Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Pengembangan Industri Minyak Sawit dan Turunannya di Indonesia

4 Indonesia saat ini baru menghasilkan 23 jenis produk hilir minyak sawit dari sekitar 100 produk hilir minyak sawit yang berupa pangan maupun nonpangan. Pemanfaatan CPO untuk produk olahan diantaranya yaitu oleh industri pangan minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitutes, vegetable ghee dan industri nonpangan seperti oleokimia fatty acid, fatty alcohol, gliserin dan biodiesel Departemen Perindustrian 2009. Selain itu, sebagian besar CPO yang diolah di dalam negeri masih berupa produk bernilai tambah rendah yakni minyak goreng Ramadhan 2011, sehingga dengan semakin kompetitifnya persaingan di pasar global dan juga sesuai dengan program peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, maka penting untuk mengetahui dayasaing minyak sawit dan turunannya di Indonesia dan rumusan strategi yang mampu meningkatkan dayasaing tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana dayasaing minyak sawit dan turunannya di Indonesia pada pasar internasional? 2. Bagaimana rumusan strategi yang tepat untuk meningkatkan dayasaing tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis dayasaing minyak sawit dan turunannya di Indonesia pada pasar internasional. 2. Merumuskan strategi pengembangan minyak sawit Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, diantaranya : 1. Bagi pengambil kebijakan, instansi serta lembaga terkait lainnya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait dengan dayasaing minyak sawit dan turunannya di era globalisasi. 5 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi, literatur, dan bahan bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji komoditi minyak sawit yang berupa Crude Palm Oil CPO dengan kode HS 1511100000 dan minyak sawit lainnya Palm oil or fractions simply refined dengan kode HS 1511900000. Lingkungan internal pada penelitian ini merupakan industri pengolahan minyak sawit Indonesia dan lingkungan eksternal merupakan bagian lain di luar pengolahan minyak sawit ditambah dengan lingkungan global. Pada beberapa bahasan penulis sulit memberi batasan antara komoditi kelapa sawit, industri minyak sawit dan industri hilir minyak sawit dikarenakan ketiga hal ini saling mendukung dan terkait. Selain itu, untuk mengetahui sejauh apa keterkaitan tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan hal-hal tersebut maka akan dirumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan minyak sawit dan turunannya di Indonesia yang selanjutnya dipetakan ke dalam suatu arsitektur strategis. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Minyak Sawit dan Turunannya

Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan tanaman keras tahunan berasal dari Afrika yang bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 500 meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan usia produktif hingga 25 – 30 tahun dan tingginya dapat mencapai 24 meter. Pahan 2011 Tetapi untuk perkebunan, umur ekonomis kelapa sawit adalah 25 –35 tahun, dengan tinggi pohon berkisar antara 10 - 11 m. 2 Bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomis tinggi adalah buahnya yang tersusun dalam sebuah tandan, biasa disebut dengan TBS tandan buah segar. Buah sawit dibagian sabut daging buah menghasilkan minyak sawit kasar crude palm oil atau CPO sebanyak 20-24 persen. Sementara itu, bagian inti kelapa sawit menghasilkan minyak inti sawit palm kernel oil atau PKO sebanyak 3-4 persen Sunarko 2008. Minyak sawit dan minyak inti sawit umumnya digunakan untuk pangan dan nonpangan. Dalam produksi pangan, minyak sawit dan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus substitusi cacao butter, kue, biskuit, dan es krim. Dalam produksi nonpangan, minyak sawit dan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun, detergen, surfakat, pelunak plasticizer, pelapis surface coating, pelunas, sabun metalik, bahan bakar mesin diesel, dan kosmetika Sunarko 2008. Hingga saat ini terdapat sekitar 23 jenis produk turunan CPO yang telah diproduksi di Indonesia. Dengan pengolahan CPO ini menjadi berbagai produk turunan, maka akan memberikan nilai tambah lebih besar lagi bagi negara karena harga relatif mahal dan stabil. Penggunaan CPO untuk industri hilirnya di Indonesia saat ini masih relatif rendah yaitu baru sekitar 35 dari total produksi Kementerian Perindustrian 2012. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM sebagaimana dituangkan dalam Kebijakan Pembangunan Industri Nasional menetapkan bahwa 2 Tim Dosen Mata Kuliah Ilmu Tanaman Perkebunan. 2011. Handout Mata Kuliah Ilmu Tanaman Perkebunan : Ekofisiologi Kelapa Sawit. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB tidak dipublikasikan. 7 industri berbasis CPO sebagai prioritas yang pengembangannya dapat dilakukan dengan pendekatan klaster. Berdasarkan road map pengembangan klaster industri prioritas Tahun 2010-2014 dalam hal pengelompokan Industri Pengolahan Kelapa Sawit yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian 2009 adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Industri Hulu

Perkebunan kelapa sawit menghasilkan buah kelapa sawit tandan buah segar hulu kemudian diolah menjadi minyak sawit mentah hilir perkebunan sawit dan hulu bagi industri yang berbasiskan CPO.

2. Kelompok Industri Antara

Dari minyak sawit CPO dapat diproduksi berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun nonpangan. Diantara kelompok industri antara sawit termasuk didalamnya industri olein, stearin, oleokimia dasar fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther, glycerol

3. Kelompok Industri Hilir

Dari produk antara sawit dapat diproduksi berbagai jenis produk yang sebagian besar adalah produk yang memiliki pangsa pasar potensial, baik untuk pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar ekspor. Pengembangan industri hilir sawit perlu dilakukan mengingat nilai tambah produk hilir sawit yang tinggi. Jenis industri hilir minyak sawit spektrumnya sangat luas, hingga lebih dari 100 produk hilir yang telah dapat dihasilkan pada skala industri. Namun baru sekitar 23 jenis produk hilir pangan dan nonpangan yang sudah diproduksi secara komersial di Indonesia.

2.2. Pengembangan Industri Minyak Sawit dan Turunannya di Indonesia

Departemen Pertanian 2007 menyatakan bahwa produksi CPO Indonesia yang diolah di dalam negeri sebagian besar masih dalam bentuk produk antara seperti RBD palm oil, stearin dan olein, yang nilai tambahnya tidak begitu besar dan baru sebagian kecil yang diolah menjadi produk-produk oleokimia dengan nilai tambah yang cukup tinggi. Industri olahan minyak sawit terbesar di 8 Indonesia adalah industri minyak goreng. Industri minyak goreng yang diproses lewat refineri membutuhkan bahan baku CPO sekitar 4 hingga 5 juta ton setiap tahunnya. Saat ini tercatat Indonesia memiliki 94 refineri yang tersebar di 19 propinsi. Industri refinasi ini hanya menghasilkan nilai tambah yang relatif kecil tetapi kapasitas terpasang industri ini sudah terlalu besar Kementerian Perindustrian 2011. Kondisi sebaliknya terjadi pada industri oleokimia dasar fatty acid, fatty alcohol, methyl esther, dan glycerine masih relatif kecil padahal nilai tambahnya cukup besar. Hingga saat ini, di Indonesia tercatat sembilan produsen oleokimia dasar yang memproduksi fatty acid, fatty alcohol dan glycerine. Kapasitas terpasang fatty acid mencapai 986.000 tontahun, fatty alohol mencapai 490.000 tontahun dan glycerine mencapai 141.700 tontahun. Industri biodiesel atau methyl esther di Indonesia dimiliki oleh 20 produsen dengan total kapasitas terpasang mencapai 3,07 juta tontahun Dewan Minyak Sawit Indonesia 2010. Produk-produk yang dapat dihasilkan dari minyak sawit sangat luas. Hal ini terlihat dari pohon industri minyak sawit mentah CPO yang tersaji pada Lampiran 8. Selain itu, pada Tabel 1 dijabarkan tentang jenis industri dan nilai tambahnya. Tabel 1. Jenis Industri Berbasis Minyak sawit dan Nilai Tambahnya No Produk Bahan baku Tingkat Teknologi Pertambahan Nilai 1 Olein Stearin CPO Menengah 20 2 Fatty acids CPO, PKO,katalis Tinggi 50 3 Ester Palmitat,Miristat Tinggi 150 4 Surfactantemulsifier Stearat, Oleat,sorbitol, gliserol Tinggi 200 5 Sabun mandi CPO, PKO, NaOH, pewarna, parfum Sederhana 300 6 Lilin Stearat Sederhana 300 7 Kosmetik lotion, cream, bedak, shampoo Surfaktan, ester, amida Sederhana 600 Sumber : Departemen Pertanian 2007 9

2.3. Penelitian Terdahulu