Litologi, Giologi dan Jenis Tanah

4.2.2. Litologi, Giologi dan Jenis Tanah

Litologi umum Kabupaten Sijunjung terdiri dari batuan malihan miarit, filit, dan batu gamping dan batuan sedimen tersier. Batuan-batuan malihan berumur premokarbon dan terutama tersebar di bagian timur. Batu-batuan tersebut diterobos oleh batuan granit yang berumur trias, terutama ditemukan di Tanjung Gadang. Batuan sedimen tersier terdiri dari batu pasir, lempung, batu pasir dan serpihan menutupi tidak selaras dengan batuan malihan dan granit di sekitar daerah Muaro. Struktur geologi terdiri dari sesar naik kearah barat laut – tenggara yang merupakan kotak antara batuan malihan dan batuan sedimen tersier. Sebaran tanah yang berada di Kabupaten Sijunjung umumnya adalah Inceptisol, Ultisol dan Oxisol. Inceptisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Inceptisol merupakan tanah belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Kisaran kadar C-organik dan KTK Inceptisols sangat lebar, demikian pula kejenuhan basanya, oleh karena itu tidak berarti bahwa semua Inceptisols memiliki produktivitas yang rendah, produktivitas alami Inceptisols sebenarnya sangat bervariasi tergantung dari proses pembentukan tanah Inceptisols itu sendiri. Subordo Inceptisol di Kabupaten Sijunjung adalah tanah Dystropept, yang merupakan Inceptisol dengan nilai kejenuhan basa KB kurang dari 60 . Subordo Inceptisol lain yang ditemukan adalah Tropaquept dan Eutropept. Tropaquept yaitu Inceptisol yang sering jenuh air kecuali dilakukan perbaikan drainase. Sedangkan Eutropept merupakan Inceptisol dengan KB pada kedalaman antara 25 – 75 cm lebih dari 60 atau pada lapisan ini terdapat karbonat bebas Hardjowigeno 2003 Ultisol merupakan tanah yang memiliki lapisan akumulasi liat. Kejenuhan basa pada tanah ini termasuk rendah 35 . Tanah ini berkembang dari bahan induk tua, biasanya banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk liat. Subordo Ultisol yang dapat dijumpai di Kabupaten Sijunjung adalah Tropudult, dimana tanah ini berkembang pada daerah-daerah humid, dimana musim keringnya singkat. Kandungan bahan organik pada tanah-tanah ini tergolong rendah, muka air tanah selalu di bawah solum tanah Hardjowigeno 2003. Tropudult tergolong tanah-tanah yang mempunyai horison argilik, kejenuhan basa total kurang dari 35 pada kedalaman ± 180 cm dan tidak mempunyai kelembaban aquik dan memiliki regim temperatur isomesic atau lebih panas Suhardjo 1989. Subordo yang lain adalah Paleudult, yaitu tanah dengan kandungan liat yang tidak menurun ≥ 20 dari liat maksimum pada kedalaman sampai 1,5 m Hardjowigeno 2003. Jenis tanah yang memiliki sebaran terluas berada hampir di seluruh wilayah kabupaten, yaitu Inceptisol dengan subordo Dystropept, dengan luas 179.636,8 ha atau 57,9 dari luas wilayah Kabupaten Sijunjung. Ultisol memiliki luas sebaran kedua, yaitu 127.613,30 ha atau 41,2 dari total wilayah, dan sisanya dengan jenis tanah Oxisol. Subordo Tropaquept dan Paleudult adalah sebaran terluas kedua, tersebar di Kecamatan Sijunjung, Tanjung Gadang, Koto VII, Sumpur Kudus dan Lubuk Tarok. Tanah-tanah ini memiliki tekstur tanah yang halus sampai sedang dengan jenis batuan phyllite, granit, serpihan, alluvium dan pasir berbatu.

4.2.3. Klimatologi