Kestasioneran Data Perkembangan Investasi Portofolio Asing di Indonesia Periode 1990-2010

63 Neter dalam Ulpah 2006 menyebutkan bahwa nilai VIF akan semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar di antara peubah-peubah bebas. VIF yang lebih besar dari 10 dapat digunakan sebagai petunjuk adanya kolinearitas. Hasil analisis PCA pada data penelitian ini, seperti dalam Lampiran 5, menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai Variance Inflation Factor VIF yang lebih besar dari 10, sehingga dengan demikian metode ECM dapat dilanjutkan dengan menggunakan nilai residual UT dari analisis PCA untuk melihat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka pendek.

5.1.2. Kestasioneran Data

Dalam metode analisis Error Correction Model ECM, langkah pertama yang dilakukan adalah menguji kestasioneran data unit root test dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller. Unit Root Test dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan kecenderungan data yang dianalisis, apakah data tersebut memiliki pola yang stabil stasioner atau tidak. Suatu variabel dikatakan tidak memiliki unit root dan stasioner pada taraf nyata tertentu apabila nilai t-statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon. Selain itu, kestasinoneran ini juga dapat dibuktikan melalui nilai probabilitas prob dari semua variabel tersebut yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan α=10 persen. Pada Tabel 5.4 diperlihatkan hasil uji unit root pada kesembilan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pada level, terdapat tujuh variabel yang tidak stasioner, yaitu: FP, PDB, KURS, LIBOR, MS, NET, dan DUMMY KMD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas dari variabel-variabel tersebut yang lebih besar dari taraf nyata α=10 persen atau Prob 10 persen. Oleh karena terdapat beberapa 64 variabel yang tidak stasioner pada level maka dibutuhkan pengujian kestasioneran pada tingkat first difference. Tabel 5.4. Hasil Uji Unit Root Pada Level Variabel Nilai ADF Nilai Kritis McKinnon Probabilitas Keterangan 1 persen 5 persen 10 persen FP -1,860679 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,3470 Tidak Stasioner PDB 2,225658 -3,621023 -2,943427 -2,610263 0,9999 Tidak Stasioner KURS -0,937241 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,7661 Tidak Stasioner LIBOR -1,824696 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,3637 Tidak Stasioner MS 0,874399 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,9941 Tidak Stasioner INFLASI -5,748888 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,0000 Stasioner NET -1,892444 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,3325 Tidak Stasioner PMDN -5,185082 -3,605593 -3,605593 -2,606857 0,0001 Stasioner DUMMY KMD -0,927700 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,7693 Tidak Stasioner Sumber: Lampiran 2 Pada first difference , semua variabel sudah stasioner. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 5.5. Kestasioneran ini tampak dari nilai ADF masing-masing variabel yang lebih kecil dari nilai kritis McKinnon pada taraf nyata 10 persen. Selain itu, kestasioneritasan ini juga dapat ditunjukkan dari nilai probabilitas prob semua variabel lebih kecil dari taraf nyata α=10 persen. Tabel 5.5. Hasil Uji Unit Root Pada First Difference Variabel Nilai ADF Nilai Kritis McKinnon Prob Keterangan 1 persen 5 persen 10 persen FP -6,477035 -3,610453 -2,938987 -2,607932 0,000 Stasioner PDB -32,71333 -3,621023 -2,943427 -2,610263 0,000 Stasioner KURS -8,537192 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,000 Stasioner LIBOR -6,499047 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,000 Stasioner MS -6,927490 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,000 Stasioner INFLASI -5,748888 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,000 Stasioner NET -6,394222 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,000 Stasioner PMDN -5,185082 -3,605593 -3,605593 -2,606857 0,000 Stasioner DUMMY KMD -6,324555 -3,605593 -2,936942 -2,606857 0,000 Stasioner Sumber: Lampiran 2 65 Berdasarkan Tabel 5.5, maka data pada penelitian ini baik variabel independen maupun variabel dependen telah memenuhi syarat untuk melanjutkan metode analisis ECM.

5.2. Uji Kointegrasi dan Hasil Persamaan Jangka Panjang