Konsep Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG

Menurut Soemarwoto 1983, daya dukung menunjukkan besarnya kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan, yang dinyatakan dalam jumlah ekor per satuan jumlah lahan. Jumlah hewan yang dapat di dukung kehidupannya itu tergantung pada biomas bahan organik tumbuhan yang tersedia untuk hewan. Daya dukung ditentukan oleh banyaknya bahan organik tumbuhan yang terbentuk dalam proses fotosintesis per satuan luas dan waktu, yang disebut produktivitas primer. Salah satu faktor yang diperlukan untuk menganalisis kapasitas tampung ternak ruminansia di suatu wilayah adalah dengan menghitung potensi hijauan pakan. Hijauan pakan untuk ternak ruminansia terdiri dari rerumputan, dedaunan dan limbah pertanian. Estimasi potensi hijauan pakan pada masing-masing wilayah dipengaruhi oleh keragaman agroklimat, jenis dan topografi tanah dan tradisi budidaya pertanian Ma’sum 1999.

2.5. Konsep Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand and Kiefer 1990. Alat yang digunakan adalah alat pengindera atau sensor yang berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik atau wahana lain. Kegiatan penginderaan jauh terbagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu pengumpulan data dan analisis data. Dengan demikian pembicaraan penginderaan jauh tidak dapat lepas dari perangkat pengumpulan data dan metodologi analisis data agar menghasilkan informasi yang bermanfaat. Pengumpulan data dari jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, termasuk variasi agihan daya, agihan gelombang bunyi atau agihan energi elektromagnetik. Citra Landsat adalah salah satu contoh bentuk data hasil perekaman penginderaan jauh dalam bentuk agihan energi elektromagnetik. Citra Landsat telah banyak digunakan untuk mengetahui kondisi sumberdaya alam di muka bumi, khususnya untuk melihat tutupan lahan dan jenis penggunaan lahan. Kunci keberhasilan terapan suatu sistem penginderaan jauh terletak pada manusia kelompok manusia yang menggunakan data penginderaan jauh. Data yang dihasilkan dengan sistem penginderaan jauh hanya akan menjadi informasi yang bermanfaat bila seseorang memahami asal-usulnya, mengerti bagaimana menginterpretasinya dan memahami bagaimana cara menggunakannya secara tepat Lillesand and Kiefer 1990. Karakteristik utama dari metode penginderaan jauh yang digunakan untuk pemetaan penggunaan lahan adalah tingkat otomatisasi dan objektivitas yang tinggi, serta dimungkinkan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan. Informasi dari citra Landsat dan data vektor dipadukan dan dianalisis dengan Sistem Informasi Geografi SIG Tapiador dan Casanova 2003. Pemanfaatan SIG bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dibutuhkan dalam pengelolaan data yang berbasis geografi. SIG mampu mengintegrasikan rangkaian data yang bervariasi mulai dari data atribut seperti data lapangan, data spasial maupun data penginderaan jauh, sebagai salah satu sumber data yang sangat bermanfaat dalam SIG. Hubungan antara SIG dengan penginderaan jauh inderaja dapat dikatakan sangat erat. Meskipun demikian, baik inderaja maupun SIG keduanya dapat bekerja secara terpisah, dimana masing-masing menghasilkan informasi yang penting dan relevan untuk kepentingan sumberdaya alam. Apabila kedua teknologi ini dipadukan, informasi yang diperoleh akan lebih baik daripada dioperasikan secara terpisah. Menurut Ma’sum 1999, melalui pemanfaatan interpretasi data satelit dengan menggunakan perangkat keras dan lunak serta didukung dengan peta topografi, peta tematis serta data statistik pertanian, dapat dianalisis potensi hijauan pakan ternak di suatu wilayah lebih cepat dan cukup akurat. Berdasarkan data ketersedian hijauan pakan ternak di suatu wilayah, dibagi dengan kebutuhan per ekor ternak akan didapatkan kapasitas tampung.

2.6. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu.