Ketersedian Pasar Potensi Sumber Daya Alam 1. Penggunaan Lahan.

Brahman cross. Perkembangan ternak ruminansia di Kabupaten Sijunjung menyebar di setiap kecamatan, dengan berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, seperti terlihat pada Tabel 15. Ternak kerbau merupakan populasi ternak ruminansia terbesar di Kabupaten Sijunjung, disusul dengan ternak sapi potong, kambing dan domba, namun usahaternak sapi potong merupakan yang paling banyak diusahakan dengan jumlah Kepala Keluarga KK usahaternak sapi potong sebanyak 3.957 KK, usahaternak kerbau 2.797 KK, usahaternak kambing 2.652 KK dan usahaternak domba dengan 202 KK Statistik Peternakan 2008 Usaha ternak kerbau, kambing dan domba hampir seluruhnya dilaksanakan dengan sistem tradisional sehingga memerlukan padang pengembalaan yang sangat luas, namun padang pengembalaan yang ada semakin berkurang karena beralih fungsi menjadi pemukiman dan perkebunan. Tabel 15 Populasi ternak ruminansia menurut kecamatan di Kabupaten Sijunjung Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba Kupitan IV Nagari Sumpur Kudus Koto VII Sijunjung Lubuk Tarok Tanjung Gadang Kamang Baru 1.039 726 2.356 2.872 3.293 1.478 1.590 2.851 1.070 1.252 2.286 2.982 4.703 1.143 1.678 3.346 284 167 1.552 2.719 3.056 278 1.254 1.867 11 30 234 120 192 357 256 651 Jumlah 2008 2007 2006 2005 2004 16.205 15.615 36.492 36.377 36.267 18.460 17.647 37.521 33.398 33.623 11.177 18.159 26.808 26.766 27.151 1.851 2.159 3.910 2.973 2.531 Sumber : Statistik Peternakan 2008

4.2.6. Ketersedian Pasar

Kabupaten Sijunjung mempunyai sebuah pasar ternak regional yang representatif untuk wilayah Sumatera dengan transaksi perdagangan ternak sapi yang cukup besar yaitu 17.000 ekortahun. Sebagai gambaran bahwa transaksi tersebut lebih besar dari populasi ternak sapi yang ada di Kabupaten Sijunjung saat ini yakni 16.205 ekor DISNAKKAN 2009. Hal ini tidak terlepas dari lokasi pasar dan kondisi geografis Sijunjung yang dibelah oleh jalan Lintas Tengah Sumatera yang memudahkan pedagang lintas propinsi mengakses pasar tesebut, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendukung dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Sijunjung. Gambar 5 Suasana Pasar Ternak Regional Palangki di Kecamatan IV Nagari.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penggunaan Lahan

Hasil klasifikasi dan interpretasi citra Landsat-7 disajikan pada Gambar 6 dan Tabel 16, cakupan awan pada citra dihilangkan dengan memasukkan citra Landsat tahun sebelumnya pada lokasi yang sama, sehingga diperoleh delapan jenis penggunaan lahan yaitu hutan, kebun campuran, sawah, pemukiman, semak, lahan terbuka serta pertambangan. Karena hasil luas lahan pada citra tidak sama dengan luas data BPS maka perlu dikonversi dengan luas data BPS. Tabel 16 Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung tahun 2006 berdasarkan interpretasi citra Landsat No Penggunaan lahan Luasan pada peta Luasan setelah di konversi Persentase ha ha 1 Lahan Terbuka 3.298,06 3.391,86 1,08 2 Kebun Campuran 101.956,04 104.855,40 33,49 3 Permukiman 4.946,06 5.086,71 1,62 4 Semak 5.814,21 5.979,55 1,91 5 Sawah 10.800,79 11.107,94 3,55 6 Pertambangan 671,07 690,15 0,22 7 Hutan 175.098,92 180.078,27 57,52 8 Sungai 1.837,87 1.890,13 0,60 Jumlah 304.516,80 313.080,00 100,00 Tabel 16 memperlihatkan bahwa hutan merupakan penggunaan lahan terbesar mencapai 57,52 atau 180.078 ha yang umumnya berupa hutan lindung dan hutan Hutan Suaka Alam Wisata. Kebun campuran umumnya ditanami dengan tanaman perkebunan seperti karet maupun kelapa sawit namun di dalamnya terdapat juga tanaman semusim lainnya seperti durian, manggis, rambutan dan lain-lain, merupakan penggunaan lahan terbesar kedua yaitu 33,49 atau 104.855 ha. Sawah menempati penggunaan areal terbesar ketiga yaitu 3,55 atau 11.107 ha yang berada di sepanjang daerah aliran sungai serta di beberapa wilayah dataran di antara pegunungan. Persentase pemukiman dari luasan penggunaan lahan hanya sebesar 1,62 atau 5.807 ha yang menempati sepanjang jalan dengan jumlah penduduk 204.601 jiwa. Semak belukar dan lahan