berfungsi  sebagai  proteksi  dan  terapi  untuk  penyakit  jantung  serta  kanker Wirakusumah 2007.
Total  lemak  dalam  bahan  pangan  dapat  diketahui  setelah  diekstrasi  dan dilakukan  penilaian  gravimetric.  Beberapa  metode  dapat  digunakan  untuk
mengekstrasi  lemak.  Hidrolisis  merupakan  salah  satu  metode  yang  umum digunakan, tetapi hanya untuk mengetahui total lemak tanpa tahu pembagiannya.
Sedangkan  untuk  mengetahui  kandungan  asam  lemak  harus  dilakukan saponifikasi dan esterifikasi Huyghebaert 2003.
2.6.4 Vitamin
Vitamin  adalah  senyawa  kimia  atau  zat  gizi  yang  sangat  penting  dan dibutuhkan tubuh walaupun dalam jumlah yang sangat kecil, untuk pemeliharaan
kesehatan dan pertumbuhan  normal dimana sebagian  besar tidak dapat disintesis oleh  tubuh,  sehingga  harus  masuk  ke  dalam  tubuh  melalui  bahan  makanan.
Vitamin  dikelompokan  menjadi  dua,  yaitu  vitamin  yang  larut  dalam  lemak vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air B1, B2, B3, B4, B5,
B6, B12, asam  folat, biotin, dan  vitamin  C Wirakusumah 1997. V itamin  yang
sangat  diperlukan  tubuh  diantaranya  vitamin  B1  tiamin,  B2  riboflavin,  asam folat,  B12  sianokobalalamin,  vitamin  C,  vitamin  A,  vitamin  D,  vitamin  E,  dan
vitamin K. Vitamin walaupun sifatnya mikro namun memiliki peran yang penting Muchtadi  2001.  Untuk  menguji  kandungan  vitamin  dalam  bahan  pangan  dapat
digunakan metode kromatografi Huyghebaert 2003.
2.6.5 Serat
Sayuran  merupakan  sumber  serat  utama.  Kandungan  serat  pada  sayuran sangat  bermanfaat  dalam  pencegahan  berbagai  penyakit.  Serat  makanan  dalam
diet sangat efektif mencegah berbagai penyakit dan gangguan pencernaan seperti sembelit  dan  diare,  divertikulum,  wasir,  karies  gigi,  jantung  koroner,  kanker
kolon,  kencing  manis  dan  batu  empedu. Serat  yang  merupakan  zat  non  gizi
terbagi  dari  dua  jenis,  yaitu  serat  kasar  crude  fiber  dan  serat  makanan  dietry fiber.  Serat  kasar  adalah  bagian  tanaman  pangan  yang  tersisa  atau  tidak  dapat
dihidrolisis  kembali  oleh  larutan  asam  sulfat  atau  natrium  hidroksida  dalam analisis  proksimat,  belum  menunjukkan  kandungan  serat  total  sedangkan  serat
makanan adalah serat yang tetap ada dalam usus besar setelah proses pencernaan. Nilai  serat  kasar  lebih  kecil  13-12  dari  nilai  serat  makanan  Soelistijani  1998.
Kandungan serat kasar dalam bahan pangan dapat dihitung setelah sample kering didestruksi  dengan  H
2
SO
4
dan  NaOH.  Kandungan  serat  kasar  dapat  diketahui setelah  beberapa  kandungan  utama  seperti  protein,  lemak,  karbohidrat,  dan  pati
dihilangkan AOCS 2006. Berdasarkan  jenis  kelarutannya,  serat  dapat  digolongkan  menjadi  dua,
yaitu serat tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. Sifat kelarutan ini sangat  menentukan  pengaruh  fisiologis  serat  pada  proses-proses  di  dalam
pencernaan  dan  metabolisme  zat-zat  gizi  Soelistijani  1998.  Selulosa, hemiselulosa dan lignin tergolong serat tidak larut air. Selulosa merupakan serat-
serat  panjang  yang  terbentuk  dari  homopolimer  glukosa  rantai  linier.  Rantai molekul pembentuk selulosa akan semakin panjang seiring dengan meningkatnya
umur  tanaman.  Di  dalam  tanaman,  selulosa  berfungsi  memperkuat  dinding  sel. Hemiselulosa  mempunyai  rantai  molekul  lebih  pendek  dibanding  selulosa.  Unit
ini  terdiri  dari  heksosa  dan  pentosa.  Hemiselulosa  berfungsi  sebagai  penguat dinding  sel  dan  cadangan  makanan  bagi  tanaman.  Lignin  termasuk  senyawa
aromatik  yang  tersusun  dari  polimer  fenil  propan.  Lignin  bersama-sama  dengan holoselulosa gabungan selulosa dan hemiselulosa berfungsi membentuk jaringan
tanaman Soelistijani 1998. Pektin,  musilase  dan  gum  tergolong  serat  yang  larut  dalam  air.  Pektin
merupakan  polimer  dari  glukosa  dan  asam  galakturonat  yang  terdapat  dalam dinding  sel  primer  tanaman  dan  berfungsi  sebagai  perekat  antara  dinding  sel
tanaman. Sifatnya membentuk gel dan dapat mempengaruhi metabolisme zat gizi. Musilase  mempunyai  struktur  mirip  hemiselulosa  dan  ditemukan  dalam  lapisan
endosperm  biji  tanaman.  Musilase  mampu  membentuk  gel  seperti  pektin.  Gum terdapat  pada  bagian  lamela  tengah  atau  diantara  dinding  tanaman.  Gum  juga
mampu membentuk gel dan mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai penutup dan pelindung tanaman yang terluka Soelistijani 1998.  Dalam jaringan
tumbuhan  kandungan  serat  tersebut  tersusun  di  dinding  sel  dengan  jumlah  yang berbeda  pada  tiap  bagian.  Penyebaran  komponen  serat  pada  dinding  sel  dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Penyebaran komponen serat pada dinding sel; arah panah menunjukkan meningkatnya konsentrasi komponen
ML=Mittellamela, PW=dinding primer sel, SW= Dinding sekunder sel
Frohne 1985
Kandungan  protopektin  ada  pada  dinding  primer  dan  meningkat  di mittellamela. Hemiselulosa terdapat di dinding sekunder dan meningkat sampai ke
dinding  primer.  Selulosa  terdapat  di  dinding  primer  dan  meningkat  sampai  ke dinding  sekunder,  sedangkan  selulosa  terdapat  di  semua  bagian  dinding  sel  dan
semakin meningkat ke mittellamela Frohne 1985.
2.7 Mineral dan Fungsinya