Integrasi Vertikal Kontrak Produksi

perusahaan setiap periode produksi. Untuk menganalisis risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan dapat digunakan metode yang umum digunakan yaitu variance, standard deviation dan coefficient variance. Selain itu jika tujuan dari analisis risiko adalah untuk melakukan pemetaan, maka metode yang dapat digunakan adalah dengan identifikasi sumber-sumber risiko, perhitungan probabilitas masing-masing sumber risiko, perhitungan dampak kerugian yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko serta melakukan pemetaan sumber sumber risiko. Kerangka pemikiran operasional analisis risiko produksi pada peternakan ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kerangka pemikiran operasional penelitian analisis risiko produksi ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan Status risiko Risiko produksi ayam ras Pedaging karena cuaca, hama dan predator, penyakit. Mortalitas Pemetaan risiko Probabilitas sumber risiko Dampak sumber risiko Z-Score VaR Strategi penanganan risiko METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam ras pedaging berlokasi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan responden sepuluh peternak yang berada di beberapa desa di Kecamatan Pamijahan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari dinas peternakan Kabupaten Bogor, Kecamatan Pamijahan merupakan daerah yang memiliki populasi ayam ras pedaging tertinggi Lampiran 1. Alasan lain pemilihan lokasi tersebut adalah karena selama ini belum ada penelitian mengenai analisis risiko produksi pada peternakan di daerah tersebut tersebut. Pemilihan responden juga dilakukan secara purposive dengan pertimbangan ketersediaan data yang dibutuhkan oleh penulis dan juga kesediaan para responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Mei hingga bulan Juni 2013. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, kedua data ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada pemilik usaha peternakan, karyawan peternakan dan pihak yang terkait dengan usaha peternakan ayam ras pedaging yang berada di daerah Kecamatan Pamijahan. Data primer ini diantaranya berupa informasi tentang kegiatan peternakan ayam yang tidak didokumentasikan oleh perusahaan. Data sekunder diperoleh melalui data dokumentasi perusahaan, jurnal peternakan ayam, Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas Peternakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, perpustakaan, buku-buku ekonomi dan pertanian. Data sekunder ini diantaranya adalah data yang tidak diperoleh melalui proses wawancara. Data produksi yang digunakan dalam penelitian ini bukan data time series seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya tentang risiko produksi melainkan data cross section. Keterbatasan data tersebut menyebabkan data mortalitas ayam akibat dari masing-masing risiko tidak dapat dilihat dari waktu ke waktu. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, diskusi, dengan menggunakan kuisioner. Pengambilan responden juga dilakukan dengan sengaja purposive, dimana responden yang akan dipilih adalah sepuluh peternak ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan yang memiliki kapabilitas untuk memberikan data-data yang akurat tentang peternakan ayam ras pedaging di daerah tersebut. Beberapa pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini antara lain, pemilik yang menjadi sumber untuk mendapatkan data produksi dan pendapatan peternakan. Sumber kedua yaitu mandor yang menjadi kepala kandang, karena mandor merupakan orang yang mengawasi perkembangan pada setiap harinya sehingga memiliki kapabititas untuk memberikan data mengenai pemakaian input-input produksi seperti pakan, obat-obatan, vaksin ayam dan beberapa input lainnya. Sedangkan responden terakhir yaitu anak kandang yang memiliki pengalaman dalam teknik pemeliharaan ayam. Observasi dilakukan dengan pencatatan langsung di lokasi penelitian tentang aktivitas bisnis peternakan dan berbagai kendala risiko yang dihadapi oleh bisnis peternakan. Wawancara, diskusi, dan pengisian kuisioner dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, manajemen risiko yang telah dijalankan perusahaan, data harga-harga input dan output, serta data- data keuangan perusahaan seperti laporan biaya, penerimaan, dan pendapatan perusahaan. Data mortalitas ayam merupakan data sekunder yang diperoleh dari catatan dari karyawan selama periode produksi terakhir. Mortalitas ayam berdasarkan sumber risiko diperoleh dari hasil wawancara dengan peternak ayam ras pedaging yang menjadi responden dalam penelitian ini. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh risiko terhadap penerimaan dan strategi mengatasi risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam ras pedaging yang berada di Kecamatan Pamijahan. Metode Analisis Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Metode analsis untuk menjawab tujuan penelitian No Tujuan Penelitian Sifat Data Suber Data Metode Analisis 1 Mengidentifikasi sumber- sumber risiko peternakan pada sepuluh peternakan ayam ras pedaging yang berada di Kecamatan Pamijahan Kualitatif dan kuantitatif Wawancara, kuisioner, diskusi Analisis Deskriptif 2 Menganalisis seberapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi pada sepuluh usaha peternakan yang berada di Kecamatan Pamijahan Kuantitatif Mortalitas ayam berdasarkan penyebab dan harga jual ayam ras pedaging Analisis Risiko 3 Menganalisis alternatif manajemen risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi sepuluh usaha peternakan yang berada di Kecamatan Pamijahan Kualitatif Wawancara, kuisioner, diskusi Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Sumber-sumber risiko yaitu faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko dapat dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk menganalisis alternatif strategi manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam ras pedaging yang berada di Kecamatan Pamijahan untuk meminimalkan risiko yang dihadapi. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat strategi yang harus diterapkan diterapkan untuk meminimalkan risiko. Hal tersebut didasarkan pada status risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam ras pedaging yang berada di Kecamatan Pamijahan . Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko Kemungkinan terjadi dan dampak sebuah risiko perlu dicari untuk mengukur risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus desimal. Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi adalah data produksi ayam ras pedaging. Data historis diganti dengan data dari 10 peternakan. Menurut Kountur 2008, langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada usaha ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan.

a. Menghitung tingkat kematian ayam berdasarkan sumber

Risiko produksi pada peternakan ayam ras pedaging diindikasikan dengan adanya mortalitas pada setiap periode produksi. Mortalitas ayam ras pedaging disebabkan oleh beberapa faktor dimana faktor-faktor tersbebut disebut dengan sumber risiko. Informasi kematian ayam berdasarkan sumber risiko diperoleh dengan bertanya langsung kepada peternak ataupun karyawan pada peternakan tersebut.

b. Menghitung rata-rata kejadian berisiko

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam ras pedaging yang diproduksi adalah: µ Dimana: µ = Nilai rata-rata kematian ayam ekor xi = Kematian ayam pada setiap periode ekor n = Jumlah periode c. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko √ Dimana: s = Standar deviasi kematian ayam ekor xi = Kematian ayam pada setiap periode ekor µ = Nilai rata-rata kematian ayam ekor n = Jumlah periode d. Menghitung batas normal X dan Z-score Batas normal X risiko merupakan elemen penting dalam penghitungan nilai z-score. Nilai X akan berpengaruh terhadap probabilitas masing-masing sumber risiko. Jika nilai X berubah, maka probabilitas dari masing-masing sumber risiko akan berubah. Batas normal risiko dalam penelitian ini adalah jumlah kematian ayam akibat masing-masing sumber risiko yang dianggap masih normal oleh peternak. Perhitungan batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal adalah: Setelah menemukan batas normal X, tahapan selanjutnya adalah mencari nilai z-score dari masing-masing sumber risiko. Nilai z-score dari masing-masing sumber risiko dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut: Dimana: X = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal ekor Mr = Rata-rata mortalitas ayam akibat masing-masing sumber risiko α = Rata-rata kematian ayam pada masing-masing peternakan ekor z = Nilai z-score dari kematian ayam µ = Nilai rata-rata dari kematian ayam ekor s = Standar deviasi dari kematian ayam ekor Jika hasil z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z-score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi z normal. e. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi Setelah nilai z-score dari produksi ayam di peternakan ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan diketahui, maka selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari Tabel distribusi z normal sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan mortalitas yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko yang melebihi batas normal yang ditetapkan. Analisis Dampak Risiko Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR Value at Risk. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi ayam ras pedaging pada peternakan di Kecamatan Pamijahan. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko. Dalam menghitung VaR terlebih dahulu dihitung jumlah kematian ayam setiap periode. Jumlah kematian ayam tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang terjadi pada periode yang sama dan dikali berat rata-rata yang terjadi pada periode yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya, setelah itu dicari berapa besar nilai standar deviasi atau penyimpangan. Proses terakhir menetapkan batas toleransi kevalidan dan mencari nilai VaR. Menurut Kountur 2008, VaR dapat dihitung dengan rumus berikut: √ Dimana: VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kematian ayam Rp µ = Nilai rata-rata dampak yang disebabkan masing-masing sumber risiko Rp M i = Mortalitas ayam ras pedaging pada masing-masing sumber risiko pada peternakan ke-i kg P= Tingkat harga ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan Rp Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen s = Standar deviasi kerugian akibat kematian ayam Rp n = Banyaknya kejadian berisiko Pemetaan Risiko Sebelum merumuskan strategi penanganan risiko, hal yang terlebih dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak, ataupun sebaliknya. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 5. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil ditentukan dengan pendekatan menggunakan probabilitas rata-rata dari sumber-sumber risiko produksi. Berdasarkan pendekatan tersebut, pada penelitian ini probabilitas yang yang menjadi batas antara probabilitas besar dengan probabilitas kecil adalah 50,60 persen. Batasan dampak besar dan kecil ditentukan oleh peternak. Batas antara dampak besar dan kecil ditentukan dengan pendekatan dua persen dari total