Analisis Finansial Analisis data 1. Identifikasi penggunaan lahan

Tabel 8 Nilai Satuan Ternak ST ruminansia utama di Kabupaten Sijunjung tahun 2008 No Jenis Ternak Jumlah ekor Faktor konversi Jumlah ST 1 2 3 4 Sapi Potong Kerbau Kambing Domba 16.205 18.460 11.177 1.851 0,7 0,8 0,055 0,055 11.344 14,768 615 102 Total 47.693 26.828 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung 2008, data diolah; Sumanto dan Juwarni 2006. data diolah

3.3.4. Analisis Finansial

Untuk menentukan kelayakan finansial dari usaha sapi potong tersebut dilakukan analisis kuantitatif dengan menghitung NPV, Net BCR, dan IRR Soekartawi 1995. a. Net Present Value NPV Net Present Value NPV atau nilai tambah adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Metode ini menghitung selisih antara manfaatpenerimaan dengan biayapengeluaran. Perhitungan diukur dengan nilai uang sekarang at present value dengan rumus : NPV= ∑ = + − n t t i l t Ct Bt 1 Dimana: Bt = Manfaat yang diperoleh sehubungan dengan usaha atau proyek pada times series tahun, bulan, dan sebagainya ke-t Rp; Ct = Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan proyek pada times series ke –t tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal pembelian peralatan, tanah, kontruksi dan sebagainya Rp; t = Merupakan tingkat suku bunga yang relevan; i = Periode 1, 2, 3, ...., n. Kriteria yang digunakan adalah apabila: a nilai NPV 0, maka pengembangan usaha sapi potong layak untuk dikembangkan. b nilai NPV 0, maka pengembangan usaha sapi potong tidak layak untuk dikembangkan. c nilai NPV = 0, maka pengembangan usaha sapi potong baru mencapai break even point impas. b. Benefit Cost Ratio BC Ratio Net Benefit Cost Ratio Net BC adalah nilai perbandingan antara nilai manfaat bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya saat ini. Net BC dengan menggunakan rumus: Net BCR = t n l t i l Ct Bt ∑ = + − atau BC = ∑ ∑ = = + + n l t t n l t i l Ct t i l Bt Kriteria yang digunakan adalah apabila : a nilai BC1, maka pengembangan sapi potong layak untuk dikembangkan. b nilai BC1, maka pengembangan sapi potong tidak layak untuk dikembangkan. c nilai BC = 1, maka pengembangan sapi potong baru mencapai break even point impas. c. Internal Rate of Return IRR Internal rate of Return IRR adalah suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh investasi proyek atau dengan kata lain, pada tingkat suku bunga berapa NPV sama dengan nol NPV = 0. Tingkat suku bunga tersebut adalah tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh suatu kegiatan usaha untuk faktor produksi yang digunakan. Perhitungan IRR dapat dirumuskan sebagai berikut : IRR = i+i−i NPV - NPV NPV dimana: i’ i” NPV’ NPV” = nilai percobaan pertama untuk discount rate ; = nilai percobaan kedua untuk discount rate ; = nilai percobaan pertama untuk NPV; = nilai percobaan kedua untuk NPV. Kriteria yang digunakan adalah apabila: a Nilai IRR 1; maka pengembangan usaha sapi potong layak untuk dikembangkan. b Nilai IRR 1; maka pengembangan usaha sapi potong tidak layak untuk dikembangkan. c Nilai IRR = 0; maka pengembangan usaha sapi potong mencapai titik break even point.

3.3.5. Arahan Pengembangan Sapi Potong