70
4 Kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri
pendukung
Keterkaitan yang saling mendukung terdapat pada komponen kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri pendukung. Hal ini
dikarenakan kondisi faktor sumberdaya telah mampu menyokong industri terkait dan pendukung minyak sawit nasional. Salah satunya dalam pemenuhan bahan
baku untuk pengolahan CPO. Namun, industri pengolahan CPO masih mengandalkan minyak goreng, margarin, dan olein sebagai produk olahan
utamanya, sehingga dibutuhkan komitmen dari seluruh stakeholder agar industri turunan CPO dalam negeri dapat terus bersaing.
5 Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan
Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan memiliki keterkaitan yang saling mendukung. Hal ini terlihat pada kondisi faktor
sumberdaya minyak sawit yang sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik. Bahkan sejak tahun 2007, Indonesia merupakan eksportir CPO terbesar di dunia.
6 Kondisi kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri
pendukung
Keterkaitan yang saling mendukung juga terdapat pada kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri pendukung. Hal ini dikarenakan tingginya
permintaan CPO dalam bentuk olahan seperti minyak goreng, margarin, dan sabun membuat berkembangnya industri pengolahan CPO di dalam negeri.
Sedangkan untuk industri terkait dan industri pendukung sendiri mendukung kondisi permintaan domestik. Hal ini dikarenakan industri terkait dan industri
pendukung sudah mampu memenuhi permintaan domestik. Bahkan untuk produk olahan CPO berupa minyak goreng sawit sudah diekspor keluar negeri.
5.3. Keterkaitan Komponen Pendukung Sistem Berlian Porter
Selain terdapat keterkaitan antar komponen utama, seperti yang telah dijelaskan di atas, juga terdapat keterkaitan antar komponen penunjang dengan
komponen utama. Adapun keterkaitan antar komponen penunjang dengan komponen utama dayasaing industri minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 14.
71
Tabel 14. Keterkaitan Antar Komponen Penunjang dengan Komponen Utama
No Komponen
Penunjang Komponen
Utama Keterkaitan
Antar Komponen
Keterangan 1
Peranan pemerintah
Kondisi faktor sumberdaya
Industri terkait
dan pendukung
Kondisi permintaan
Persaingan,
struktur, dan strategi
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Pemerintah memberikan
bantuan kredit berupa pembangunan PKS mini
pada perkebunan rakyat serta adanya riset yang
dilakukan oleh PPKS
Adanya program
pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit IHKS
Penetapan industri berbasis
CPO sebagai prioritas dalam RPJM
Dukungan terhadap program
promosi dan publikasi 2
Peranan kesempatan Kondisi faktor
sumberdaya
Industri terkait
dan pendukung
Kondisi
permintaan
Persaingan,
struktur, dan strategi
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Kondisi agroklimat
Indonesia yang mendukung Indonesia sebagai negara
terluas dalam hal lahan perkebunan kelapa sawit
yang juga menjadikan Indonesia sebagai produsen
CPO terbesar di dunia
Lahan kelapa sawit di
Malaysia yang sudah mencapai 4,85 juta ha atau
setara dengan 70 persen luas lahan pertanian di Malaysia,
menyebabkan Malaysia tidak bisa lagi melakukan
pembukaan lahan baru serta meningkatnya kebutuhan
CPO membuat industri terkait dan pendukung di
negara konsumen menggunakan CPO
Indonesia
Peningkatan konsumsi CPO
domestik diperkirakan rata- rata sebesar 3,90 persen
dalam lima tahun ke depan. Peningkatan ini sesuai
dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan
penerapan program biofuel dari CPO oleh pemerintah.
Adanya standarisasi kualitas
produk minyak sawit yang berkelanjutan sustainable
palm oil , baik berupa
sertifikat RSPO maupun ISCC
72
Adapun penjelasan dari keterkaitan antar komponen penunjang dengan komponen utama pada Sistem Berlian Porter yang telah disajikan pada Tabel 14
adalah sebagai berikut:
1 Peran pemerintah mendukung semua komponen utama
Pemerintah sangat berperan dalam mendukung setiap komponen dayasaing industri minyak sawit di Indonesia. Dukungan pemerintah terhadap kondisi faktor
sumberdaya ditunjukkan dengan pemberian bantuan kredit melalui pola Kredit Koperasi Primer untuk Anggota KPPA pada perkebunan plasma dengan bank
umum sebagai bank pelaksananya. Selain itu pemerintah juga mendirikan Pabrik Kelapa Sawit PKS Mini dengan kapasitas produksi 5
– 10 ton TBSjam pada perkebunan rakyat. Pada industri terkait dan pendukung, pemerintah
mencanangkan beberapa program, yaitu program pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit IHKS yang merupakan salah satu prioritas untuk dikembangkan
dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, seperti industri oleofood, oleochemical
, energi dan pharmaceutical. Kondisi permintaan ditunjang dengan adanya keputusan pemerintah yang
menetapkan industri berbasis CPO sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM sebagaimana dituangkan dalam Kebijakan
Pembangunan Industri Nasional. Selain itu, dalam hal persaingan, struktur, dan strategi, pemerintah memberikan dukungan terhadap program promosi dan
publikasi. Promosi dan publikasi yang telah dilakukan untuk membantu pengembangan minyak sawit di Indonesia berupa jurnal ilmiah, buletin, buku,
seminar, simposium, pameran, dan lain-lain.
2 Peran kesempatan mendukung seluruh komponen utama
Dari hasil analisis komponen Sistem Berlian Porter dapat diketahui komponen penunjang yaitu peranan kesempatan memiliki keterkaitan yang saling
mendukung dengan seluruh komponen utama. Peran kesempatan mendukung komponen sumberdaya yaitu, kondisi agroklimat Indonesia yang terletak di
daerah tropis yang beriklim basah menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia. Selain itu, pada tahun 2010 perkebunan kelapa sawit di
Indonesia menyerap 3.375.397 orang tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis kelapa sawit merupakan agent of development utamanya melalui
73
penciptaan lapangan kerja dan mempercepat pembangunan perekonomian di wilayah-wilayah terpencil, selain sumbangan langsung terhadap devisa negara
non-migas. Dalam hal industri terkait dan pendukung, kesempatan memiliki peran yang mendukung ditunjukkan dengan peningkatan kebutuhan CPO dunia serta
keterbatasan lahan pertanian di Malaysia. Saat ini lahan kelapa sawit di Malaysia yang sudah mencapai 4,85 juta ha atau setara dengan 70 persen luas lahan
pertanian di Malaysia, menyebabkan Malaysia tidak bisa lagi melakukan pembukaan lahan baru. Hal ini menyebabkan negara konsumen lebih banyak
menggunakan CPO Indonesia. Peran kesempatan juga mendukung kondisi permintaan yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan konsumsi CPO domestik diperkirakan rata-rata sebesar 3,90 persen dalam lima tahun ke depan. Peningkatan ini sesuai dengan
peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan penerapan program biofuel dari CPO oleh pemerintah. Dalam hal persaingan, struktur, dan strategi didukung oleh peran
kesempatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya standarisasi kualitas produk mulai dari pengelolaan kebun, manajemen, serta tanggung jawab tehadap
lingkungan dan kelangsungan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan sustainable palm oil. Hal tersebut akan mendorong produsen tanah air untuk
melengkapi produk CPOnya dengan atribut sertifikasi yang menujukan kepedulian mereka kepada pekerja, lingkungan juga keberlangsungan kegiatan
minyak sawit yang berkelanjutan. Saat ini ada dua jenis sertifikasi yang berlaku pada CPO, yaitu RSPO dan ISCC.
74
Keterangan : Garis menunjukkan keterkaitan antar komponen yang saling mendukung
Gambar 10. Keterkaitan Antar Komponen Sistem Berlian Porter
75
Berdasarkan analisis keterkaitan antar komponen, maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antar komponen-komponen utama sudah berdayasaing, karena
semua pasang komponen sudah saling mendukung. Ditambah lagi dukungan terhadap seluruh komponen dalam industri sawit di Indonesia yang dilakukan oleh
peran pemerintah maupun peran kesempatan. Hal tersebut menunjukan peran
pemerintah dan kesempatan mampu meningkatkan posisi dayasaing minyak sawit Indonesia apabila seluruh stakeholder mengupayakan diri untuk dapat mengambil
manfaat sebesar-besarnya dari kesempatan-kesempatan tersebut.
5.4. Analisis Keunggulan Komparatif