Kelimpahan plankton Keterkaitan antara Keberadaan Lumba-lumba dan Karakteristik

Kecepatan angin berdasarkan waktu kemunculan yang dikonversi meggunakan skala Beaufort pada saat pengamatan adalah berkisar antara 1-10 knot. Selama penelitian, kecepatan angin sangat bervariasi lumba-lumba lebih sering muncul pada kisaran kecepatan angin 1-6 knot yaitu sebanyak 8 titik perumpaan. Pada kisaran tersebut, kondisi permukaan air laut sangat tenang, terbentuk sedikit riak di permukaan dan tampak seperti cermin, namun tidak terbentuk buih skala Beaufort = 1 atau 2. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan 2001 di Taman Nasional Komodo, Ali 2006 di Buleleng Bali dan Setiawan 2004 di Laut Flores menyatakan bahwa semua pemunculan Cetacea terjadi pada kondisi skala Beaufort sama dengan 1 bagus atau 2 lumayan. Pada kisaran kecepatan angin antara 7-10 knot, lumba-lumba sangat jarang muncul, selama pengamatan hanya 2 kali muncul saat kisaran kecepatan angin tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat itu kecepatan angin mempengaruhi kondisi permukaan air laut menjadi mulai berombak besar, puncaknya mulai pecah bahkan sampai berbentuk buih skala Beaufort 3 atau 4.

4.4.6. Kelimpahan plankton

Nekon atau yang biasa disebut ikan memiliki peranan penting dalam kehidupan di dalam air. Keberadaan ikan di dalam perairan memiliki peran konsumen dalam rantai makanan. Lumba-lumba yang menjadi konsumen tingkat tinggi atau predator sangat tergantung terhadap keberadaan ikan untuk memenuhi kebutuhan makanya Hutabarat Evans 1985. Lumba-lumba meupakan hewan karnivora yang memakan hampir semua ikan pelagis dan cumi-cumi. Plankton merupakan produsen dalam tropik lavel di perairan. Berdasarkan pengamatan ikan yang terdapat saat lumba-lumba melakukan aktivitas makan yaitu ikan kecil seperti ikan terbang dan cumi-cumi. Hal ini karena lumba-lumba ditemukan di daerah dekat tubir dan di dekat tubir banyak ditemui ikan kecil dan cumi-cumi kecil. Hal ini sesuai seperti pernyataan Weber dan Thurman 1991 bahwa lumba- lumba kecil makanann utamanya ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang berada dizona epipelagik di perairan laut terbuka, beberapa spesies makananya adalah ikan dasar dan ikan dekat dasar di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai. Kelimpahan plankton pada setiap perjumpaan memiliki kelimpahan yang berbeda dan jenis organisme yang berbeda, kelimpahan fitopalnkton lebih banyak apabila dibandingkan dengan zooplankton Tabel 7. Kelimpahan plankton tertinggi untuk Fitoplankton dari semua hari pengamatan terdapat pada kelas Bacillariophyceae yaitu sebesar 42 sedangkan untuk zooplankton terdapat pada kelas Ciliata Gambar 11. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyebakken 1987 bahwa diatom Bacillariophyceae dan dinoflagellata Dinophyceae merupakan fitoplankton yang paling berlimpah di lautan. Kelimpahan total dari semua pengamatan yang paling banyak yaitu pada pengamatan titik perjumpaan yang ke 5 sebesar 347.250 indm 3 , sedangkan yang paling sedikit yaitu pada pengamatan pertama dengan jumlah 61.500 indm 3 Gambar 11 Berdasarkan hasil kelimpahan plankton dapat dikatakan bahwa perairan Pulau Karang Congkak memiliki kondisi yang masih cukup bagus, sehingga plankton dapat memanfaatkan secara optimal unsur hara yang ada untuk berproduksi dan menghasilkan makanan bagi bitota lainnya. Perbedaan kelimpahan antara fitoplankton dengan zooplankton menggambarkan suatu piramida makanan dimana produsen memiliki jumlah yang paling besar daripada konsumenya. Jadi dalam suatu perairan jarang ditemukan keadaan dimana kedua- duanya berlimpah. Keanekaragaman, keseragaman dan dominansi merupakan suatu ciri yang unik dalam suatu orgnisme kehidupan yang disebut komunitas. Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkatan komunitas berdasarkan organisasi komunitasnya suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi bila komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies yang dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah. Tabel 7 . Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E dan Dominansi D Plankton di perairan Pulau Karang Congkak Pengamatan FITO ZOO H E D H E D 1 2,2685 0,1371 0,8596 0,3144 0,8558 0,2862 2 1,0781 0,4381 0,4906 1,2798 0,3010 0,9232 3 1,7434 0,2538 0,7571 1,4925 0,2430 0,9273 4 1,5494 0,3043 0,6235 1,4768 0,2399 0,9176 5 1,2993 0,4088 0,5913 0,4298 0,8157 0,2671 6 1,2829 0,3319 0,7160 0,6432 0,6420 0,5855 7 1,2562 0,3428 0,7011 0,7011 0,6176 0,6382 8 1,2221 0,3776 0,6821 0,6931 0,5001 0,9999 9 1,0165 0,5057 0,5673 0,4706 0,7055 0,6790 10 1,5753 0,2448 0,8792 0,8537 0,4974 0,7771 Nilai Indeks keanekaragaman jenis untuk plankton termasuk kedalam klasifikasi keragaman kecil Tabel 7 yaitu penyebaran individu tiap jenis rendah, keragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah. Hal ini karena jenis plankton yang ditemukan baik fitoplankton maupun zooplankton sedikit dan jumlah individu tiap jenisnya sedikit. Selain itu karena jenis yang ditemukan walaupun jumlah individu yang ditemukan banyak tapi tidak bervariasi. Nilai keseragaman untuk fitoplankton masuk kedalam kasifikasi rendah, hal tersebut menunjukan penyebaran individu antara jenis tidak merata dimana dapat dikatakan terdapat dominansi yang tinggi. Hubungan lumba-lumba dengan plankton terjadi dalam rangkaian proses rantai makanan, dimana plankton terutama fitoplankton dimakan oleh zooplankton, kemudian zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil yang pada akhirnya ikan-ikan tersebut dimakan oleh lumba-lumba. Kelimpahan plankton di perairan Pulau Karang Congkak dapat dikaitkan dengan ikan-ikan pemakan plankton yang terdapat di perairan tersebut yang merupakan ikan pelagis makanan lumba-lumba. Di Perairan tersebut memiliki kelimpahan plankton yang cukup tinggi sehingga tersedia cukup makanan untuk ikan-ikan tersebut. Dengan berlimpahnya makanan bagi lumba-lumba, maka lumba-lumba akan selalu datang kedaerah tesebut untuk mencari makan. Tabel 8. Kelimpahan jenis plankton ind m 3 di Perairan Pulau karang Congkak dan Karang Lebar. No Jenis Organisme 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Bacillariophyceae 32000 43250 92000 64500 95250 95750 116500 65750 121250 88500 2 Dinophyceae 2000 1000 5500 3000 3000 7500 9750 6000 6500 7250 3 Cyanophyceae 1500 60250 37000 35250 60000 67500 92750 81500 61750 4 Cructacea 24000 8250 18000 12250 11500 2000 7500 9250 1750 26750 5 Ciliata 2000 13250 41750 31250 177500 37000 59500 9000 8000 81250 TOTAL 61500 126000 194250 146250 347250 209750 286000 171500 137500 265500 Gambar 11. Diagram pie kelimpahan plankton berdasarkan kelas dan diagram batang kelimpahan plankton berdasarkan titik perjumpaan

4.5. Analisis korelasi antar parameter penelitian