Nekton  atau  yang  biasa  disebut  ikan  memiliki  peranan  penting  dalam kehidupan  di  dalam  air.    Keberadaan  ikan  di  dalam  perairan  memiliki  peran
konsumen  dalam  rantai  makanan.    Lumba-lumba  yang  menjadi  konsumen  tingkat tinggi  atau  predator  sangat  tergantung  terhadap  keberadaan  ikan  untuk  memenuhi
kebutuhan  makannya  Hutabarat    Evans  1985.    Weber  dan  Thurman  1991  in Wahyudi  2010  menyatakan  bahwa  lumba-lumba  dan  porpoise  kebanyakan
pemakan  ikan,  walaupun  mereka  juga  memakan  cumi-cumi.    Mereka  memangsa bermacam-macam  ikan  dengan  giginya.    Lumba-lumba  kecil  makanann  utamanya
ikan-ikan  kecil  dan  cumi-cumi  yang  berada  di  zona  epipelagik  di  perairan  laut terbuka,  beberapa  spesies  makananya  adalah  ikan  dasar  dan  ikan  dekat  dasar  di
perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai.
2.4.2. Daerah penyebaran dan migrasi
Lumba-lumba  hampir  dijumpai  di  seluruh  perairan  laut  di  dunia,  bahkan beberapa jenis hidup di perairan sungai.  Banyak diantara lumba-lumba yang hidup
di  perairan  pantai.    Di  perairan  Indonesia  jenis-jenis  lumba-lumba  di  Indonesia, jenis-jenis  lumba-lumba  sebagaimana  jenis  paus  terutama  banyak  dijumpai  di
perairan Indonesia Timur . Delphinus  delphis  Short-Beaked  Common  Dolphin  memiliki  daerah
penyebaran  dijumpai  di  seluruh  perairan  laut  dari  Selat  Malaka  hingga  Irian  Jaya. Tursiops truncatus Bottlenosed Dolphin menghuni perairan pantai sekitar perairan
Laut  Cina  Selatan,  Laut  Sawu,  Selat  Sunda,  Pulau  Bangka,  Selat  Malaka, Halmahera,  Pulau  Seram,  Laut  Jawa,  dan  Laut  Arafura.    Sousa  chinensis  Indo-
Pacific  Hump-backed  Dolphin  atau  sering  disebut  lumba-lumba  bongkok  tersebar dari  perairan  laut  Utara  Australia  dan  Laut  China  selatan  di  bagian  Timur,  serta
sekitar  perairan  pantai  lautan  Hindia  hingga  Selatan  Afrika  sedangkan  di  perairan Indonesia  lumba-lumba  jenis  ini  di  jumpai  di  Laut  Sawu  dan  peraian  laut  lainnya
Priyono 2001. Jenis  Stenella  banyak  dijumpai  hampir  di  seluruh  perairan  di  Indonesia.
Stenella  attenuata  Pantropical  Spotted  Dolphin  memiliki  daerah  penyebaran  di Indonesia  di  perairan  Laut  Banda,  Halmahera,  Pulau  Sohor,  Irian  Jaya,  Selat
Malaka,  pantai  Barat  Sumatera,  Ambon,  Laut  Sawu,  dan  Maluku.    Stenella longirostris  Spinner  Dolphin  terdapat  hampir  di  seluruh  perairan  laut,  terutama
Laut Jawa, Sumatera, Pulau Lembata, Halmahera, Selat Sunda, Maluku hingga Irian Jaya.    Stenella  coeruleoalba  Striped  Dolphin  di  Indonesia,  jenis  lumba-lumba  ini
terdapat di Selatan Pulau Jawa Priyono 2001. Steno  bredanensis  Rough-Toothed  Dolphin  atau  sering  disebut  lumba-
lumba  gigi  kasar  memiliki  daerah  penyebaran  di  perairan  Lamalera  Pulau Lembata, dan Nusa Tenggara Timur.  Grampus griseus Rissos Dolphin memiliki
daerah  penyebaran  yang  cukup  luas,  mereka  menghuni  perairan  laut  dalam  dan lereng  benua  tropis  hingga  subtropis.    Di  perairan  Indonesia,  lumba-lumba  ini
dijumpai antara lain di Samudera Hindia, Halmahera, Pulau Solor, Irian Jaya hingga Arafura Priyono 2001.  Lagenodelphis hosei Frasers Dolphin tersebar di sekitar
Pulau Lembata, Laut Sawu, dan Sulawesi Rudolph 1997 in Priyono 2001. Berbeda  dengan  lumba-lumba  jenis  lainnya  lumba-lumba  Orcaella
brevirostris  Irrawaddy  Dolphin  memiliki  distribusi  terutama  di  pantai  yang dangkal,  payau,  perairan  tawar,  di  mulut  sungai-sungai  di  Asia  Tenggara  dan
Australia.    Spesies  ini  ditemukan  juga  di  Paparan  Sunda  dan  Paparan  Sahul  mulai dari Sungai Belawan Deli di timur Laut Sumatra; Belitung; Pantai Utara DKI Jakarta
Jawa Timur; pantai selatan DKI Jakarta; Kepulauan Bunguran, Kepulauan Natuna; sungai  mulut  sepanjang  pantai  Sarawak,  Brunei,  dan  Sabah,  Seruyan  dan  Sungai
Mahakam, termasuk Semayang, Melintang, dan Danau Jempang, Kalimantan Timur, Sungai Kumai di Kalimantan Tengah, Teluk Cenderawasih Geelvink Bay di Barat
Laut New Guinea, Selatan New Guinea dari pantai timur ke Merauke Teluk Papua Priyono 2001.
Pergerakan  musiman  beberapa  lumba-lumba  dari  dan  ke  beberapa  daerah disebabkan oleh variasi  suhu perairan, migrasi  dari ikan  yang menjadi  mangsa dan
cara  makannya.    Beberapa  lumba-lumba  pantai  dari  lintang  tinggi  memperlihatkan dengan  jelas  kecenderungan  ke  arah  pergerakan  musiman  dengan  mengadakan
penjelajahan  lebih  ke  selatan  pada  musim  dingin.    Beberapa  hewan  pantai  tinggal dalam  daerah  yang  terbatas  Purnomo  2001.    Leatherwood  dan  Reeves  1990  in
Purnomo  2001  menyatakan  bahwa  distribusi  lumba-lumba  di  daerah  tempat tinggalnya  berubah-ubah  secara  musiman,  diduga  ada  tiga  faktor  yang
mempengaruhinya: Perubahan distribusi musiman dan mangsa, tekanan predator dan kebutuhan reproduksi.
2.4.3. Ancaman