3.4.2.5 Elastisitas Faridah et al. 2006
Prinsip pengukuran elastisitas adalah memberikan gaya kepada bahan dengan besaran tertentu sehingga elastisitas dapat diukur. Pengujian elastisitas
menggunakan Texture Analyzer merk Steven LFRA. Marshmallow yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar dan diletakkan dimeja sampel. Penekanan
dengan probe dilakukan dua kali. Pengukuran elastisitas yaitu tinggi puncak grafik penekanan kedua H2 dibagi dengan grafik penekanan pertama H1.
3.4.2.6 Densitas Himmelblau 1996
Prinsip pengukuran densitas adalah dengan menghitung bobot sampel yang akan ditentukan berat jenisnya dalam volume Piknometer yang terisi penuh.
Biasanya volume Piknometer yang banyak digunakan 10 ml dan 25 ml. Pengujian densitas menggunakan alat Piknometer. Sebanyak 5 gram contoh dimasukkan
dalam gelas ukur dan dicatat volumenya. Densitas didapat dengan membandingkan antara berat dan volumenya. Densitas dinyatakan dalam gml
dengan rumus sebagai berikut :
Densitas gml = Berat contoh g x 100 Volume contoh ml
3.4.3 Uji Kimia
Analisis kimia adalah suatu analisis untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam suatu produk atau bahan makanan. Uji kimia terdiri dari uji
kadar air, abu, protein dan lemak.
3.4.3.1 Kadar air AOAC 1995
Penentuan kadar air didasarkan pada perbedaan berat contoh sebelum dan sesudah dikeringkan. Mula-mula cawan kosong dikeringkan dalam oven selama
30 menit dengan suhu 105 C, lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit,
kemudian ditimbang. Sebanyak 3-5 gram contoh dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan dalam oven 105
C selama 6 jam. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang kembali. Kadar air
ditentukan dengan rumus :
Kadar Air basis basah = W3 x 100 W1
Keterangan : W1 = berat contoh awal gram W2 = berat contoh setelah dikeringkan gram
W3 = kehilangan berat W1 – W2 gram
3.4.3.2 Kadar abu AOAC 1995
Cawan dibersihkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C, lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sebanyak 3-5 gram contoh ditimbang dan dimasukkan dalam cawan. Cawan diletakkan dalam tanur
pengabuan dengan suhu 600 C, dibakar hingga diperoleh abu berwarna keabu-
abuan. Kemudian, cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :
100 gram
contoh Berat
gram abu
Berat abu
Kadar ×
=
3.4.3.3 Kadar protein AOAC 1995
Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl-mikro. Contoh ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl,
kemudian dimasukkan tablet kjeltab dan 10 ml H
2
SO
4
. tabung yang berisi larutan tersebut diletakkan ke alat pemanas dengan suhu 410
C dan didestruksi hingga warna larutan menjadi kuning bening. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilat,
lalu didestilasi. Destilat yang berisi asam borat 3 sebanyak 5 ml ditampung dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditetesi indikator Metilen Blue dan Metilen
Red dan dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi
merah muda. Kadar protein dihitung dengan rumus :
N = ml HCl – ml blanko x normalitas HCl x 14,007 x 100 Berat contoh mg
kadar protein = N x 6,25
3.4.3.4 Kadar lemak AOAC 1995