Analitic Hierarchy Process AHP

1. Diversifikasi, yaitu wilayah yang secara ekologis sesuai untuk ternak dan telah digunakan atau diperuntukkan bagi kegiatan sektor dan sub sektor serta komoditas lain, seperti lahan perkebunan, lahan hutan produksi dan lahan tanaman pangan. Simbol yang digunakan untuk wilayah diversivikasi, misalnya meliputi : - Dp – Diversifikasi perkebunan kelapa sawit, karet dan perkebunan rakyat - Ds – Diversifikasi sawah - Dk – Diversifikasi kebun campuran 2. Ekstensifikasi, yaitu wilayah yang secara ekologis sesuai untuk ternak dan belum diperuntukan bagi kegiatan komoditas tertentu. Wilayah ini umumnya merupakan wilayah yang tidak produktif berupa kawasan alang-alang, semak belukar, lahan-lahan terlantar, dan hutan konversi. Simbol yang digunakan untuk wilayah ekstensifikasi, misalnya meliputi : - Es – Ekstensifikasi semak belukar - Eb – Ekstensifikasi lahan terbuka Kombinasi antara kesesuaian lingkungan ekologis, status daya dukung hijauan makanan ternak, sistem arahan lahan dan potensi daya dukung menghasilkan matriks prioritas arahan pengembangan sapi potong. Analisis spasial untuk mengetahui sebaran tingkat ketersediaan hijauan makanan ternak dan arahan lahan pengembangan dengan menggunakan pendekatan SIG. Proses- proses yang dilakukan yaitu operasi tumpang tindih peta satuan lahan dengan peta wilayah kecamatan, gabungan basis data dengan data atribut satuan lahan, query pemanggilan data untuk pembuatan peta tematik, perhitungan luas lahan dan daya dukung.

3.3.6. Analitic Hierarchy Process AHP

Untuk mengetahui isu sentral sebagai prioritas kebijakan pembangunan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP. Untuk mendapatkan skor yang diperlukan, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang telah disusun sebelumnya dan wawancara dengan berbagai unsur yakni Pemda, Pedagang ternak, DPRD dan Peternak. Tujuan utama yang ingin diperoleh dari metode AHP ini adalah ingin menjaring persepsi awal tentang prioritas usaha peternakan yang perlu dilakukan dalam kebijakan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Metode pengambilan dengan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria responden adalah pihak-pihak yang terlibat langsung atau minimal pernah terlibat dalam perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Kriteria responden tersebut dimaksudkan agar jawaban yang diperoleh dapat mencerminkan kondisi yang lebih realistis dalam perumusan kebijakan pembangunan. Analisis AHP dilakukan dengan perangkat lunak Expert Choice 2000. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode AHP adalah Saaty 1993 : 1. Mengidentifikasimenetapkan masalah-masalah yang muncul; 2. Menetapkan tujuan, kriteria dan hasil yang ingin dicapai; 3. Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang mempunyai pengaruh terhadap masalah yang ditetapkan; 4. Menetapkan struktur hirarki; Menurut Saaty 1993 hirarki adalah suatu sistem yang tersusun dari beberapa leveltingkatan, dimana masing-masing tingkat mengandung beberapa unsur atau faktor. Hal yang dilakukan dalam suatu penetapan hirarki adalah mengukur pengaruh berbagai kriteria yang terdapat pada hirarki. Pada umumnya masalah dasar yang muncul dalam penyusunan hirarkhi adalah menentukan level tertinggi dari berbagai interaksi yang terdapat pada berbagai level; 5. Menentukan hubungan antara masalah dengan tujuan, hasil yang diharapkan, pelaku objek yang berkaitan dengan masalah, nilai masing-masing faktor; 6. Membandingkan alternatif-alternatif comparative judgement; 7. Menentukan faktor-faktor yang menjadi prioritas Synthesis of priority; 8. Menentukan urutan alternatif-alternatif dengan memperhatikan logical consistency. Data yang dianalisis diperoleh dari hasil kuesioner terhadap para responden terpilih yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah Daerah, DPRD, pedagang ternak dan peternak. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat penelitian. Skor yang diberikan oleh setiap responden bersifat subyektif, artinya sesuai dengan persepsi masing-masing responden terhadap kebijakan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Nilai skor dari hasil kuesioner tersebut dianalisis dengan bantuan program aplikasi Expert Choice 2000 dengan memperhatikan tahapan-tahapan di atas. Gambar 3 Diagram Alir Penelitian. Ketersedian Hijauan Makanan Ternak Kesesuaian Lingkungan Ekologis Ternak Kesesuaian Lahan Tanaman Hijauan Makanan Ternak Sesuai S1, S2, S3 Sesuai S Data KualitasKarakteristik Satuan Lahan Cek Lapangan Analisis Interpretasi Peta Penggunaan Lahan Eksisting Citra Landsat Tumpang Tindih Data Populasi Ternak Sapi Potong Data Karakteristik Sosial Budaya Arahan dan Prioritas Arahan Pengembangan Ternak Sapi Potong Kelayakan Finansial Peta Administrasi Analisis Spasial Daya Dukung DD - Daya dukung hijauan - Indeks daya dukung Tabel 9 Matriks tujuan, analisis, peubah, data dan keluaran penelitian No Tujuan Analisis metode Peubah Data Keluaran 1 2 3 4 5 Identifikasi penggunaan lahan Penilaian kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong dan Hijauan Makanan Ternak Menghitung Daya dukung lahan dan indeks daya dukung lahan Menentukan kelayakan investasi Menentukan arahan dan prioritas arahan kawasan penyebaran dan pengembangan sapi potong Pengolahan citra Maching antara karakteristik lahan dengan persyaratan lingkungan ekologis sapi potong dan data kesesuaian HMT Daya dukung DD Indeks Daya Dukung IDD - NPV - IRR - BC Ratio Analisis AHP - Ketersediaan sumber pakan Hijauan Makanan Ternak - Batas-batas hutan - Curah hujan - Jenis tanah - Elevasi - Lereng - Kesuburan tanah - Produksi hijauan - Populasi ternak - Ketersedian modal - Arus penerimaan - Arus biaya - Arus pendapatan - Kesesuaian lahan dan lingkungan - Kelayakan Finansial - Karakteristik sosial budaya - Citra Landsat 2006 - Peta RBI - Peta iklim - PH air - Turunan citra SRTM - Peta LREP - Turunan Citra SRTM - Data kesesuaian ling.ekologis sapi potong - Data kesesuaian lahan HMT - Peta kesesuaian lahan - Data populasi ternak - Data kuesioner - Data wawancara - Data kuesioner - Data wawancara - Peta administrasi Jenis penggunaan lahan potensial untuk pengembangan sapi potong Lahan yang sesuai untuk ekologis sapi potong dan lahan yang sesuai untuk tanaman HMT Kemampuan lahan dalam menampung ternak ST Bahan pertimbangan untuk pengembangan usaha ternak Bahan rekomendasi pengembangan usaha sapi potong

4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN