18
investor confidence , yakni adanya faktor kepercayaan terhadap gejolak resiko dalam
perekonomian jika pertumbuhan ekonomi mapan Ralhan, 2006. Tantangan eksternal melalui perbedaan-perbedaan tingkat Produk Domestik Bruto telah
meningkatkan persaingan iklim investasi antara negara berkembang dengan negara maju, dan antara negara berkembang dengan negara berkembang. Indonesia pada
masa Orde Lama dan Orde Baru memiliki persaingan yang tinggi atas negara-negara wilayah Asia Pasifik.
2.4.2. Kurs Mata Uang
Menurut Mankiw 2000, kurs nominal didefinisikan sebagai harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan kurs riil adalah kurs nominal dikalikan dengan
harga barang domestik dibagi harga barang luar negeri. Sistem kurs pada dasarnya terdiri atas tiga jenis, yaitu: 1 fixed exchange rate, 2 managed floating exchange
rate , dan 3 floating exchange rate. Indonesia menerapkan floating exchange rate
sejak 14 Agustus 1997 hingga sekarang. Sistem ini ditempuh sebagai reaksi pemerintah dalam menghadapi besarnya gejolak dan cepatnya pelemahan nilai tukar
rupiah pada sekitar Juli-Agustus 1997 yang mendorong investor asing menarik dananya secara besar-besaran dari Indonesia.
Pada sistem nilai tukar mengambang floating exchange rate, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar. Dengan demikian, nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan penawaran di atas permintaan domestik, dan nilai tukar akan melemah apabila terjadi
kelebihan permintaan domestik di atas penawaran yang ada di pasar valuta asing. Perkembangan nilai tukar dapat memengaruhi perkembangan penawaran dan
19
permintaan agregat, dan selanjutnya output dan harga. Dalam sistem nilai tukar mengambang, kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral akan mendorong
depresiasi mata uang domestik dan meningkatkan harga barang impor, dan pada gilirannya akan menurunkan investasi portofolio asing yang masuk ke Indonesia
karena menurunkan return atas modal asing yang ditanamkan. Abdalla dan Murinde dalam Bapepam-LK 2008 menjelaskan bahwa dalam
era liberalisasi keuangan internasional, ekonomi negara berkembang saat ini dipengaruhi oleh fluktuasi kurs mata uang baik pada tingkat mikro maupun makro.
Negara-negara emerging market telah memberlakukan atau meninggalkan kurs tetap pegged arrangement towards exchange rate system seiring dengan negara tersebut
sedang meningkatkan peranan pasar modalnya. Indonesia telah mempertegas Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar tersebut melalui Undang-Undang Nomor 24
tahun 1999. Perubahan kebijakan nilai tukar Indonesia ke dalam sistem nilai tukar mengambang bebas floating exchange rate mampu memperbaiki kondisi pasar
modal Indonesia yang mengalami perkembangan yang luar biasa sejak 1999 dan bahkan tercatat sebagai nomor dua terbaik di dunia pada tahun 2003 Dewi, 2005.
Sistem nilai kurs yang diberlakukan oleh Indonesia sebagai salah satu negara berkembang akan memengaruhi aliran investasi portofolio asing ke Indonesia dan
perubahan ini dapat dijelaskan melalui konsep penawaran atau permintaan mata uang asing khususnya dollar AS. Jumlah dollar yang ditawarkan dipengaruhi oleh nilai
tukar antara dollar dengan rupiah. Selain itu, dollar yang masuk juga akan dipengaruhi oleh jumlah ekspor Indonesia dan pemberian piutang oleh asing kepada
20
masyarakat atau pemerintah Indonesia. Sehingga, persamaan penawaran dollar Q
S
ke Indonesia dapat dituliskan sebagai berikut:
Q
S
= f {e, S 2.1
Gambar 2.1a menjelaskan perubahan penawaran dollar dan dampaknya terhadap aliran investasi portofolio asing ke Indonesia. S
menggambarkan jumlah modal asing masuk, ekspor dan piutang oleh asing kepada Indonesia. Jika semua
faktor S menurun maka kurva S akan bergeser ke kiri atas. Hal ini berarti jumlah
dollar yang ditawarkan menurun dari jumlah awal, sehingga harga dollar meningkat karena permintaan dollar yang melebihi penawaran dollar. Peningkatan harga dollar
pada gilirannya akan membuat rupiah terdepresiasi pergerakan meningkat kurs E
1
menjadi kurs E
2
. Depresiasi akan menyebabkan harga aset saham semakin tinggi, sehingga aliran investasi portofolio akan berkurang karena cost of capital meningkat.
E
Rp
E
Rp
S
1
S E
2
S E
1
E
1
D E
2
D
1
D Q
Q Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Sumber: Dewi 2005
a. Penawaran Dollar b. Permintaan Dollar Gambar 2.1. Penawaran dan Permintaan Dollar
21
Gambar 2.1b menggambarkan perubahan permintaan Indonesia terhadap dollar. Permintaan dollar akan dipengaruhi oleh nilai tukar kedua mata uang, impor
Indonesia, jumlah utang luar negeri dan capital outflow, sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Q
D
= f {e, D 2.2
Jika D menurun maka kurva demand akan bergeser ke kiri, yang berarti
jumlah dollar yang diminta menurun. Hal ini akan menyebabkan harga dollar akan menurun sehingga rupiah mengalami apresiasi pergerakan menurun kurs E
1
menjadi kurs E
2
. Apresiasi akan menyebabkan harga aset saham menurun, sehingga aliran investasi portofolio akan meningkat karena cost of capital berkurang.
2.4.3. LIBOR London Interbank Offered Rate London Interbank Offered Rate atau lebih dikenal juga dengan singkatan
LIBOR merupakan kurs referensi harian dari suku bunga yang ditawarkan dalam pemberian pinjaman tanpa jaminan oleh suatu bank kepada bank lainnya di pasar
uang London atau pasar uang antar bank. Suku bunga LIBOR digunakan secara luas
sebagai suatu kurs referensi untuk suatu instrumen keuangan seperti pada swap suku bunga. Swap mengindikasikan perbedaan kurs spot dengan kurs di masa mendatang
forward exchange rate. Jika suku bunga domestik dengan suku bunga luar negeri sama dengan tingkat swap, maka masyarakat tidak akan memperoleh keuntungan
dengan melakukan investasi di luar negeri. Dalam teori ekonomi internasional, hubungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
i-i =
慲 2.3
22
Dimana: i
= suku bunga tabungan domestik dalam mata uang domestik i
= suku bunga tabungan internasional dalam mata uang asing f
= nilai tukar di masa mendatang forward exchange rate e
= nilai tukar spot Persamaan bagian kiri menggambarkan tingkat kerugian atau keuntungan atas
modal yang ditanamkan investor jika menyimpan aset dalam mata uang domestik. Jika ii, berarti investor akan mengalami kerugian bila menyimpan aset domestik,
demikian sebaliknya. Persamaan bagian kanan memperlihatkan risiko atau laba dalam penanaman modal jika terjadi perubahan nilai tukar. Jika ii fe, maka akan
lebih menguntungkan bila menyimpan aset domestik karena laba dari perbedaan suku bunga domestik dengan suku bunga internasional lebih besar daripada laba dari
perbedaan nilai tukar sekarang dengan nilai tukar masa mendatang, demikian pula sebaliknya.
Suku bunga berbanding terbalik dengan harga aset finansial seperti saham dan obligasi. Artinya, naiknya suku bunga akan diiringi oleh penurunan harga aset
finansial sehingga menurunkan capital gain. Jika seseorang memiliki dana pribadi, maka suku bunga dikalikan jumlah dana menjadi opportunity cost yang harus
dikorbankan bila dana tersebut digunakan untuk belanja investasi, karena semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin besar keuntungan yang diperoleh bila dana
ini ditempatkan dalam bentuk tabungan.
23
2.4.4. Jumlah Uang Beredar Money Supply