mendatangkan pedagang pengumpul tauke. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung berdasarkan
kesimpulan rata-rata hasil pengamatan lapangan dan wawancara dengan peternak dan pedagang setempat, yang tersaji pada Tabel 26.
Tabel 26 Asumsi-asumsi dalam usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung
Uraian satuan
Nilai Keterangan
Harga beli induk Rpekor
6.000.000 Harga beli sapi dara
Rpekor 4.500.000
Harga beli pedet Rpekor
3.500.000 Harga beli pejantan
Rpekor 7.000.000
Harga beli sapi bakalan RpBH
5.000.000 Harga jual sapi penggemukan
RpBH 6.000.000
Harga jual induk afkir Rpekor
3.500.000 Biaya pakan dedakkonsentrat
- biaya konsentrat digembalakan Rpekth
182.500 - dikandangkan skala sedang
Rpekperiode 180.000 - dikandangkan skala kecil
Rpekperode 144.000
Volume rata-rata - dikandangkan skala sedang
Ekor 6-15
Rata-rata 8 - dikandangkan skala kecil
Ekor 1-5
Rata-rata 4 - digembalakan Sistim turunan
Ekor 1-5
Rata-rata 4 Periode pengamatan aliran kas
Tahun 8
sistem pemeliharaan Masa periode penggemukan
kalith 2 - 3
Bobot badan awal rata-rata Kg
250 Pertambahan bobot badan
Kghr 0,4 – 0,5
Tingkat suku bunga th
6 dan 17 Lama penggemukan
Bulan 4
Biaya kandang skala menengah Unit
7.000.000 Biaya kandang skala kecil
Unit 1.500.000
Biaya pembuatan kebun HMT digembalakan
Unit 1.000.000
Biaya pembuatan kebun HMT kandang skala kecil
Unit 1.000.000
Biaya pembuatan kebun HMT kandang skala menengah
Unit 2.000.000
5.5.2. Proyeksi Aliran Kas
Proyeksi aliran kas membahas tentang arus penerimaan dan arus biaya usaha ternak. Arus penerimaan didapatkan dari penerimaan operasi sedangkan arus
biaya dikeluarkan dari awal usaha dan biaya operasi selama usaha berlangsung. Asumsi yang digunakan dengan biaya input dan output tetap selama masa
perhitungan.
5.5.3. Arus Penerimaan Sapi Potong
Arus penerimaan adalah arus kas yang masuk dari suatu usaha. Usaha ternak sapi potong di Kabupaten Sijunjung terdiri dari penerimaan dari penjualan sapi
yang sudah digemukan, sapi anakan serta induk afkir serta penjualan dari kotoran sapi. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah produksi dan
harga jual.
5.5.4. Arus Biaya Usaha Ternak Sapi Potong
Arus biaya terdiri dari atas biaya awal dan biaya operasional. Biaya awal yang diperhitungkan untuk mengembangkan usaha ternak sapi potong pada saat
usaha siap untuk beroperasi. Biaya operasional dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak
terkait langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi langsung dengan jumlah produksi.
Biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya feed supplement, biaya peralatan dan pembelian sapi bakalan. Biaya tetap terdiri dari
biaya upah tenaga kerja, pemeliharaan, listrik dan penyusutan kandang. Rincian biaya operasional usaha ternak sapi patong dapat dilihat pada Lampiran.10 -15
5.5.5. Arus Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan total usahaternak dikurangi dengan biaya total usahaternak sapi potong. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan adalah luasan usaha ternak, tingkat produksi dan tingkat keefisien penggunaan faktor produksi. Pendapatan rata-rata yang didapatkan peternak pada
pemeliharaan dengan digembalakan adalah Rp. 5.950.625 kandangtahun, pada pemeliharaan dikandangkan dengan skala kecil adalah Rp. 5.538.000
kandangtahun dan pendapatan rata-rata pada pemeliharaan dikandangkan skala menengah adalah Rp. 12.070.000 kandangtahun.
5.5.6. Penilaian Kriteria Kelayakan Finansial