II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank dan Bank Syariah
Pengertian bank dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir ke-3 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan dalam bentuk lainnya dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan menurut Kasmir 2004, bank adalah sebuah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa perbankan lainnya.
Jenis usaha bank yang berlaku di Indonesia ada 2, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang dasar
usahanya hanya berdasarkan peraturan perbankan pada umumnya. Sedangkan bank syariah selain menggunakan aturan perbankan pada umunya, juga
dilandasi oleh prinsip-prinsip syariah Islam. Menurut Antonio 2001 bank syariah adalah bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank yang tatacara beroperasinya mengacu pada ketentuan Al-Quran dan Hadits. Menurut Karim
2004 bank syariah merupakan suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan, memberikan pinjaman, dan
memberikan pelayanan jasa yang berlandaskan pada prinsip syariah Islam. Bank syariah berpedoman pada praktek usaha yang dilakukan di zaman
Rasullulah SAW. Bisnis perbankan syariah di Indonesia tergolong baru. Walaupun
perkembangan perbankan syariah tergolong pesat beberapa tahun terakhir, namun volume usaha perbankan syariah masih tergolong kecil dibandingkan
volume usaha total perbankan nasional. Selain itu, ketatnya persaingan mendorong bank-bank syariah untuk mampu menciptakan strategi pemasaran
yang jitu. Salah satu strategi pemasaran yang terbukti efektif adalah strategi
merek.
2.2. Merek
Menurut Aaker dalam Durianto, dkk 2001 merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap atau kemasan
untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang
dihasilkan para pesaing. Susanto, 2004 mendefinisikan merek merupakan kombinasi nama, kata, simbol, dan desain kemasan yang menjadi ciri khas
suatu produk yang membedakannya dengan pesaingnya. Merek merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan
dan memelihara loyalitas pelanggan. Sekitar 70 pelanggan menggunakan merek sebagai petunjuk alam membuat keputusan pembelian Susanto,
2004. Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah
kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melidungi dan meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah
seni dan bagian paling penting dalam pemasaran. American Marketing Association mendefinisikan merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut dan dimaksudkan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.
Kotler 2002 menjelaskan pada hakikatnya merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau
simbol lainnya. Merek sebenarnya janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu.
2.3. Ekuitas Merek brand equity