Perumusan Masalah Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan Minyak Sawit dan Turunannya di Indonesia

3

1.2. Perumusan Masalah

Minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO merupakan salah satu hasil olahan tanaman kelapa sawit yang bernilai tinggi dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional. Perkembangan masa depan minyak sawit juga menjanjikan. Minyak sawit diperkirakan akan mampu memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan global dan domestik, yaitu minyak sawit untuk pangan food, makanan ternak feed, bahan bakar nabati atau biodiesel biofuel, dan serat biofibre atau 4-F. Tuntutan kebutuhan di atas muncul sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kenaikan konsumsi per kapita, pergeseran dari konsumsi minyak jenuh hewan, pergeseran penggunaan bahan bakar dari minyak fosil berlatarbelakang tuntutan lingkungan, substitusi pakan ternak dan serat Direktorat Pangan dan Pertanian 2010. Perubahan tren inilah yang mendorong adanya pengembangan industri hilir minyak sawit yang menghasilkan produk hilir minyak sawit dengan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak sawit mentah. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2010, kedua negara ini memproduksi 46,7 juta ton minyak sawit atau 85,22 persen produksi minyak sawit dunia Lampiran 6. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan 2011 menunjukkan bahwa 57,97 persen ekspor minyak sawit Indonesia masih berupa CPO, dan 42,03 persen dalam bentuk produk olahan sederhana yang berupa oleinminyak goreng dan oleokimia dasar Lampiran 7. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih mengandalkan ekspor minyak sawit yang masih belum diolah dan industri hilir atau industri turunan produk minyak sawit masih terbatas. Kondisi ini sangat berbeda dengan yang terjadi di Malaysia. Industri minyak sawit Malaysia berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan Indonesia. Sejak tahun 1996, Malaysia sudah mulai melakukan klustering industri minyak sawit dan pengembangan industri hilir minyak sawit. Rasiah 2006. Pada tahun 2011, nilai ekspor produk hilir dari minyak sawit Indonesia adalah sebesar US 8.484.231.868 dan masih kalah dengan Malaysia yang sudah sebesar US 13.650.379.875 UNCOMTRADE 2012. 4 Indonesia saat ini baru menghasilkan 23 jenis produk hilir minyak sawit dari sekitar 100 produk hilir minyak sawit yang berupa pangan maupun nonpangan. Pemanfaatan CPO untuk produk olahan diantaranya yaitu oleh industri pangan minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitutes, vegetable ghee dan industri nonpangan seperti oleokimia fatty acid, fatty alcohol, gliserin dan biodiesel Departemen Perindustrian 2009. Selain itu, sebagian besar CPO yang diolah di dalam negeri masih berupa produk bernilai tambah rendah yakni minyak goreng Ramadhan 2011, sehingga dengan semakin kompetitifnya persaingan di pasar global dan juga sesuai dengan program peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, maka penting untuk mengetahui dayasaing minyak sawit dan turunannya di Indonesia dan rumusan strategi yang mampu meningkatkan dayasaing tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana dayasaing minyak sawit dan turunannya di Indonesia pada pasar internasional? 2. Bagaimana rumusan strategi yang tepat untuk meningkatkan dayasaing tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian