Human Resource Management Risks Risiko Sumberdaya Manusia

Konsep Penanganan Risiko Seperti sudah diungkapkan sebelumnya bahwa risiko dapat merugikan bagi perusahaan, oleh sebab itu perusahaan perlu melakukan penanganan risiko. Penanganan risiko dapat dilakukan dengan berdasarkan pemetaan risiko yang telah dilakukan. Menurut Kountur 2008 terdapat dua strategi dalam menangani risiko, yaitu: a. Preventif Preventif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakanan dalam pengendalian risiko. Preventif bertujuan untuk mengurangi probabilitas dari sebuah risiko. Strategi preventif dilakukan untuk menangani sumber-sumber risiko yang memiliki probabilitas besar. Sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran satu dan dua merupakan sumber risiko yang membutuhkan penanganan preventif. Strategi preventif dilakukan agar sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran satu dan dua bergeser ke kuadaran tiga dan empat. Pergeseran sumber-sumber risiko dengan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Peta preventif risiko Sumber: Kountur 2008 Sebuah perusahaan dapat melakukan pencegahan agar risiko tidak terjadi. Pencegahan dapat dilakukan melalui: 1. Perbaikan sistem. 2. Perbaikan dan mengembangkan sumberdaya manusia. 3. Memperbaiki fasilitas fisik.

b. Mitigasi

Penanganan risiko dilakukan agar dampak yang disebabkan oleh risiko tersebut tidak terlalu besar. Selain dengan pencegahan, penanganan risiko juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan agar dampak yang disebabkan oleh risiko tidak terlalu besar. Mitigasi merupakan strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak dari sebuah risiko. Mitigasi dapat dilakukan untuk menangani sumber-sumber risiko yang memberi dampak besar. Sumber-sumber risiko yang memiliki dampak besar adalah sumber risiko yang berada pada Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Probabilitas Besar Kecil Dampak Rp Kecil Besar kuadran dua dan kuadran empat. Ada beberapa cara mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari risiko:

1. Diversifikasi

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh risiko adalah dengan cara menempatkan aset di beberapa tepatunit usaha agar risiko tidak menyebabkan aset perusahaan habis. Risiko dalam bisnis dapat dikurangi dengan melakukan beberapa unit bisnis. Penempatan aset di beberapa tempat dapat menghindari perusahaan dari kerugian besar jika salah satu unit bisnis tersebut mengalami kerugian atau bahkan bangkrut. Namun demikian, dalam melakukan diversifikasi perusahaan sebaiknya melakukan usaha yang masih berhubungan dengan bisnis utama. Hal ini dilakukan karena pembukaan usaha baru membutuhkan dana yang sangat besar. Alasan lain dari pemilihan usaha dalam diversifikasi adalah harus disesuaikan dengan SDM sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

2. Penggabungan Merger

Pola lain dalam penanganan risiko adalah dengan cara menggabungkan perusahaan dengan pihak perusahaan lain biasanya dalam bentuk akuisisi. Merger adalah penggabungan badan usaha dengan cara mengambil alih secara langsung kekayaan bersih net asset satu atau lebih perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mengambil alih kekayaan bersih perusahaan lain tetap mempertahankan identitasnya dan melanjutkan usaha sebagai satu kesatuan ekonomi yang lebih besar. Merger dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi risiko yang dapat dihadapi perusahaan tersebut.

3. Integrasi Vertikal

Vertical Integration Menurut Harwood et al 1999, salah satu strategi untuk mengatasi risiko dengan pertanian adalah dengan integrasi vertikal. Integrasi vertikal adalah dengan mendisitribusikan output dari sebuah unit bisnis menjadi input bagi unit bisnis lainnya. Contoh penerapan integrasi vertikal adalah petani yang menghasilkan jagung menggunakan hasil panen mereka untuk menjadi pakan pagi ternak yang mereka miliki. Integrasi vertikal tersebut dapat menghindari kedua unit bisnis tersebut dari risiko harga output dan juga risiko harga input.

4. Kontrak Produksi

Production Contracts Menurut Harwood et al 1999 kontrak produksi dapat mengurangi risiko yang dihadapi oleh perusahaan kususnya risiko produksi. Kontrak produksi menwajibkan pemberi kontrak perusahaan yang akan menjadi pembeli produk yang diproduksi melakukan kontrol pada proses produksi dari komoditas atau produk tersebut. selain melakukan kontrol pada proses produksi, pada sistem kerjasama kontrak produksi mengharuskan pihak pemberi kontrak menyediakan input bagi perusahaan. Sehingga dengan demikian input yang diperoleh oleh petani lebih berkualitas. 5. Kontrak Pemasaran Marketing Contracts Risiko harga merupakan risiko yang sering dihadapi oleh perusahaan yang menghasilkan komoditi pertanian kususnya komoditi yang bersifat musiman.