4. Memudahkan pemasaran hasil-hasil secara lebih terorganisir, sehingga
posisi tawar menawar bargaining power lebih kuat. Pengelompokan aktivitas peternakan dalam suatu wilayah yang didukung
oleh wilayah sekitarnya dan partisipasi masyarakat dinamakan Kawasan Peternakan. Secara umum Kawasan Peternakan memiliki ciri-ciri umum sebagai
berikut : lokasinya sesuai dengan agro ekosistem dan alokasi tata ruang wilayah, dibangun dan dikembangkan oleh masyarakat dalam atau sekitar kawasan
tersebut, berbasis komoditas ternak unggulan dan atau komoditas ternak strategis, adanya pengembangan kelompok tani menjadi kelompok pengusaha, sebagian
besar pendapatan masyarakat berasal dari usaha agribisnis peternakan, memiliki prospek pasar yang jelas, didukung oleh ketersediaan teknologi yang memadai,
memiliki peluang pengembangan atau diversifikasi produk yang tinggi, didukung oleh kelembagaan yang berakses ke hulu dan ke hilir Direktorat Pengembangan
Kawasan Khusus dan Tertinggal 2004.
2.2. Ternak Sapi Potong
Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan sumber protein hewani yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan penting artinya dalam kehidupan masyarakat. Seekor atau sekelompok ternak sapi dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan terutama sebagai
bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit tulang dan lainnya Sugeng 1998.
Riady 2004 menambahkan bahwa pada tahun 2003, populasi sapi potong di Indonesia sekitar 11.395.688 ekor, dengan tingkat pertumbuhan populasi
sekitar 1,08 , idealnya pertumbuhan minimal populasi sapi potong 15,27 untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dari populasi sapi tersebut 45-50 adalah
sapi asli Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan, sapi Bali termasuk jenis sapi terbanyak, diikuti sapi Madura, dan sisanya terdiri sapi Ongole, Peranakan
Ongole PO, Brahman Cross, dan persilangan sapi lokal dengan sapi impor Simental, Limosusin, Hereford, dan lain-lain.
Pemeliharaan sapi potong di Indonesia dilakukan secara ekstensif, semi intensif dan intensif. Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif
hampir sepanjang hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi
tersebut dilepaskan di padang pengembalaan dan digembalakan sepanjang hari mulai dari pagi hari sampai sore hari.
Mengingat kondisi Indonesia yang merupakan negara agraris maka sektor pertanian tidak terlepas dari berbagai sektor yang lainnya yaitu sub sektor
peternakan. Faktor pertanian dan penyebaran penduduk di Indonesia ini menentukan penyebaran usaha ternak sapi. Masyarakat peternak bermata
pencaharian bertani tidak bisa lepas dari usaha ternak sapi, baik untuk tenaga, pupuk dan sebagainya sehingga kalau pertanian maju berarti menunjang produksi
pakan ternak berupa hijauan, hasil ikutan pertanian berupa biji-bijian atau pakan penguat Sugeng 1998.
2.3. Hijauan Makanan Ternak Sapi Potong