sebuah garis gelap dengan lebar yang bervariasi dan memanjang dari wajah hingga anus.    Garis  ini  akan  nampak  melebar  dan  bertambah  gelap  dengan  bertambahnya
umur.    Punggungya  berwarna  abu-abu  kecoklatan  gelap,  sedangkan  sisi  bawahnya warna krem  dan bagian  perutnya berwarna putih atau merah muda  dengan panjang
mencapai 2,7 m dan bobot 219 kg Priyono 2001. Orcaella brevirostris Irrawaddy Dolphin memiliki kepala bulat secara luas
dan  tidak  memiliki  paruh.    Sirip  dorsal  kecil  dan  lebar,  menyerupai  dayung  untuk memudahkan  pergerakan.    Pola  warna  bervariasi  antara  abu-abu  gelap  ke  abu-abu
terang.    Panjang  maksimumnya  mencapai  275  cm,  tapi  rata-rata  hanya  210  cm, dengan berat tubuh 115-130 kg.
Lumba-lumba lrrawaddy menyukai daerah pantai, terutama yang berlumpur, air  payau  di  mulut  sungai  dan  tidak  melakukan  migrasi  untuk  menjelajah  jauh  ke
lepas  pantai.    Menurut  Hoyt  2005,  lumba-lumba  Irrawaddy  melakukan perkawinan,  melahirkan,  perawatan  anak,  dan  mencari  di  daerah  pantai  inshore
dan  sungai.    Beberapa  populasi  terbatas  pada  air  tawar.    Mereka  sering  terlihat berada di daerah yang sama dengan lumba-lumba hidung botol Tursiops truncatus
dan lumba-lumba bongkok Sousa chinensis. Satwa  lumba-lumba  dan  paus  dengan  bentuk  badan  seperti  ikan  termasuk
ordo  cetacea  yang  hidup  dilingkungan  perairan.    Untuk  mampu  bergerak  dengan efektif  dalam  lingkungan  perairan,  tubuh  lumba-lumba  sangat  hidrodinamis  seperti
tropedo atau  streamline,  dengan bagian ujung tubuh  yang meruncing dan  langsing, sehingga  memungkinkan  bergerak  dalam  air  tanpa  hambatan  yang  berarti.    Sirip
ekor  pada  lumba-lumba  berposisi  mendatar  tidak  tegak  atau  berdiri,  serta  bergerak naik  turun  untuk  membantu  mendorong  tubuhnya.    Untuk  bergerak  dalam  air,
lumba-lumba  dilengkapi  pula  dengan  sirip  dada  dan  sirip  punggung  dan  memiliki moncong yang panjang serta ukuran tubuh yang lebih kecil.  Panjang tubuh lumba-
lumba  terbesar  umumnya  dibawah  5  meter  dengan  usia  produktif  dicapai  antara umur 1,5-2,6 meter  Priyono 2001.
2.3. Tingkah Laku Lumba-lumba
Lumba-lumba  termasuk  dalam  ordo  cetacea.    Cetacea  melakukan  berbagai macam  gerakan dan tingkah laku  yang berhubungan dengan kehidupanya. Tingkah
laku  ini  sangat  beragam,  mulai  dari  yang  sangat  jelas  terlihat  sampai  yang  sangat
jarang  dilakuakan,  namun  dapat  dipelajari  beberapa  jenis  tingkah  laku  dari  cetacea sehungga bias mengartikan tingkah laku tersebut.
Paus  dan  lumba-lumba  seringkali  melakukan  aktivitas  melompat  ke  udara dengan  kepala  terlebih  dahulu  dan  menjatuhkan  diri  kembali  ke  air.    Aktivitas  ini
disebut dengan istilah breaching.  Aktivitas breaching ini masih merupakan misteri namun  terdapat  beberapa  alasan  yaitu  sebagai  suatu  tanda,  menghilangkan  parasit
yang menempel pada tubuh  mamalia tersebut,  untuk  kekuatan, sekedar kesenangan dan suatu bentuk komunikasi pada kelompok mereka Carwadine 1995.
Beberapa  mamalia  laut  kecil  seperti  lumba-lumba  mampu  melakukan lompatan  yang  sangat  tinggi  dan  terkadang  melakukan  gerakan  salto,  berputar  dan
berbalik  sebelum  masuk  kembali  ke  air  dan  gerakan  ini  disebut  dengan  aerials Carwadine  1995.    Disamping  itu  aktivitas  lainya  adalah  bowriding.    Carwadine
1995  menjelaskan  bahwa  bowriding  adalah  aktivitas  berenang  yang  dilakukan lumba-lumba  mengikuti  gerakan  ombak  yang  terjadi  akibat  gerakan  kapal  dan
mengikuti  kapal  tersebut.    Aktivitas  ini  merupakan  salah  satu  bentuk  peramainan yang dilakukan lumba-lumba.
Sphyop  adalah  gerakan  memunculkan  kepala  ke  permukaan  air.    Gerakan  ini berfungsi  untuk  mengamati  keadaan  disekitarnya  karena  jarak  pandang  di  udara
lebih  jauh  dibandingkan  didalam  air.  Sementara  aktivitas  lainnya  adalah  gerakan mengangkat  flukes  atau  ekor  tersebut  kedalam  air  yang  disebut  dengan  lobtailing.
Diduga hal ini berkaitan dengan agresifitas lumba-lumba dan paus dengan salah satu cara komunikasi Carwadine 1995.
Menurut  Shane  1990  in  Siahainenia  2008,  lumba-lumba  memiliki  tingkah laku sosial yang ditandai dengan :
1.  Greeting:  lumba-lumba  melakukan  greeting  pada  beberapa  keadaan  ketika bertemu kelompoknya dengan cara berenang cepat diantara yang lainnya di
permukaan air sambil  ekornya digerakkan atau dengan  cara mengeluarkan suara;
2.  Rough  housing:  lumba-lumba  dengan  penuh  semangat  membuat  keributan dan kegaduhan dengan menggunakan rostrum dan flukes untuk menyambut
anaknya yang baru dilahirkan;
3.  Alloparental  care:  lumba-lumba  muda  berenang  dan  bermain  bersama lumba-lumba  dewasa  lainnya  babysister  selama  lebih  dari  1  jam  ketika
ibunya mencari makan pada jarak beberapa ratus meter dari mereka. Menurut  Karczmarski  dan  Cockcroft  1999  in  Karczmarski  et  al.  2000
tingkah laku lumba-lumba dapat dikelompokkan menjadi empat, antara lain: 1.   Foraging feeding yaitu perilaku berupa menyelam dengan arah tak tentu di
satu lokasi, muncul ke permukaan dan bernafas berkali-kali, mengejar ikan, dan memakannya.
2.  Travelling  yaitu  melakukan  renang  ke  arah  tertentu  dan  melakukan penyelaman secara berkelompok, muncul  ke permukaan air, dan mengejar
ikan secara berkelompok. 3.  Resting  yaitu  perilaku  istirahat,  terkadang  terlihat  mengapung,  jarang
muncul ke permukaan, dan sesekali melakukan renang secara pelan. 4.  Socializing  dan  playing  yaitu  perilaku  agresif  seperti  melompat  keluar  air,
berenang  di  gelombang  pada  daerah  selancar,  dan  renang  secara  cepat dengan merubah arah tujuan atau sering bersentuhan tubuh dengan lumba-
lumba lain.
2.4.  Habitat dan Faktor Habitat yang Berpengaruh