Uji Stasioner Unit Root Test Uji Derajat Integrasi

37 DLIBOR t = Suku bunga internasional London Interbank Offered Rate pada periode t persen DMS t = Jumlah uang beredar pada periode t milyar rupiah DINFLASI t = Inflasi pada periode t persen DNETt = Jumlah net ekspor pada periode t triliun rupiah DPMDN t = Penanaman Modal Dalam Negeri pada periode t milyar rupiah dK = Dummy Krisis 0 : sebelum krisis minyak dunia tahun 2005 1 : setelah krisis minyak dunia tahun 2005 = Error Correction Term atau UT U t = DFP t - - 1 DPDBt + 2 DKURS t + 3 DLIBOR t + 4 DMS t + 5 DINFLASI t + 6 DNETt + 7 DPMDN t + 8 dK

3.3. Analisis Time Series

Data yang digunakan masih stasioner atau tidak dapat diketahui dengan melakukan uji Unit Root Test, yaitu dengan menggunakan Augmented Dicky Fuller Test ADF atau melalui nilai probabilitas Prob. Selanjutnya adalah melakukan uji derajat integrasi serta uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang di antara variabel-variabel yang digunakan, kemudian diteruskan dengan koreksi kesalahan dengan menggunakan ECM. Langkah-langkah ECM adalah sebagai berikut:

3.3.1. Uji Stasioner Unit Root Test

Uji stasioneritas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian memiliki pola yang stasioner atau stabil. Apabila 38 ditemukan data yang tidak memiliki sifat tersebut maka hasil analisis model regresi tidak menunjukkan sifat-sifat yang valid. Ada tidaknya unit root dapat diketahui dengan menggunakan ADF Augmented-Dicky Fuller pada program E-Views 6.1. Data dikatakan stasioner apabila nilai ADF test statistic lebih kecil dari Mackinnon Critical Value . Hipotesis yang digunakan adalah: H = data tidak stasioner mengandung unit root H 1 = data stasioner tidak mengandung unit root Penolakan H menunjukkan bahwa data yang dianalisis adalah stasioner. Variabel dikatakan tidak stasioner jika terdapat hubungan antara variabel tersebut dengan waktu atau trend sehingga sering menimbulkan masalah regresi lancung spurious regression, dimana hasil estimasi yang diperoleh dari model secara statistik signifikan tetapi pada kenyataannya tidak sesuai dengan teori ekonomi yang ada Widarjono, 2007. Setelah data diketahui tidak stasioner, langkah selanjutnya adalah menggunakan uji derajat integrasi. Perbedaan antara data time series yang stasioner dengan yang tidak adalah pada data time series yang stasioner, dampak shock atau guncangan yang terjadi pada data hanya bersifat sementara. Sejalan dengan waktu, dampak dari shock tersebut akan berkurang dan data time series akan kembali ke long run mean yang berfluktuasi di sekitar mean tersebut. Selain dengan memperhatikan nilai ADF statistik, pengujian kestasioneran juga dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai probabilitas Prob. Jika nilai probabilitas Prob lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka data tersebut 39 tidak stasioner, tetapi jika nilainya lebih kecil dari taraf nyata maka data tersebut stasioner.

3.3.2. Uji Derajat Integrasi

Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji root test sebagai konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada derajat nol atau 10. Uji derajat integrasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner dan berapa kali variabel harus di-difference untuk menghasilkan variabel yang stasioner. Pada uji ini, variabel yang diteliti di-difference pada derajat tertentu sehingga semua variabel stasioner pada derajat yang sama Widarjono, 2007. Suatu variabel dikatakan stasioner pada first difference jika setelah di-difference satu kali nilai ADF test lebih kecil dari nilai kritis Mackinnon.

3.3.3. Uji Kointegrasi