Kondisi Umum Peternakan Potensi Sumber Daya Alam 1. Penggunaan Lahan.

4.2.5. Kondisi Umum Peternakan

Perkembangan sub sektor peternakan khususnya ternak besar di Kabupaten Sijunjung tidak terlepas dari usaha sektor pertanian yang ada. Usaha peternakan umumnya merupakan usaha sampingan yang terintegrasi dengan usaha pertanian lainnya, dan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB tertinggi yaitu 27 , dan sub sektor peternakan menyumbang sebanyak 3 dari total PDRB keseluruhan. Usaha ternak sapi Potong di Kabupaten Sijunjung sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulunya, ini terlihat dari usaha ternak sapi sudah dilakukan selama puluhan tahun. Usaha tersebut diatas masih bersifat tradisional dengan skala kecil yaitu ternak sapi dipelihara dengan sistem digembalakandilepas pada siang hari di daerah lahan pertanian dan pada malam hari dimasukan ke dalam kandang. Ternak dibiarkan merumput di sekitar lokasi pertanian atau padang pengembalaan yang ada, kadang-kadang diberi hijauan berupa rumput unggul yang ditanam di sekitar lokasi. Permasalahan yang sering timbul adalah kekurangan pakan pada saat musim kemarau sehingga pada saat-saat tertentu ternak mengalami kurus, produksi daging tidak maksimal serta gangguan reproduksi karena kekurangan pasokan makanan hijauan yang terbatas. Sistem perkawinan sapi potong sebagian besar kawin alam dengan pejantan lokal sehingga menyebabkan turunan yang dihasilkan bukan merupakan ternak unggul in breeding namun sebagian sudah ada yang melakukan dengan kawin suntik Inseminasi buatan. Pemeliharaan dengan sistem semi intensif sudah dilakukan oleh sebagian peternak, sapi-sapi tersebut dikandangkan sepanjang hari dan diberikan hijauan dari rumput lapangan yang tersedia, limbah hasil pertanian serta diberi makanan penguat konsentrat berupa dedak, ampas tahu, bungkil kelapa, dan sagu. Tujuan pemeliharaan sapi sistem kandang lebih berorientasi kepada penggemukan untuk menghasilkan produksi daging, biasanya dipilih dari sapi jantan yang sudah dewasa berumur 2 – 2,5 tahun dengan pemeliharaan selama 4 bulan lalu dipasarkan untuk dipotong, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. Jenis sapi yang dipelihara kebanyakan adalah sapi pesisir sapi lokal, dan sapi bali, namun sebagian kecil ada yang memelihara jenis sapi PO, Simental dan Brahman cross. Perkembangan ternak ruminansia di Kabupaten Sijunjung menyebar di setiap kecamatan, dengan berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, seperti terlihat pada Tabel 15. Ternak kerbau merupakan populasi ternak ruminansia terbesar di Kabupaten Sijunjung, disusul dengan ternak sapi potong, kambing dan domba, namun usahaternak sapi potong merupakan yang paling banyak diusahakan dengan jumlah Kepala Keluarga KK usahaternak sapi potong sebanyak 3.957 KK, usahaternak kerbau 2.797 KK, usahaternak kambing 2.652 KK dan usahaternak domba dengan 202 KK Statistik Peternakan 2008 Usaha ternak kerbau, kambing dan domba hampir seluruhnya dilaksanakan dengan sistem tradisional sehingga memerlukan padang pengembalaan yang sangat luas, namun padang pengembalaan yang ada semakin berkurang karena beralih fungsi menjadi pemukiman dan perkebunan. Tabel 15 Populasi ternak ruminansia menurut kecamatan di Kabupaten Sijunjung Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba Kupitan IV Nagari Sumpur Kudus Koto VII Sijunjung Lubuk Tarok Tanjung Gadang Kamang Baru 1.039 726 2.356 2.872 3.293 1.478 1.590 2.851 1.070 1.252 2.286 2.982 4.703 1.143 1.678 3.346 284 167 1.552 2.719 3.056 278 1.254 1.867 11 30 234 120 192 357 256 651 Jumlah 2008 2007 2006 2005 2004 16.205 15.615 36.492 36.377 36.267 18.460 17.647 37.521 33.398 33.623 11.177 18.159 26.808 26.766 27.151 1.851 2.159 3.910 2.973 2.531 Sumber : Statistik Peternakan 2008

4.2.6. Ketersedian Pasar