masuk pelabuhan, hanya bersifat sementara karena kondisi perairan yang keruh dan angin  yang  bertiup  kencang,  sehingga  tidak  memungkinkan  untuk  beristirahat  dan
mencari makan.  Saat pengamatan lumba-lumba kebanyakan dijumpai saat pagi hari dimana kondisi perairan yang jernih.
Selama  pengamatan  berlangsung,  terlihat  adanya  fenomena  lainnya  seperti kemunculan  lumba-lumba  disertai  dengan  di  temukanya  schooling  ikan  tongkol
yang  berlompatan  dipermukaan  air.    Diduga  keberadaan  lumba-lumba  di  perairan Pulau  Karang  Congkak  dan  periaran  Pulau  Karang  Lebar  berhubungan  dengan
mencari makan.
4.2. Tingkah Laku Lumba-lumba di Permukaan Air
Kebiasaan  lumba-lumba  sering  melakukan  berbagai  macam  gerakan  dan tingkah  laku  yang  berhubungan  dengan  kehidupanya,  seperti  aerial,  bowriding,
breaching,  lobtailing,  feeding,  travelling,  logging,  avoidance.    Berdasarkan pengamatan  lokasi  perjumpaan  dengan  lumba-lumba  berupa  daerah  laut  terbuka
offshore  ataupun  daerah  perairan  dangkal  seperti  daerah  tubir  terumbu  karang. Saat  perjumpaan  lumba-lumba  melakukan  tingkah  laku  yang  berbeda-beda.
Tingkah  laku  yang  sering  dilakukan  oleh  lumba-lumba  di  perairan  Pulau  Karang Lebar adalah travelling atau membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa
dan  pergerakan  untuk  migrasi,  sedangkan  tingkah  laku  lumba-lumba  yang ditemukan di perairan Pulau Karang Congkak yaitu aktivitas travelling dan gerakan
lain  yang  teramati  adalah  breaching  yang  merupakan  gerakan  salto,  berputar  dan berbalik sebelum masuk ke dalam air.
Perilaku  lainnya  seperti  bowriding  dan  feeding  juga  sering  terlihat  selama pengamatan.  Bowriding adalah tingkah laku lumba-lumba yang berenang mengikuti
kapal  dan  bermain  dengan  ombak-ombak  yang  terbentuk  karena  kapal,  namun tingkah  laku  ini  tidak  dapat  direkam  dengan  alat  dokumentasi.    sedangkan  feeding
merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  ketika  sedang  mencari  makan.    Kegiatan feeding biasanya ditandai dengan adanya schooling ikan pelagis di dekat keberadaan
lumba-lumba Gambar 4
a
b Gambar  4.  Tingkah  laku  aerials  a,  travelling  b  di  perairan  Pulau  Karang
Congkak Tingkah  laku  lumba-lumba  sangat  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  ekologi,
seperti  musim,  kedalaman  perairan,  pasang  surut  dan  aktivitas  manusia.    Lumba- lumba  dapat  merespon    berbagai  perubahan  ekologi  yang  mungkin  tidak  dapat
diprediksi  dan  berbeda-beda  di  setiap  lokasi  dimana  lumba-lumba  diteliti  Burgess 2006.  Tingkah laku lumba-lumba yang berhasil diamati adalah feeding, travelling,
breaching dan bowriding. Namun, tidak semua tingkah laku tersebut dapat terekam oleh  alat  dokumentasi,  seperti  bowriding.  Menurut  Wursig  1986  in  Burgess
2006,  famili  Delphinidae  memiliki  startegi  dalam  mencari  makan,  baik  dengan melakukan  serangan  secara  individual  maupun  menyerang  secara  berkelompok.
Pada  pengamatan  lumba-lumba  berada  di  gugus  karang  dalam  beberapa  pod kumpulan.    Pada  saat  feeding,  lumba-lumba  lebih  banyak  di  gugusan  karang
karena  di  daerah  tersebut  tempat  berkumpulnya  ikan-ikan  kecil  yang  menjadi makanan lumba-lumba.  Menurut Amir et al.2004, isi perut dari lumba-lumba jenis
Tursiops  adancus  yang  tidak  sengaja  tertangkap  oleh  gillnet  di  Zanzibar,  Tanzania kurang lebih terdapat 50 spesies bony fish dan tiga spesies cumi-cumi.  Lima spesies
ikan  diantaranya  adalah  Uroconger  lepturus,  Synaphobranchus  kaupii,  Apogon apogonides,  Lethrinus  crocineus,  dan  Lutjanus  fulvus,  dan  tiga  spesies  cumi-cumi
diantaranya adalah Sepioteuthis lessoniana, Sepia latiamanus, dan Loligo duvauceli. Berdasarkan  persentase  jumlah  dan  berat  yang  dominan,  Uroconger  lepturus
merupakan  makanan  utama  bagi  lumba-lumba  dewasa  sudah  mengalami kematangan organ reproduksi, sedangkan Apogon apogonides merupakan makanan
utama  bagi  lumba-lumba  yang  masih  kecil  belum  mengalami  kematagan  organ reproduksi.  Hasil  penelitian  tersebut  secara  umum  menggambarkan  bahwa  lumba-
lumba  jenis  Tursiops  adancus  yang  ditemukan  di  Pantai  Zanzibar  hanya  memakan Chepalopoda  dan  ikan-ikan  berukuran  kecil  hingga  sedang  yang  berada  di  zona
neritik.    Ekologi  dan  tingkah  laku  dari  ikan-ikan  yang  dimangsa  oleh  Tursiops adancus  mengindikasikan  bahwa  lumba-lumba  tersebut  lebih  banyak  di  sekitar
karang atau di perairan dengan substrat yang halus dan dekat pantai. Tingkah laku breaching yang merupakan gerakan salto, berputar dan berbalik
sebelum  masuk  ke  dalam  air.    Menurut  Lusseau  2006,  Tingkah  laku  breaching dilakukan  sebagai  bentuk  unjuk  kekuatan  dalam  intraspesies  atau    hanya  sekedar
kesenangan.    Tingkah  laku  ini  juga  sering  dilakukan  oleh  lumba-lumba  untuk melahirkan schooling ikan agar mudah dimakan Carwardine 1995
Tingkah  laku  travelling  dilakukan  oleh  lumba-lumba  untuk  bermigrasi  dari satu  tempat  ke  tempat  lain,  maupun  untuk  mencari  makan  secara  bergerombol.
Bearzi  2005  menyatakan  bahwa  tingkah  laku  yang  sering  dilakukan  oleh Bottlenose dolphin di Teluk Santa Monica Bay, California adalah travelling dengan
kecepatan  4,3  kmhari.    Tingkah  laku  travelling  ini  dilakukan  oleh  semua  jenis lumba-lumba yang dijumpai.
4.3. Distribusi Lumba-lumba