Ketersedian Modal Analisis Finansial Usaha Sapi Potong

orang peternak pemelihara sapi sistem penggemukan dikandangkan dan 60 orang peternak pemelihara sapi sistem turunan dengan digembalakan. Jenis ternak sapi yang dipelihara bervariasi antara lain sapi bali, sapi pesisir sapi lokal, simental, PO dan brahman cross. Keterbatasan data resmi tentang populasi masing-masing jenis ternak sapi yang dipelihara di Kabupaten Sijunjung, menyebabkan penilaian analisis usaha didasarkan atas mayoritas populasi yang ditemukan dari hasil peninjauan lapangan dan pengambilan kuisioner yaitu sapi lokal persilangan sapi pesisir dengan sapi PO atau bali. Usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Sijunjung merupakan suatu usaha sampingan dan belum merupakan mata pencaharian utama, sehingga masih tergolong dalam usaha kecil. Usaha yang dilaksanakan mayoritas dengan sistem turunan anak yang dijual, yaitu dengan mengusahakan sistem pembibitan dan pemeliharaan digembalakan pada siang hari dan kadangkala diberi makanan tambahan berupa konsentrat dan hijauan segar pada waktu malam hari. Sistem pemeliharaan masih terintegrasi dengan usaha tanaman pangan padi sawah, semak dan kebun campuran seperti kelapa, karet, kelapa sawit dengan pola pemeliharaan digembalakan.. Namun sebagian masyarakat ada yang memelihara dengan tujuan penggemukan baik secara intensif maupun semi intensif dengan skala usaha yang relatif masih kecil. Oleh karena itu analisis finansial usaha ternak sapi potong pada penelitian ini dilakukan terhadap dua jenis pemeliharaan yaitu usaha peternakan sapi potong sistem gembala dengan pemeliharaan turunan dan usaha ternak sapi potong sistem dikandangkan dengan tujuan penggemukan.

5.5.1. Ketersedian Modal

Modal yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha meliputi dana untuk pengadaan aktiva dan dana untuk modal kerja. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk usaha sapi potong ini meliputi biaya pembuatan kandang gudang untuk skala usaha menengah, pengadaan peralatan kandang, biaya instalasi air dan listrik, biaya budidaya tanaman rumput gajah serta biaya pembelian ternak sapi. Lahan untuk usaha ternak adalah milik sendiri yang merupakan sebuah investasi, dan tidak memiliki daya saing terhadap penggunaan lahan lainnya sehingga biaya sewa tidak diperhitungkan, biaya transportasi juga tidak dihitung karena rata-rata peternak melakukan transaksi jual beli di kandang sendiri dengan mendatangkan pedagang pengumpul tauke. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung berdasarkan kesimpulan rata-rata hasil pengamatan lapangan dan wawancara dengan peternak dan pedagang setempat, yang tersaji pada Tabel 26. Tabel 26 Asumsi-asumsi dalam usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung Uraian satuan Nilai Keterangan Harga beli induk Rpekor 6.000.000 Harga beli sapi dara Rpekor 4.500.000 Harga beli pedet Rpekor 3.500.000 Harga beli pejantan Rpekor 7.000.000 Harga beli sapi bakalan RpBH 5.000.000 Harga jual sapi penggemukan RpBH 6.000.000 Harga jual induk afkir Rpekor 3.500.000 Biaya pakan dedakkonsentrat - biaya konsentrat digembalakan Rpekth 182.500 - dikandangkan skala sedang Rpekperiode 180.000 - dikandangkan skala kecil Rpekperode 144.000 Volume rata-rata - dikandangkan skala sedang Ekor 6-15 Rata-rata 8 - dikandangkan skala kecil Ekor 1-5 Rata-rata 4 - digembalakan Sistim turunan Ekor 1-5 Rata-rata 4 Periode pengamatan aliran kas Tahun 8 sistem pemeliharaan Masa periode penggemukan kalith 2 - 3 Bobot badan awal rata-rata Kg 250 Pertambahan bobot badan Kghr 0,4 – 0,5 Tingkat suku bunga th 6 dan 17 Lama penggemukan Bulan 4 Biaya kandang skala menengah Unit 7.000.000 Biaya kandang skala kecil Unit 1.500.000 Biaya pembuatan kebun HMT digembalakan Unit 1.000.000 Biaya pembuatan kebun HMT kandang skala kecil Unit 1.000.000 Biaya pembuatan kebun HMT kandang skala menengah Unit 2.000.000

5.5.2. Proyeksi Aliran Kas