Penilaian Kriteria Kelayakan Finansial

5.5.3. Arus Penerimaan Sapi Potong

Arus penerimaan adalah arus kas yang masuk dari suatu usaha. Usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung terdiri dari penerimaan dari penjualan sapi yang sudah digemukan, sapi anakan serta induk afkir serta penjualan dari kotoran sapi. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah produksi dan harga jual.

5.5.4. Arus Biaya Usaha Ternak Sapi Potong

Arus biaya terdiri dari atas biaya awal dan biaya operasional. Biaya awal yang diperhitungkan untuk mengembangkan usaha ternak sapi potong pada saat usaha siap untuk beroperasi. Biaya operasional dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi langsung dengan jumlah produksi. Biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya feed supplement, biaya peralatan dan pembelian sapi bakalan. Biaya tetap terdiri dari biaya upah tenaga kerja, pemeliharaan, listrik dan penyusutan kandang. Rincian biaya operasional usaha ternak sapi patong dapat dilihat pada Lampiran.10 -15

5.5.5. Arus Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan total usahaternak dikurangi dengan biaya total usahaternak sapi potong. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah luasan usaha ternak, tingkat produksi dan tingkat keefisien penggunaan faktor produksi. Pendapatan rata-rata yang didapatkan peternak pada pemeliharaan dengan digembalakan adalah Rp. 5.950.625 kandangtahun, pada pemeliharaan dikandangkan dengan skala kecil adalah Rp. 5.538.000 kandangtahun dan pendapatan rata-rata pada pemeliharaan dikandangkan skala menengah adalah Rp. 12.070.000 kandangtahun.

5.5.6. Penilaian Kriteria Kelayakan Finansial

Penilaian kelayakan finansial usahaternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung menggunakan kriteria NPV, BC ratio dan IRR. Analisis usaha dilakukan selama 8 tahun dengan asumsi masa produktif sapi betina kurang dari 10 tahun atau 7 kali melahirkan. Perhitungan kelayakan investasi diperoleh melalui data hasil pengurangan biaya dan manfaat yang timbul karena adanya proyek pada masing-masing usaha. Manfaat bersih tambahan yang diperoleh didiskontokan pada tingkat suku bunga pinjaman pada Bank Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Barat Bank Nagari tahun 2009 yaitu 6 untuk pinjaman Kredit Usaha Kecil dan 17 untuk pinjaman usaha normal. Tingkat kelayakan finansial pada masing-masing tingkat suku bunga dan sistem pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 10 – 15. Analisis yang dilakukan dengan tingkat suku bunga pinjaman 6 ditersaji pada Tabel 27. Hasil analisis pada pemeliharaan ternak yang digembalakan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 29.288.600 nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat ini yang diterima peternak selama delapan tahun, nilai BC ratio adalah sebesar 1,48 artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Petenak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,48 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 23,53 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan digembalakan adalah layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan suku bunga yang berlaku. Tabel 27. Hasil analisis finansial usaha ternak pada tingkat suku bunga 6 Sistem Pemeliharaan Kriteria penilaian NPV Rp BC Ratio IRR Digembalakan 20.929.000 1,48 23,53 Kandang skala kecil 32.458.700 1,12 54,96 Kandang skala menengah 70.226.500 1,12 52,44 Analisis yang dilakukan pada sistem pemeliharaan dengan dikandangkan dalam skala usaha kecil memiliki nilai NPV sebesar Rp. 32.458.700 nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat kini yang diterima peternak selama delapan tahun. Nilai BC ratio. 1,12, artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Petenak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,12 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 54,96 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan yang dikandangkan dengan skala kecil adalah layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan tingkat dari tingkat suku bunga yang berlaku. Analisis yang dilakukan pada sistem pemeliharaan dengan dikandangkan pada skala menengah dengan tingkat suku bunga pinjaman 6 memiliki nilai NPV sebesar Rp. 70.226.500 nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat kini yang diterima peternak selama delapan tahun, nilai BC ratio 1,2, artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Peternak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp.1,2 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 52,44 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan dikandangkan dengan skala usaha menengah adalah layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan suku bunga yang berlaku. Analisis finansial yang dilakukan dengan tingkat suku bunga pinjaman 17 tersaji pada Tabel 28. Pemeliharaan ternak yang digembalakan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 5.531.200 nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat ini yang diterima peternak selama delapan tahun, dengan nilai BC ratio adalah 1,15 artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Peternak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,15 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 23,65 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan digembalakan adalah layak dan menguntungkan karena NPV bernilai positif, BC ratio lebih dari satu dan tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan suku bunga yang berlaku. Tabel 28 Hasil analisis finansial usaha ternak pada tingkat suku bunga 17 Sistem Pemeliharaan Kriteria penilaian NPV Rp BC Ratio IRR Digembalakan 5.531.200 1,15 23,65 Kandang skala kecil 18.048.100 1,10 53,66 Kandang skala menengah 38.911.900 1,10 51,82 Analisis yang dilakukan pada sistem pemeliharaan dengan dikandangkan dalam skala usaha kecil dengan tingkat suku bunga pinjaman 17 memiliki nilai NPV sebesar Rp. 18.048.100 nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat ini yang diterima peternak selama delapan tahun. Nilai BC ratio 1,10, artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Peternak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,10 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 53,66 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan yang dikandangkan dengan skala kecil adalah layak dan menguntungkan karena NPV nya bernilai positif, BC Rationya lebih dari satu dan tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan suku bunga yang berlaku.. Analisis yang dilakukan pada sistem pemeliharaan dikandangkan dengan skala menengah pada tingkat suku bunga pinjaman 17 memiliki nilai NPV sebesar Rp. 38.911.900, nilai tersebut merupakan pendapatan bersih nilai saat kini yang diterima peternak selama delapan tahun, nilai BC ratio 1,10, artinya perbandingan penerimaan yang diterima peternak selama delapan tahun lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Petenak akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,10 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00. Nilai IRR sebesar 51,82 artinya investasi yang ditanamkan pada usahaternak sapi potong pada sistem pemeliharaan dikandangkan dengan skala usaha menengah adalah layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dibandingkan suku bunga yang berlaku, NPV nya bernilai positif dan BC rationya besar dari satu. 5.6. Arahan Pengembangan Sapi Potong 5.6.1. Arahan Lahan Pengembangan Sapi Potong