Uji Kointegrasi Analisis Time Series

39 tidak stasioner, tetapi jika nilainya lebih kecil dari taraf nyata maka data tersebut stasioner.

3.3.2. Uji Derajat Integrasi

Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji root test sebagai konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada derajat nol atau 10. Uji derajat integrasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner dan berapa kali variabel harus di-difference untuk menghasilkan variabel yang stasioner. Pada uji ini, variabel yang diteliti di-difference pada derajat tertentu sehingga semua variabel stasioner pada derajat yang sama Widarjono, 2007. Suatu variabel dikatakan stasioner pada first difference jika setelah di-difference satu kali nilai ADF test lebih kecil dari nilai kritis Mackinnon.

3.3.3. Uji Kointegrasi

Kointegrasi merupakan suatu hubungan jangka panjang antara variabel- variabel yang tidak stasioner dan residual dari kombinasi linear tersebut harus stasioner. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kestabilan jangka panjang dari variabel-variabel yang diamati. Dalam melihat uji kointegrasi ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu uji kointegrasi Engle- Granger Engle-Granger Cointegration Test, Uji Kointegrasi Johansen Johansen Cointegration Test dan uji Kointegrasi Durbin-Watson Cointegration Regression Durbin-Watson Test . Penelitian ini menggunakan uji kointegrasi Engle-Granger. Hubungan kointegrasi hanya bisa dibentuk oleh variabel-variabel yang terintegrasi pada derajat yang sama. Uji kointegrasi dapat dianggap sebagai tahap awal untuk menghindari terjadinya regresi palsu. 40 Penggunaan uji Engle-Granger dilakukan pada persamaan tunggal dengan menggunakan metode ADF yang terdiri dari dua tahap. Pertama, meregresikan persamaan variabel dependen dengan variabel independen yang kemudian akan didapatkan residual dari persamaan tersebut. Kedua, dengan menggunakan metode ADF yang menguji unit root terhadap residual dengan hipotesis uji unit root sebelumnya. Jika H ditolak atau signifikan maka variabel residual adalah stasioner. Artinya, meskipun variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner pada level, tetapi dalam jangka panjang variabel-variabel cenderung menuju keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linear dari variabel-variabel ini disebut regresi kointegrasi dan parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai cointegrated parameter . Persamaan linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah: FP t = 1 PDBt + 2 KURS t + 3 LIBOR t + 4 MS t + 5 INFLASI t + 6 NETt + 7 PMDN t + 8 dK + e t 3.2 Koefisien yang diharapkan: 1 0, 2 0, 3 0, 4 0, 5 0, 6 0, 7 0, 8 0, -1 0 Dimana: DFP t = Pembelian saham oleh investor asing Foreign Purchase pada periode t juta rupiah DPDBt = Produk Domestik Bruto pada periode t milyar rupiah DKURS t = Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada periode t RpUSD DLIBOR t = Suku bunga internasional London Interbank Offered Rate pada periode t persen DMS t = Jumlah uang beredar pada periode t milyar rupiah 41 DINFLASI t = Inflasi pada periode t persen DNETt = Jumlah net ekspor pada periode t triliun rupiah DPMDN t = Penanaman Modal Dalam Negeri pada periode t milyar rupiah dK = Dummy Krisis 0 : sebelum krisis minyak dunia tahun 2005 1 : setelah krisis minyak dunia tahun 2005 e t = variabel error periode t

3.4. Error Correction Model ECM