3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2008, bertempat di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium Pengolahan
Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan, SEAFAST Center;
Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan gelatin ikan adalah kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. yang diperoleh dari industri pengolahan ikan
kakap merah di Muara baru, asam asetat 3 dan akuades. Bahan-bahan untuk pembuatan marshmallow antara lain gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp.,
sirup glukosa, sukrosa, flavor strawberry, air dan tepung gula. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis antara lain kalium sulfat K
2
SO
4
, NaCl, H
2
SO
4,
asam borat 3, indikator Metilen Blue dan Metilen Red, HCl 0,02 N, hexan, spirtus,
aquades, larutan fisiologis dan kapas. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan marshmallow antara lain
kompor, pengaduk, mixer, panci, sendok, wadah plastik, timbangan dan wadah pencetak. Peralatan yang digunakan unutk analisis antara lain labu Kjeldahl, alat
destilasi, erlenmeyer, buret, ekstraksi soxhlet, selongsong lemak, labu lemak, kertas saring, sudip, inkubator, oven, pipet, tabung reaksi, bunsen, cawan petri,
cawan porselin, desikator, pH meter, termometer, timbangan analitik, Texture Analyzer
merk Steven LFRA, Brookfield Syncro-Lectric Viscometer, Piknometer dan Rheoner RE 3305.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan gelatin ikan dan karakteristik fisik gelatin. Tahap kedua pembuatan marshmallow,
dilanjutkan dengan pengujian sifat fisik dan kimia produk serta organoleptik.
3.3.1 Pembuatan Gelatin Ikan
Pembuatan gelatin dari kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. menggunakan proses asam 3 CH
3
COOH dengan perendaman selama 24 jam. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut kulit ikan kakap merah
Lutjanus sp. dibersihkan dari kotoran yang berupa sisa daging, lapisan lemak dan kulit luar, dilanjutkan dengan pengecilan ukuran dan dicuci dengan air
mengalir. Pengecilan ukuran ini dilakukan untuk mempermudah pelarutan protein kolagen yang terkandung dalam kulit. Kulit ikan kemudian direndam dalam asam
asetat CH
3
COOH dengan konsentrasi 3 selama 24 jam Modifikasi Pelu et al. 1998. Pembilasan kulit dilakukan dengan air mengalir hingga pH netral 5-6 dan
diikuti oleh tahap ekstraksi dengan perbandingan kulit : akuades = 1 : 3 pada suhu 80 ºC selama 3 jam. Proses penyaringan dilakukan dengan kain blacu ukuran
mesh 150 dan dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 55 C selama 2 hari. Gelatin yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk mengukur
rendemen dan diuji kekuatan gel serta viskositasnya. Diagram alir pembuatan gelatin disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. Modifikasi Pelu et al. 1998
Ekstraksi, kulit : akuades = 1 : 3 pada suhu 80 C, selama 3 jam
Pencucian dengan air hingga mendekati pH netral 5-6 Perendaman dengan CH
3
COOH 3 selama 24 jam Pengecilan ukuran
Pembersihan dari daging dan kotoran
Pengeringan dengan oven, suhu 55 C selama 2 hari
Gelatin ikan
Kulit ikan
Penyaringan dengan kain blacu Pencucian dengan air mengalir
Uji fisik : Rendemen, viskositas, kekuatan gel dan pH
3.3.2 Pembuatan Marshmallow
Penambahan gelatin dalam marshmallow berfungsi sebagai pembentuk gel. Pada penelitian ini ditambahkan gelatin dengan konsentrasi 6, 8, 10
yang dilanjutkan dengan uji sensori yang meliputi warna, bau, rasa, dan tekstur. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut air 250 gram dan gelatin
dipanaskan hingga suhu 60 C, kemudian sukrosa 75 gram dan sirup glukosa
150 gram dipanaskan hingga suhu 80 C. Kedua larutan tersebut diaduk
menggunakan mixer hingga merata dan mengembang selama ± 15 menit. Pada saat proses pencampuran ditambahkan juga flavor strawberry dilanjutkan
penuangan ke dalam wadah yang telah ditaburi dengan gula halus serta didiamkan semalam 12 jam. Komposisi bahan yang digunakan untuk pembuatan
marshmallow gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. dapat dilihat pada
Tabel 7, sedangkan proses pembuatan marshmallow disajikan pada Gambar 5. Tabel 7. Komposisi bahan yang digunakan untuk pembuatan marshmallow
gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp Bahan
Formulasi marshmallow A
B C
Gelatin 28,6 gram
38 gram 47,6 gram
Sukrosa 75 gram
75 gram 75 gram
Sirup glukosa 150 gram
150 gram 150 gram
Air 250 gram
250 gram 250 gram
Flavor 1 gram
1 gram 1 gram
Sumber : Modifikasi Winata 2008
Keterangan : A = Penambahan gelatin ikan 6 B = Penambahan gelatin ikan 8
C = Penambahan gelatin ikan 10
Prosedur kerja pembuatan marshmallow disajikan dalam bagan alir pada Gambar 4 :
Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan marshmallow Modifikasi Winata 2008
Pemanasan hingga suhu 60 C,
± 7 menit
Penambahan flavor strawberry
Penuangan ke wadah yang telah ditaburi dengan gula halus
Pengadukan dengan mixer ±15 menit hingga merata dan
mengembang
Didiamkan semalam 12 jam
Marshmallow
Air 250 gram dan gelatin 6, 8, 10
Sukrosa 75 g dan sirup glukosa 150 g
Pemanasan hingga suhu 80 C,
± 7 menit
Uji sensori : Uji skoring dan uji perbandingan pasangan Uji fisik : Kekerasan, elastisitas, densitas
Uji kimia : Kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat
3.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian pada marshmallow gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. meliputi uji sensori uji scoring dan uji perbandingan pasangan, uji
fisik kekerasan, elastisitas dan densitas dan uji kimia kadar air, abu, protein, karbohidrat dan lemak. Marshmallow yang dihasilkan dibandingkan dengan
marshmallow komersial dengan komposisi sebagai berikut : gula, sirup jagung,
dextrosa, gelatin sapi, tepung jagung, pektin, asam sitrat, essense dan pewarna makanan.
3.4.1 Uji sensori Rahayu 1997
Uji sensori yang dilakukan pada produk marshmallow adalah uji scoring dan uji perbandingan pasangan. Uji sensori dilakukan oleh 30 panelis semi terlatih
di Departemen Teknologi Hasil Perairan.
3.4.1.1 Uji scoring Rahayu 1997
Uji scoring merupakan salah satu uji untuk mengetahui intensitas suatu karakteristik sampel dan dinyatakan dalam bentuk skala numerik angka atau
skala verbal kata-kata yang menerangkan intensitas dari sifat yang dinilai. Skor yang digunakan dalam uji scoring adalah dari angka 1 hingga 5. penilaian dari
parameter yang dilakukan meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur. Skala nilai uji scoring marshmallow
gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp. dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala nilai uji scoring marshmallow gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp.
Parameter Skala nilai
Keterangan Warna
5 Sangat lebih cerah
4 Lebih cerah
3 Agak lebih cerah
2 Agak kurang cerah
1 Kurang cerah
Aroma 5
Aroma strawberry mendominasi, tidak ada aroma gelatin 4
Ada aroma strawberry, sedikit ada aroma gelatin 3
Ada aroma strawberry, ada aroma gelatin 2
Ada aroma strawberry, aroma gelatin agak menyengat 1
Ada aroma strawberry, aroma gelatin terlalu mendominasi Rasa
5 Manis, asam, netral tidak ada rasa gelatin
4 Manis, asam, sedikit ada rasa gelatin
3 Manis, asam, ada rasa gelatin
2 Manis, asam, rasa gelatin agak menyengat
1 Manis, asam, rasa gelatin terlalu mendominasi
Tekstur 5
Sangat kenyal 4
Kenyal 3
Agak kenyal 2
Kurang kenyal 1
Tidak kenyal Sumber : Rahayu 1997
3.4.1.2 Uji perbandingan pasangan Rahayu 1997
Uji perbandingan pasangan dilakukan untuk mengetahui kelebihan antara suatu contoh perlakuan terbaik dengan produk komersial. Parameter yang diuji
dalam uji perbandingan pasangan adalah warna, aroma, rasa dan tekstur. Skala nilai uji perbandingan pasangan marshmallow gelatin kulit ikan kakap merah
Lutjanus sp. dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Skala nilai uji perbandingan pasangan marshmallow gelatin kulit ikan kakap merah Lutjanus sp.
Parameter Skala nilai
Keterangan Warna
+ 3 Sangat lebih cerah
+ 2 Lebih cerah
+ 1 Agak lebih cerah
Tidak berbeda - 1
Agak kurang cerah - 2
Kurang cerah - 3
Sangat kurang cerah Aroma
+ 3 Sangat lebih enak
+ 2 Lebih enak
+ 1 Agak lebih enak
Tidak berbeda - 1
Agak kurang enak - 2
Kurang enak - 3
Sangat kurang enak Tekstur
+ 3 Sangat lebih kenyal
+ 2 Lebih kenyal
+ 1 Agak lebih kenyal
Tidak berbeda - 1
Agak kurang kenyal - 2
Kurang kenyal - 3
Sangat kurang kenyal Rasa
+ 3 Sangat lebih manis
+ 2 Lebih manis
+ 1 Agak lebih manis
Tidak berbeda - 1
Agak kurang manis - 2
Kurang manis - 3
Sangat kurang manis
3.4.2 Uji Fisik
Uji fisik adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dari sampel yang digunakan. Uji fisik terdiri dari rendemen, kekuatan gel, viskositas,
kekerasan, elastisitas dan densitas.
3.4.2.1 Rendemen AOAC 1995
Rendemen diperoleh dari perbandingan berat kering tepung gelatin yang dihasilkan dengan berat bahan segar yang digunakan. Besarnya rendemen dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rendemen = Berat kering tepung x 100 Berat bahan segar
3.4.2.2 Kekuatan gel British Standar 757 1975
Larutan gelatin dengan konsentrasi 6,67 bv disiapkan dengan aquades. Larutan diambil sebanyak 15 ml kemudian ditempatkan pada wadah dengan
volume 20 ml. Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 10
C selama 16 jam. Selanjutnya diukur dengan menggunakan alat Rheoner RE 3305. Kekuatan gel dinyatakan dalam satuan bloom.
3.4.2.3 Viskositas British Standard 757 1975
Sampel gelatin sebanyak 6,67 gr dilarutkan dalam aquades sampai mencapai volume 100 ml dalam labu takar, kemudian dipindahkan dalam gelas
piala 100 ml dipanaskan hingga suhu 50-70 C. Pada suhu tersebut dianalisis
dengan alat Brookfield Synchro-Lectric Viscometer dengan kecepatan 60rpm. Nilai viskositas dinyatakan dalam satuan centipoises cPs.
3.4.2.4 Kekerasan Faridah et al. 2006
Prinsip pengukuran kekerasan adalah memberikan gaya kepada bahan dengan besaran tertentu sehingga kekerasan dapat diukur. Pengujian kekerasan
menggunakan Texture Analyzer merk Steven LFRA. Marshmallow yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar dan diletakkan di meja sampel. Kemudian
diberi penekanan atau beban dari luar dilakukan satu kali. Setelah itu didapatkan hasil pengukuran dengan membaca grafik yang dihasilkan. Nilai kekerasan
dinyatakan dalam satuan gramcm
2
.
3.4.2.5 Elastisitas Faridah et al. 2006
Prinsip pengukuran elastisitas adalah memberikan gaya kepada bahan dengan besaran tertentu sehingga elastisitas dapat diukur. Pengujian elastisitas
menggunakan Texture Analyzer merk Steven LFRA. Marshmallow yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar dan diletakkan dimeja sampel. Penekanan
dengan probe dilakukan dua kali. Pengukuran elastisitas yaitu tinggi puncak grafik penekanan kedua H2 dibagi dengan grafik penekanan pertama H1.
3.4.2.6 Densitas Himmelblau 1996
Prinsip pengukuran densitas adalah dengan menghitung bobot sampel yang akan ditentukan berat jenisnya dalam volume Piknometer yang terisi penuh.
Biasanya volume Piknometer yang banyak digunakan 10 ml dan 25 ml. Pengujian densitas menggunakan alat Piknometer. Sebanyak 5 gram contoh dimasukkan
dalam gelas ukur dan dicatat volumenya. Densitas didapat dengan membandingkan antara berat dan volumenya. Densitas dinyatakan dalam gml
dengan rumus sebagai berikut :
Densitas gml = Berat contoh g x 100 Volume contoh ml
3.4.3 Uji Kimia
Analisis kimia adalah suatu analisis untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam suatu produk atau bahan makanan. Uji kimia terdiri dari uji
kadar air, abu, protein dan lemak.
3.4.3.1 Kadar air AOAC 1995
Penentuan kadar air didasarkan pada perbedaan berat contoh sebelum dan sesudah dikeringkan. Mula-mula cawan kosong dikeringkan dalam oven selama
30 menit dengan suhu 105 C, lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit,
kemudian ditimbang. Sebanyak 3-5 gram contoh dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan dalam oven 105
C selama 6 jam. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang kembali. Kadar air
ditentukan dengan rumus :
Kadar Air basis basah = W3 x 100 W1
Keterangan : W1 = berat contoh awal gram W2 = berat contoh setelah dikeringkan gram
W3 = kehilangan berat W1 – W2 gram
3.4.3.2 Kadar abu AOAC 1995
Cawan dibersihkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C, lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sebanyak 3-5 gram contoh ditimbang dan dimasukkan dalam cawan. Cawan diletakkan dalam tanur
pengabuan dengan suhu 600 C, dibakar hingga diperoleh abu berwarna keabu-
abuan. Kemudian, cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :
100 gram
contoh Berat
gram abu
Berat abu
Kadar ×
=
3.4.3.3 Kadar protein AOAC 1995
Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl-mikro. Contoh ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl,
kemudian dimasukkan tablet kjeltab dan 10 ml H
2
SO
4
. tabung yang berisi larutan tersebut diletakkan ke alat pemanas dengan suhu 410
C dan didestruksi hingga warna larutan menjadi kuning bening. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilat,
lalu didestilasi. Destilat yang berisi asam borat 3 sebanyak 5 ml ditampung dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditetesi indikator Metilen Blue dan Metilen
Red dan dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi
merah muda. Kadar protein dihitung dengan rumus :
N = ml HCl – ml blanko x normalitas HCl x 14,007 x 100 Berat contoh mg
kadar protein = N x 6,25
3.4.3.4 Kadar lemak AOAC 1995
Labu lemak dikeringkan dalam oven, didinginkan dan ditimbang. Contoh sebanyak 3 gram dibungkus dalam kertas saring dan diletakkan di dalam alat
ekstraksi soxhlet. Hexan ditambahkan ke dalam labu lemak, kemudian dilakukan ekstraksi selama 16 jam pada suhu sekitar 40
C sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak menjadi jernih. Pelarut yang ada di dalam labu lemak
didestilasi sehingga semua pelarut lemak menguap, selanjutnya labu lemak hasil ekstraksi dikeringkan dalam oven pada suhu 105
C. Labu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung dengan rumus :
100 gram
contoh Berat
gram lemak
Berat lemak
Kadar ×
=
3.4.3.5 Kadar karbohidrat Winarno 1997
Penentuan kadar karbohidrat metode by difference dapat dilakukan dengan rumus :
Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar protein + kadar lemak
3.5 Rancangan Percobaan Steel dan Torrie 1989
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL satu faktor, yaitu konsentrasi penambahan gelatin ikan dengan 3 perlakuan
6, 8 dan 10 dan dilakukan tiga kali ulangan. Model matematis rancangan tersebut adalah sebagai berikut :
Y
ij
= µ + A
i
+ ε
ij
Keterangan : Y
ij
= Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j i = Perbedaan konsentrasi gelatin ikan 6, 8 dan 10
j = Ulangan dari setiap perlakuan tiga kali µ = Nilai rata-rata pengamatan
A
i
= Pengaruh perlakuan ke-i ε
ij
= Pengaruh galat percobaan
Hipotesis: H0 : Konsentrasi penambahan gelatin ikan tidak berpengaruh terhadap
karakteristik marshmallow H1 : Konsentrasi penambahan gelatin ikan berpengaruh terhadap karakteristik
marshmallow Pengaruh perlakuan terhadap parameter dapat diketahui dengan analisis
ragam Oneway ANOVA. Jika hasil analisis ragam berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Uji lanjut ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan
setiap perlakuan. Perbedaan antara marshmallow terbaik gelatin ikan 10 dengan
marshmallow komersial dapat diuji menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan
apabila dua contoh dikatakan saling bebas jika pemilihan unit-unit contoh pertama tidak tergantung pada bagaimana unit-unit contoh kedua dipilih. Rumus uji t-test
yaitu :
t
hitung
= d -
d0
S
d
n Dengan d = ∑
n di
S d = S
d
n
= ∑ di - d
2
n – 1
n
Keterangan :
d
=
1
–
2
= beda nilai tengah populasi d
= nilai tengah dari beda dua contoh S d
= galat baku Derajat bebas db = n - 1
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Gelatin Ikan
Pembuatan gelatin dari kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp. dilakukan menggunakan proses asam 3 CH
3
COOH dengan perendaman selama 24 jam Modifikasi Pelu
et al
. 1998. Gelatin ikan kakap merah
Lutjanus
sp. yang dihasilkan termasuk gelatin tipe A karena menggunakan larutan asam dan bahan
baku berasal dari kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp.. Kulit ikan yang akan digunakan dalam keadaan segar. Kesegaran bahan baku menentukan kualitas
gelatin yang dihasilkan. Semakin segar bahan baku maka kualitas gelatin akan semakin tinggi Ward dan Courts 1977. Karakteristik fisik gelatin dapat dilihat
pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik fisik gelatin kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp.
Parameter Gelatin kulit ikan kakap
merah Lutjanus sp
Gelatin tipe A Tourtellote 1980
Rendemen 9,85
- Viskositas cP
18,2 2,0 – 7,5
Kekuatan gel bloom 285
75 - 300 pH
5,01 3,8 – 6,0
4.1.1 Rendemen
Rendemen merupakan salah satu parameter penting dalam pembuatan gelatin. Konversi kolagen menjadi gelatin dipengaruhi oleh suhu, waktu,
pemanasan dan pH Ward dan Courts 1977. Rendemen gelatin kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp. diperoleh dari perbandingan berat kering tepung gelatin yang dihasilkan dengan berat bahan segar. Berdasarkan karakteristik fisik gelatin
Tabel 10, didapatkan rendemen gelatin kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp. sebesar 9,85. Jumlah rendemen gelatin yang dihasilkan cukup tinggi. Semakin
besar rendemen yang dihasilkan maka semakin efesien perlakuan yang diberikan. Senyawa asam dapat melakukan pemutusan ikatan hidrogen dan struktur
koil kolagen dengan lebih baik dibandingkan senyawa basa sehingga kolagen yang terdapat dalam kulit ikan kakap merah
Lutjanus
sp. telah sepenuhnya terekstraksi.