gabah kering giling yang diterima petani sebesar Rp 3,300,00 untuk harga terendah Rp 3.600 untuk harga tertinggi dan Rp 3.400,00 untuk harga rata-rata. Penerimaan tunai yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 16 adalah Rp 14.852.477,54 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP yang dikonsumsi dengan nilai Rp 313.813,5. Penerimaan total yang diterima oleh petani responden adalah sebesar Rp 15.166.291,04 Tabel 17. Penerimaan Rata-rata per hektar Petani dengan Metode Penjualan Konvensional Periode Januari-April 2011 Penerimaan Jumlah kgha Harga Rata- rata Rpkg Nilai Rp Gabah Kering Panen 3.904,80 2.919,23 11.399.000,3 Gabah Kering Giling 1.015,73 3400 3.453.477,24 Penerimaan Tunai 14.852.477,54 Konsumsi RT Gabah Kering Panen 51,14 3025 154.698,5 Gabah Kering Giling 48,40 3287,5 159.115 Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5 Total Penerimaan 15.166.291,04 6 2 Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 terlihat bahwa rata-rata penerimaan total per hektar yang diterima petani yang memanfaatkan SRG lebih besar dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan SRG. Selain itu harga GKG tertinggi didapat petani karena memanfaatkan SRG sehingga memperoleh informasi harga dari PT Pertani selaku pengelola Resi Gudang dan mampu memperoleh harga terbaik. Hal ini dikarenakan harga yang diterima oleh petani yang memanfaatkan SRG lebih baik daripada petani yang menggunakan metode penjualan konvensional.

6.3. Analisis Biaya Usahatani