Bioekologi Habitat dan Faktor Habitat yang Berpengaruh

2.4.1. Bioekologi

Cuaca dan laut terjadi interaksi yang erat. Perubahan cuaca akan mempengaruhi kondisi laut. Angin misalnya sangat menentukan terjadinya gelombang dan arus di permukaan laut, dan curah hujan dapat menentukan salinitas air laut. Kondisi perairan dapat pula mempengaruhi keberadaan biota yang ada di dalam perairan tersebut. Adanya perubahan iklim yang berdampak terhadap peningkatan suhu permukaan laut mengakibatkan terganggunya jalur migrasi dan waktu migrasi dari lumba-lumba. Sebagian dari lumba-lumba dan paus hidup pada perairan yang hangat. Migrasi yang dilakukan mamalia di daerah ekuator dari arktik dan antartika bertujuan untuk mendapatkan makanan dan untuk beradaptasi terhadap suhu hangat Andersen 1969 in Wahyudi 2010. Suhu merupakan faktor penting dalam proses biologis bagi organisme dan proses ekologis di sekitarnya. Suhu air permukaan di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28-31 o C. Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor-faktor meteorologi seperti; curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan itensitas cahaya, oleh sebab itu biasanya suhu permukaan mengikuti pula pola musiman. Di perairan Teluk Jakarta ditemukan suhu air dengan rata-rata bulanan bervariasi antara 28-30 o C Nontji 2005 Salinitas menggambarkan konsentrasi seluruh ion yang terdapat di perairan. Beberapa jenis lumba-lumba memiliki toleransi terhadap salinitas. Hal ini dapat diketahui dengan aktivitas beberapa lumba-lumba yang mampu berenang atau mencari makan sampai ke wilayah estuari. Menurut Gawarkiewicz et al. 1988 in Ali 2006 distribusi lumba-lumba dibatasi oleh gradien salinitas di permukaan laut. Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari masa air laut menuju kestabilan yang terjadi secra terus menerus. Arus perairan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan alur pelayaran bagi kapal-kapal. Arus juga dapat dimanfaatkan oleh lumba-lumba dalam aktivitas renang. Beberapa spesies lumba- lumba dijumpai berenang di depan atau samping kapal dengan memanfaatkan arus yang dihasilkan dari kapal. Arus yang terdapat di perairan dimanfaatkan lumba- lumba untuk menghemat energi saat melakukan aktivitas renang Andersen 1969 in Wahyudi 2010. Nekton atau yang biasa disebut ikan memiliki peranan penting dalam kehidupan di dalam air. Keberadaan ikan di dalam perairan memiliki peran konsumen dalam rantai makanan. Lumba-lumba yang menjadi konsumen tingkat tinggi atau predator sangat tergantung terhadap keberadaan ikan untuk memenuhi kebutuhan makannya Hutabarat Evans 1985. Weber dan Thurman 1991 in Wahyudi 2010 menyatakan bahwa lumba-lumba dan porpoise kebanyakan pemakan ikan, walaupun mereka juga memakan cumi-cumi. Mereka memangsa bermacam-macam ikan dengan giginya. Lumba-lumba kecil makanann utamanya ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang berada di zona epipelagik di perairan laut terbuka, beberapa spesies makananya adalah ikan dasar dan ikan dekat dasar di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai.

2.4.2. Daerah penyebaran dan migrasi