distribusi untuk ikut menjual produk yang terjamin penjualannya karena akan menguntungkan mereka juga.
3. Menarik minat pelanggan baru
Dengan tanpa bujukan, seseorang pasti akan menjajaki kemungkinan pembelian atas suatu produk bila seseorang yanmg
dikenalnya apalasi yang berintegritas dan kredibilita tinggi ternyata mengkonsumsi suatu produk tertentu. Kemungkinan
pembelian ini
akan bertambah
besar seiring
dengan meningkatnya frekuensi dan kuantitas pembelian orang yang dia
kenal tersebut. 4.
Memberi waktu untuk merespon ancaman-ancaman persaingan Jika pesaing mengembangkan suatu produk yang lebih unggul,
seorang pelanggan loyal tidak akan dengan serta merta mengalihkan pembeliannya ke merek pesaing. Ia akan
memberikan perusahaan waktu untuk merespon ancaman itu sehingga grafik penjualan perusahaan tidak akan turun
mendadak.
2.4. Penelitian Terdahulu
Gumilar 2005 melakukan penelitian mengenai Analisis Brand Equity Supermarket Matahari Market Place Bogor. penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui posisi brand awareness dibenak konsumen terhadap merek Supermarket “Matahari Market Place” diantara merek-merek supermarket
lain yang dikenal oleh konsumen, menganalisis brand association dibenak konsumen terhadap merek supermarket “Matahari Market Place”,
menganalisis perceived quality dibenak konsumen terhadap merek supermarket “Matahari Market Place” dan menganalisis brand loyalty pada
konsumen terhadap merek Supermarket “Matahari Market Place”. Dalam analisis brand awareness hasil analisis top of mind
menunjukkan bahwa 67 responden menyebutkan ’’Matahari Market Place” sebagai merek yang paling diingat dan hero berada diurutan ke-2
23. Hasil analisis brand recall menunjukkan bahwa responden paling banyak 43 mengingat kembali “Hero” sebagai merek supermarket,
sedangkan supermarket “Matahari Market Place” berada diurutan ke-2 33. Hasil analisis brand recognition menunjukkan bahwa seluruh
responden 100 telah mengenal merek supermarket “Matahari Market Place” tanpa perlu diberi bantuan. Hasil analisis brand unaware
menunjukkan bahwa tak ada seorangpun responden yang tidak mengenal supermarket “Matahari Market Place”.
Hasil analisis brand association menunjukkan bahwa asosiasi- asosiasi merek Supermarket “Matahari Market Place” yang membentuk
brand image Matahari Market Place adalah pelayanan yang baik terhadap konsumen, penampilan pramuniaga menarik, produk yang dijual lengkap,
ruangan bersih, suasana sejuk dan nyaman, serta pencahayaan ruangan yang lembut.
Hasil analisis perceived quality yang terlihat pada grafik semantic differensial menunjukkan atribut-atribut merek supermarket “Matahari
Market Place” berada pada sisi kanan atau kutub positif. Perceived quality supermarket “Matahari Market Place” berada pada posisi cukup hingga baik.
Dalam analisis brand loyalty, seluruh responden 100 tidak berencana pindah ke supermarket lain tetapi hasil switcher menunjukkan 8
responden termasuk dalam jenis pembeli switcher. Hasil analisis habitual buyer menunjukkan 81 responden termasuk dalam jenis pembeli habitual
buyer. Hasil analisis satisfied buyer menunjukkan 81 responden termasuk dalam jenis pembeli satisfied buyer. Hasil analisis liking the brand
menunjukkan 74 responden termasuk dalam jenis pembeli liking the brand. Hasil analisis committed buyer menunujukkan 23 responden termasuk
dalam jenis pembeli committed buyer. Pada piramida brand loyalty merek Supermarket “Matahari Market Place” tidak menggambarkan bentuk segitiga
terbalik. Selanjutnya, Saridewi 2006 melakukan penelitian mengenai Analisis
Elemen-Elemen Brand Equity kartu Shar-E pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bauran pemasaran merek Kartu Shar-E, mengetahui posisi tingkat brand awareness di benak pemegang Shar-E terhadap merk kartu Shar-E,
menganalisis brand association di benak pemegang Shar-E terhadap merek kartu shar-E, menganalisis perceived quality di benak pemegang shar-E
terhadap merek kartu shar-E dan menganalisis brand loyalty pemegang Shar- E terhadap merek kartu shar-E.
Pada analisis brand awareness, hasil analisis top of mind dapat diketahui bahwa merk kartu shar-E berada pada posisi tertinggi pada top of
Mind 65. Pada analisis brand recall, sebanyak 30 responden yang mengingat kembali merek BSM card. Pada analisis brand recognition dari
100 respoden pemegang Shar-E diketahui bahwa tak seorang pun yang perlu diberikan bantuan dalam mengenal kartu shar-E. Pada analisis brand
unaware, dari 100 responden pemegang shar-E diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang tidak mengenal merek kartu shar-E.
Pada analisis brand association kartu Shar-E dapat diketahui brand image kartu Shar-E yaitu produknya halal, produknya mudah diperoleh, kartu
investasi syariah pertama di Indonesia dan produk perbankan syariah yang inovatif. Pada analisis perceived quality kartu shar-E, atribut yang memiliki
nilai rataan tertinggi adalah kehalalan produk kartu Shar-E. Sedangkan program promosi dan iklan Shar-E merupakan atribut dengan nilai rataan
terendah. Pada analisis brand loyalty, terdapat 5 responden yang termasuk
dalam tingkatan switcher, 25 responden yang termasuk dalam tingkatan habitual buyer, 55 yang termasuk dalam tingkatan satisfied buyer, 54
responden yang termasuk dalam tingkatan liking the brand dan 7 responden yang termasuk dalam tingkatan commited buyer. Pada piramida brand loyalty
kartu Shar-E tidak memperlihatkan bentuk piramida yang terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa merk kartu shar-E belum memiliki brand equity yang
kuat. Persamaan yang terdapat pada kedua penelitian tersebut dengan
penelitian ini yaitu memiliki tujuan yang sama untuk menganalisis posisi tingkat brand awareness, menganalisis brand association, menganalisis
perceived quality dan menganalisis brand loyalty dengan metode yang sama pula menggunakan analisis deskriptif, skala semantic differential, skala
Likert, nilai rata-rata dan uji Cochran. Akan tetapi terdapat perbedaan pada tempat penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi tempat penelitian
merupakan suatu bank syariah yang berlokasi di Kota Bogor yang bergerak pada bidang jasa.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity PT. BMI Cabang Bogor, yaitu brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty. Pertama, dilakukan analisis brand awareness untuk mengetahui posisi merek PT. BMI Cabang Bogor. Kedua,
dilakukan analisis brand asociation untuk mengetahui asosiasi atau brand image PT. BMI Cabang Bogor bagi Nasabah BMI Cabang Bogor. Ketiga,
dilakukan analisis perceived quality untuk mengetahui persepsi mutu merek PT. BMI Cabang Bogor yang dirasakan Nasabah PT. BMI Cabang Bogor.
Terakhir, dilakukan analisis brand loyalty untuk mengetahui tingkat kesetiaan Nasabah PT. BMI Cabang Bogor terhadap merek PT. BMI Cabang
Bogor. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional PT. BMI Cabang Bogor
Analisis brand equity
Analisis brand awareness
Analisis
brand
loyalty Analisis brand
association Analisis
perceived quality
Brand equity
Pemilihan salah satu merek bank syariah
Bank syariah
Analisis deskriptif Uji Cochran
Nilai rataan Skala semantic
differential Analisis
deskriptif