4.6. Lumba-lumba dan Karakteristik Sosial Masyarakat Kepulauan
Seribu
Sebagian  besar  mata  pencaharian  penduduk  di  Kepulauan  seribu  adalah nelayan terutama pulau Panggang.  Nelayan di Pulau panggang berlayar ke daerah
perairan pulau  Karang Congkak.   Setiap harinya  sekitar 7 nelayan  yang berlayar untuk  mencari  ikan  atau  cumi  di  perairan  sekitar  Pulau  Karang  Congkak,  ini
tergolong  sepi  dan  biasanya  hanya  nelayan  yang  berperahu  kecil  yang  berlayar disini  karena keadaan perairan  yang tidak terlalu  dalam.  Sepinya perairan pulau
ini  membuat  pulau  ini  menjadi  jalur  migrasi  lumba-lumba,  karena  suara  motor dapat  mengganggu  lumba-lumba.    Oleh  masyarakat  di  daerah  ini  lumba-lumba
hanya  dimanfaatkan  sebagai  penghibur  apabila  berjumpa  dengan  kemunculan lumba-lumba.    Hal  ini  berbeda  dengan  kondisi  di  pantai  Lovina  yang
memanfaatkan  lumba-lumba  sebagai  obyek  pariwisata.    Bahkan  keberadaan lumba-lumba  di  saat  dapat  mempengaruhi  pendapatan  nelayan  yang  asalnya
nelayan  pencari  ikan  sekarang  menjadi  nelayan  wisata  yang  mengantarkan  para wisatawan Purnomo 2001
Keadaan  yang  berbeda  dalam  memanfaatkan  lumba-lumba  di  Kepulauan seribu  dengan  di  pantai  Lovina  ini  dikarenakan  kemunculan  lumba-lumba  di
pantai Lovina cenderung lebih banyak dan sering apabila dibandingkan dengan di Kepulauan  Seribu.    Jumlah  lumba-lumba  lambat  laun  terus  berkurang  ini  karena
adanya  ancaman  akan  biota  tesebut  atau  habitat  biota  tersebut.    Ancaman  yang menimpa  lumba-lumba  meliputi  penangkapan  terkena  jaring  nelayan,
pencemaran,  kerusakan  habitat  karena  kegiatan  proyek  fisik,  menurunnya  mutu habitat  yang  berakibat  berkurangnya  bahan  makanan.    Untuk  lumba-lumba
ancaman  yang  paling  utama  adalah  penangkapan  dengan  menggunakan  jaring untuk menangkap ikan tuna, karena biasanya lumba-lumba berenang bersama ikan
tuna  maka  sering  kali  lumba-lumba  juga  ikut  tertangkap  Purnomo  2001. Ancaman akan lumba-lumba di perairan Pulau Karang Congkak tidak saya temui
saat penelitian karena lumba-lumba di daerah ini tidak diburu dan ditangkap. Hal ini  terkait  dengan  mitos  yang  dilarang  untuk  menangkap  dan  memburu  lumba-
lumba.    Selain  itu  habitat  perairan  yang  belum  mendapat  gangguan  dari  proyek fisik membuat perairan ini cocok untuk habitat lumba-lumba.
4.7. Aspek Pengelolaan.