Interval = =
.................8 Rentang skala yang digunakan dalam analisis perceived quality
adalah sebagai berikut : 1,00 - 1,80 = sangat buruk
1,80 - 2,60 = buruk 2,60 - 3,40 = cukup
3,40 - 4,20 = baik 4,20 - 5,00 = sangat baik
3.4.5. Skala Semantic Differential
Skala semantic differential digunakan untuk menganalisis perceived quality. Metode skala ini digunakan untuk menganalisis arti
psikologis dari suatu objek dibenak responden. Metode ini dibuat dengan menempatkan dua skala penilaian dalam titik-titik ekuivalen
yang berlawanan yang disebut dengan bipolar. Biasanya diantara ekuivalen terdapat 5 atau 7 titik-titik baris skala dimana responden
menilai suatu konsep. Sebagai contoh butir-butir skala semantik : Baik
. . . . . . Sangat baik
Lambat . . . . . .
Sangat cepat Lemah
. . . . . . Sangat kuat
Pasif . . . . . .
Aktif Tahap-tahap penggunaan skala semantic differential :
1. Pemilihan konsep yang akan digunakan
2. Memetakan pilihan dan kata yang akan ditempatkan dalam titik
3. Observasi mengenai tanggapan responden terhadap faktor-faktor
dengan meminta kesediaan responden mengisi kolom-kolom alternatif yang tersedia
4. Menghitung rata-rata skor jawaban tersebut dan memetakan dalam
suatu grafik yang akan menggambarkan kecenderungan kutub positif dan negatif.
eals banyaknyak
dah nilaiteren
nggi Nilaiterti
− 8
, 5
1 5
= −
3.4.6. Uji Cochran
Uji Cochran digunakan untuk menganalisis brand association. Uji
ini dilakukan untuk menguji signifikansi hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek Simamora, 2002. Asosiasi yang saling
berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut.
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan uji Cochran untuk mengtahui atribut-atribut yang valid dari atribut-atribut yang telah
dipilih sebelumnya: 1.
Hipoteis yang akan diuji : 2.
Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut :
.................................................9
Dimana : C : Banyaknya asosiasi
Ri : Jumlah baris jawaban “ya” Ci : Jumlah kolom jalaban “ya”
N : Total besar 3.
Penetuan Q tabel Qtab : Dengan = 0,05, derajat kebebasan dk = k-1, maka diperoleh
Qtab 0’05 ; df dari tabel Chi Square Distribution.
4. Keputusan : Tolak H
dan tarima Ha, jika Qhit Qtab Terima H
dan tolak Ha, jira Qhit Qtab 5.
Kesimpulan : o
Jika tolak H berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada
semua atribut. Artinya, belum ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut
o Jika terima H
berarti proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian, semua dianggap sepakat
mengenai semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 4.1.1. Sejarah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah
Indonesia dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah
didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai
bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an,
Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional
tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi, Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF
mencapai lebih dari 60. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang
dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat
mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab
Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi