Keterkaitan Antar Komponen Utama Sistem Berlian Porter

67 RSPO adalah lembaga internasional yang menetapkan delapan prinsip pengelolaan sawit lestari, meliputi komitmen terhadap transparansi, memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku, komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang, penggunaan praktek terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik, tanggung jawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati, tanggung jawab kepada pekerja, individu dan komunitas dari kebun dan pabrik. Keuntungan sertifikat RSPO adalah diakui sebagai produsen ramah lingkungan dan harga yang premium atau lebih tinggi US 6 per ton dari harga pasaran internasional. International Sustainability and Carbon Certification ISCC merupakan sistem sertifikasi bertaraf internasional untuk membuktikan sustainability, traceability dan penghematan dari efek gas rumah kaca untuk segala jenis produksi energi yang terbarukan. Dengan sertifikasi ini berarti produsen mampu menyediakan minyak sawit sesuai dengan Standar Energi Terbarukan Uni Eropa. Selain itu, CPO bersertifikasi ISCC berpotensi untuk mendapatkan premium sekitar US20 – US30 per ton dari harga di pasar dunia. 23

5.2. Keterkaitan Antar Komponen Utama Sistem Berlian Porter

Setelah kita menganalisis sistem industri minyak sawit di Indonesia dengan menggunakan Sistem Berlian Porter maka akan terlihat keterkaitan antara komponen utama dan komponen penunjang. Keterkaitan antar komponen tersebut ada yang bersifat saling mendukung maupun tidak saling mendukung. Keterkaitan antar komponen utama Sistem Berlian Porter pada komoditas CPO dapat dilihat pada Tabel 13. 23 Utomo YW. 2012. Asian Agri Terima Sertifikasi ISCC dalam Kompas Edisi Kamis 5 April 2012 68 Tabel 13. Keterkaitan Antar Komponen Utama No Komponen A Komponen B Keterkaitan Antar Komponen Keterangan 1 Persaingan, struktur, dan strategi Kondisi faktor sumberdaya Saling mendukung Hasil-hasil penelitian yang merupakan sumberdaya IPTEK mendukung strategi promosi dan publikasi yang dilakukan untuk pengembangan minyak sawit. 2 Persaingan, struktur, dan strategi Industri terkait dan industri pendukung Saling mendukung Struktur pasar CPO yang mendekati bentuk pasar bersaing competitive market menyebabkan berkembangnya industri terkait, seperti industri pengolahan CPO. 3 Persaingan, struktur, dan strategi Kondisi permintaan Saling mendukung Peningkatan konsumsi CPO domestik masih dapat dipenuhi oleh produksi CPO dalam negeri. Adanya strategi yang produk CPO yang menggunakan standar kualitas CPO berdasarkan SNI yang sehingga CPO Indonesia mampu bersaing dengan CPO dari negara lain. 4 Kondisi faktor sumberdaya Industri terkait dan industri pendukung Saling mendukung Sejauh ini, kondisi faktor sumberdaya telah mampu menyokong industri terkait dan pendukung minyak sawit nasional. Salah satunya dalam pemenuhan bahan baku untuk pengolahan CPO. Namun, industri pengolahan CPO masih mengandalkan minyak goreng, margarin, dan olein sebagai produk olahan utamanya, sehingga dibutuhkan komitmen dari seluruh stakeholder agar industri turunan CPO dalam negeri dapat terus bersaing. 5 Kondisi faktor sumberdaya Kondisi Permintaan Saling mendukung Kondisi faktor sumberdaya menjadikan Indonesia sebagai eksportir CPO terbesar di dunia dan masih dapat memenuhi kebutuhan konsumen domestik 6 Kondisi Permintaan Industri terkait dan industri pendukung Saling mendukung Industri terkait dan industri pendukung sudah mampu memenuhi permintaan domestik. Bahkan untuk produk olahan CPO berupa minyak goreng sawit sudah diekspor keluar negeri. 69 Penjelasan dari Tabel 13 mengenai keterkaitan antar komponen utama pada Sistem Berlian Porter sebagai berikut: 1 Persaingan, struktur, dan strategi dengan kondisi faktor sumberdaya Keterkaitan antar komponen utama yang saling mendukung dapat dilihat pada komponen persaingan, struktur, dan strategi dengan kondisi faktor sumberdaya industri minyak sawit. Hal ini terlihat pada strategi promosi yang banyak dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan industri minyak sawit di Indonesia. Sedangkan untuk faktor sumberdaya sendiri seperti sumberdaya IPTEK yang telah menghasilkan berbagai hasil penelitian yang mampu mendukung strategi promosi dan publikasi yang dilakukan untuk pengembangan kelapa sawit. Promosi dan publikasi yang dilakukan berupa jurnal ilmiah, buletin, buku, seminar, simposium, pameran, iklan surat kabar, iklan elektronik internet, televisi dan lain-lain dan digunakan untuk membantu pengembangan minyak sawit di Indonesia. 2 Persaingan, struktur dan strategi dengan industri terkait dan industri pendukung Keterkaitan yang saling mendukung lainnya terdapat pada komponen industri terkait dan industri pendukung dengan persaingan, struktur, dan strategi industri minyak sawit. Hal ini terjadi karena industri terkait dan industri pendukung, seperti dengan keberadaan 13 grup produsen utama minyak goreng sawit di Indonesia dengan kapasitas produksi maksimal 12.649.000 tontahun yang menggunakan CPO produksi dalam negeri. Selain itu, struktur pasar CPO yang mendekati bentuk pasar bersaing competitive market menyebabkan berkembangnya industri terkait, seperti industri pengolahan CPO. 3 Persaingan, struktur, dan strategi dengan kondisi permintaan Kondisi permintaan dengan persaingan, struktur dan strategi memiliki keterkaitan yang saling mendukung. Hal ini disebabkan karena peningkatan konsumsi CPO domestik masih dapat dipenuhi oleh produksi CPO dalam negeri. Selain itu, strategi yang produk CPO sudah menggunakan standar kualitas CPO berdasarkan SNI yang dikeluarkan pada tahun 2006 sehingga CPO Indonesia mampu bersaing dengan CPO dari negara lain. Hal inilah yang mendukung kondisi permintaan CPO domestik. 70 4 Kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri pendukung Keterkaitan yang saling mendukung terdapat pada komponen kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri pendukung. Hal ini dikarenakan kondisi faktor sumberdaya telah mampu menyokong industri terkait dan pendukung minyak sawit nasional. Salah satunya dalam pemenuhan bahan baku untuk pengolahan CPO. Namun, industri pengolahan CPO masih mengandalkan minyak goreng, margarin, dan olein sebagai produk olahan utamanya, sehingga dibutuhkan komitmen dari seluruh stakeholder agar industri turunan CPO dalam negeri dapat terus bersaing. 5 Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan memiliki keterkaitan yang saling mendukung. Hal ini terlihat pada kondisi faktor sumberdaya minyak sawit yang sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik. Bahkan sejak tahun 2007, Indonesia merupakan eksportir CPO terbesar di dunia. 6 Kondisi kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri pendukung Keterkaitan yang saling mendukung juga terdapat pada kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri pendukung. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan CPO dalam bentuk olahan seperti minyak goreng, margarin, dan sabun membuat berkembangnya industri pengolahan CPO di dalam negeri. Sedangkan untuk industri terkait dan industri pendukung sendiri mendukung kondisi permintaan domestik. Hal ini dikarenakan industri terkait dan industri pendukung sudah mampu memenuhi permintaan domestik. Bahkan untuk produk olahan CPO berupa minyak goreng sawit sudah diekspor keluar negeri.

5.3. Keterkaitan Komponen Pendukung Sistem Berlian Porter