Rancangan Arsitektur Strategik Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan Minyak Sawit dan Turunannya di Indonesia

90 penyediaan sumber pendapatan, sumber devisa dan penyediaan lapangan pekerjaan di pedesaan, juga memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Indonesia juga melakukan promosi penjualan dapat dilakukan dengan mengadakan pameran dan seminar yang bertaraf internasional, seperti Indonesian Palm Oil Conference IPOC yang dilaksanakan setiap tahun dan mulai sejak tahun 2006. Selain IPOC Indonesia juga menyelenggarakan International Conference Exhibition of Palm Oil yang dimulai sejak tahun 2010 dan diselenggarakan setiap tahun.

6.2. Rancangan Arsitektur Strategik

1 Sasaran Pengembangan Minyak Sawit Indonesia Mengacu pada tujuan penetapan minyak sawit sebagai komoditas unggulan nasional dan Road Map Pengembangan Klaster Industri Prioritas Tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan industri minyak sawit Indonesia adalah: A. Jangka Menengah 2010 -2014 1. Terbentuknya klaster industri pengolahan CPO dan turunannya di Sumut dan Riau 2. Iklim usaha dan investasi yang kondusif. B. Jangka Panjang 2015-2025 1. Memperluas pengembangan produk akhir; 2. Terbentuknya centre of excellence industri oleokimia; 3. Penguasaan pasar; 4. Pemantapan industri berwawasan lingkungan; 5. Terintegrasinya industri turunan minyak sawit di Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Papua. 2 Tantangan Pengembangan Industri Minyak Sawit Indonesia Berdasarkan Outlook Industri 2012 yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian, industri minyak sawit Indonesia tidak lepas dari beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti: 1. Permasalahan bagi hilirisasi minyak sawit adalah permintaan minyak sawit dunia yang semakin meningkat disertai dengan harga internasional cukup menarik mendorong kecenderungan ekspor CPO dalam bentuk mentah. 91 2. Tidak seimbangnya kapasitas industri hilir dengan produksi CPO, sehingga muncul idle capacity, khususnya refinery. 3. Kurangnya intergrasi antara industri CPO dengan industri hilirnya sehingga rantai nilai industri kurang efisien dan kurang berdayasaing. 4. Kegiatan riset dan teknologi industri oleokimia masih perlu ditingkatkan. 5. Penerapan aturan perpajakan mengenai PPN atas produk primer TBS Tandan Buah Segar memberatkan pelaku usaha sehingga justru berpotensi menghambat hilirisasi. 6. Kampanye negatif khususnya terkait masalah lingkungan terkait perkebunan kelapa sawit semakin gencar dilakukan, antara lain berupa Isu REACHRegistration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemical substances kebijakan registrasi bahan kimia, termasuk Oleokimia untuk pasar Uni Eropa, dan Isu EU Directive Kebijakan biodiversitas dan lingkungan oleh Parlemen Uni Eropa. 7. Infrastruktur pendukung industri antara lain pelabuhan, akses jalan, angkutan kereta api, listrik, dan gas bumi belum memadai. 3 Program Pengembangan dan Peningkatan Dayasaing Minyak Sawit Indonesia Perwujudan dari strategi yang telah diperoleh melalui analisis SWOT kemudian diturunkan ke dalam program. Program-program tersebut disusun berdasarkan pertimbangan sasaran dan tantangan yang dihadapi oleh industri minyak sawit Indonesia. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 17. 92 Tabel 17. Program Pengembangan dan Peningkatan Dayasaing Minyak Sawit Indonesia No Strategi Program Penanggung Jawab 1 Pengembangan sistem pemasaran produk industri CPO Program workshop, seminar, dan mendorong peran lembaga terkait pemasaran DMSI dan Gapki 2 Pengembangan industri hilir serta peningkatan nilai tambah minyak sawit ฀ Menjalin kerjasama RD pada lembaga riset, perguruan tinggi, dan industri ฀ Diversifikasi produk oleokimia yang bernilai tambah tinggi ฀ Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan RD ฀ Pembangunan klaster industri untuk pengembangan industri hilir minyak sawit PPKS, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi 3 Pengembangan SDM pelaku industri minyak sawit dengan pelatihan dan kegiatan inovasi ฀ Program pendidikan, pelatihan dan magang DMSI, Gapki, Apsakindo, 4 Menambah dan memperbaiki infrastruktur yang ada ฀ Integrasi industri pengolahan CPO dan turunannnya ฀ Membangun satu pelabuhan ekspor CPO di Kawasan Timur Indonesia untuk memudahkan penjualan CPO keluar negeri Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, Asosisasi 5 Meningkatkan ekspor produk hilir Pengembangan industri turunan CPO ke arah industri surfaktan, industri pelumas dan biodiesel Kementerian perindustrian, Kementerian Pertanian 6 Memperhatikan isu nasional dan internasional dengan memperbaiki kebijakan pemerintah Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan Pemerintah, Asosiasi, PT Litbang 7 Memanfaatkan ekspor hulu ke negara yang lebih membutuhkan produk hulu, misalnya India Meningkatkan kualitas produk sesuai dengan SNI Pemerintah Pusat, Gapki, Apkasindo 8 Meningkatkan pola kerjasama dengan produsen negara lain melalui promosi ฀ Program Kampanye Green Product atau Countering Negative Campaign On Palm Oil ฀ Berpartisapasi aktif dalam pameran dan seminar, seperti seperti Indonesian Palm Oil Conference IPOC dan International Conference Exhibition of Palm Oil ฀ DMSI dan Malaysia Palm Oil On Board ฀ Pemerintah Pusat, Asosiasi, Perusahaan Swasta, Perguruan Tinggi Litbang 93 4 Tahap Penyusunan Arsitektur Strategik Dalam menyusun rancangan arsitektur strategik bagi industri minyak sawit Indonesia, penulis menggabungkan antara strategi, program dan rancang desain arsitektur yang bertujuan memberi gambaran kepada pembaca akan urutan program, prioritas serta tahapan strategi. Tidak ada pertimbangan baku dalam merancang sebuah arsitektur strategik, namun penyusunan prioritas strategi dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti waktu, sasaran yang ingin dicapai, serta tantangan yang harus dihadapi. Rancangan arsitektur strategik industri minyak sawit Indonesia merupakan rancangan program kegiatan yang dibuat untuk membantu memberi gambaran mengenai tahapan-tahapan yang dapat ditempuh demi mewujudkan sasaran di masa depan. Sumbu X dan Y merupakan sumbu yang menggambarkan dimensi waktu yang diperlukan untuk suatu strategi dan program tertentu. Sumbu X merupakan periode waktu yang digunakan dalam periode tahun, sedangkan sumbu Y waktu yang menggambarkan urutan program kegiatan. Program yang akan dicetak ke dalam arsitektur strategik tersebut terbagi menjadi program bertahap dan program rutin. Berikut ini adalah pembagian program bertahap dan program rutin : 1 Program Bertahap a. Periode I i. Meningkatkan kualitas produk sesuai dengan SNI b. Periode II i. Pembangunan klaster industri untuk pengembangan industri hilir minyak sawit ii. Integrasi industri pengolahan CPO dan turunannnya iii. Pengembangan industri turunan CPO ke arah industri surfaktan, industri pelumas dan biodiesel iv. Membangun satu pelabuhan ekspor CPO di Kawasan Timur Indonesia untuk memudahkan penjualan CPO ke luar negeri v. Program workshop, seminar, dan mendorong peran lembaga terkait pemasaran 94 c. Periode III i. Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan RD ii. Diversifikasi produk oleokimia yang bernilai tambah tinggi 2 Program Rutin : a. Program pendidikan, pelatihan dan magang b. Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan c. Menjalin kerjasama RD antara lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan industri d. Program Kampanye Green Product atau Countering Negative Campaign On Palm Oil e. Berpartisapasi aktif dalam pameran dan seminar, seperti seperti Indonesian Palm Oil Conference IPOC dan International Conference Exhibition of Palm Oil 95 Gambar 13. Rancangan Arsitektur Strategik Industri Minyak Sawit Indonesia 96 VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan