3 2
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Usahatani
Menurut Hernanto 1989 mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Organisasi ini ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis,
politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya. Menurut Soeharja dan Patong 1973, usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu
alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan
keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Menurut Hernanto 1989 ada empat unsur pokok dalam usahatani yang sering disebut
sebagai faktor-faktor produksi yaitu : 1. Tanah
Tanah merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi lain, distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Oleh
karena itu, tanah memiliki beberapa sifat yaitu : 1 luasnya relatif tetap atau dianggap tetap, 2 tidak dapat dipindah-pindahkan dan 3 dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tanah usahatani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara
membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil menyakap, pemberian negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan secara
monokultur maupun polikultur atau tumpangsari. 2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani digolongkan kedalam tiga jenis yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja
manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan
tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
3 3
ketrampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam. Oleh karena itu dalam prakteknya, digunakan satuan ukuran yang umum untuk
mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan kerja mulai dari persiapan hingga pemanenan
dengan menggunakan inventarisasi jam kerja 1 hari = 7 jam kerja lalu dijadikan hari kerja total HK total. Dalam teknis perhitungan, dapat dipakai konversi
tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu : 1 pria = 1 hari kerja pria HKP ; 1 wanita = 0,7 HKP ; 1 ternak = 2 HKP dan 1
anak = 0,5 HKP. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam dan luar keluarga.
3. Modal Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor
produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru yaitu produksi pertanian. Dalam usahatani, yang dimaksud dengan modal adalah
tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, ikan di kolam, bahan-bahan pertanian, piutang di bank, serta uang tunai. Menurut sifatnya, modal dibedakan
menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah bangunan dan modal tidak tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak,
ikan di kolam. Modal dalam usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal
diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit kredit bank, pelepas uangkeluargatetangga, hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.
4. Manajemen Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,
mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik- baiknya sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa
sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil.
Prinsip teknis tersebut meliputi : a perilaku cabang usaha yang diputuskan; b perkembangan teknologi; c tingkat teknologi yang dikuasai; d daya dukung
faktor yang dikuasai dan e cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar
pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain : a penentuan
3 4
perkembangan harga; b kombinasi cabang usaha; c pemasaran hasil; d
pembiayaan usahatani; e penggolongan modal dan pendapatan dan f ukuran-
ukuran keberhasilan yang lazim. Pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara
berbagai alternatif penggunaan sumberdaya yang terbatas yang terdiri dari lahan, kerja, modal, waktu dan pengelolaan. Hal ini dilakukan agar ia dapat mencapai
tujuan sebaik²baiknya dalam lingkungan yang penuh resiko dan kesukaran- kesukaran lain yang yang dihadapi dalam melaksanakan usahataninya
Soekartawi, 1986. Seorang penyuluh pertanian memiliki peran yang penting dalam memberikan petunjuk kepada petani dengan cara membantu petani melihat
permasalahannya, menganalisis permasalahan tersebut dan mengambil keputusan dengan benar.
Lebih lanjut Soekartawi 1986 menambahkan bahwa terdapat kaitan yang sangat erat antara ilmu usahatani dengan ilmu ekonomi. Hal ini dikarenakan ilmu
usahatani pada dasaranya memperhatikan cara-cara petani dalam memperoleh dan memadukan sumberdaya lahan, kerja, modal, waktu dan pengelolaan yang
terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multi disiplin karena harus
memperhatikan informasi, prinsi dan teori dari ilmu yang sangat erat kaitannya, seperti sosiologi dan psikologi maupun berbagai bidang ilmu tanaman dan ilmu
hewan. Menurut Soekartawi 1986 umumnya penelitian usahatani merupakan penelitian terapan dan mempunyai salah satu atau kedua tujuan umum di bawah
ini: 1. Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola
usahataninya sehingga mereka lebih mampu mencapai tujuannya. 2.
Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan pengelolaannya sehingga membantu di dalam perumusan kebijsanaan dan
perencanaan pembangunan yang lebih baik.
3.1.2. Keuntungan Usahatani