30 Tabel 5 Kelurahan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung
No. Kelurahan Luas
Km
2
Persentase 1.
Teluk Kabung Selatan 9,14
9,06 2.
Teluk Kabung Tengah 25,64
25,44 3.
Teluk Kabung Utara 17,26
17,13 4. Bungus
Selatan 4,85
4,81 5. Bungus
Timur 25,81
25,61 6. Bungus
Barat 18,08
17,94 Total
100,78 100,00
Sumber : Kec. Bungus Teluk Kabung dalam Angka, 2006
Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kelurahan yang paling luas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung adalah Kelurahan Bungus Timur yaitu seluas
25,81 Km
2
dengan persentase 25,61 , sedangkan Kelurahan yang memiliki luas terkecil adalah Kelurahan Bungus Selatan yaitu seluas 4,85 Km
2
dengan persentase 4,81 .
Kecamatan Bungus Teluk Kabung memiliki daya tarik untuk dikembangkan sebagai objek wisata pantai maupun wisata alam. Pantai-pantai yang potensial
untuk dikembangkan berada di gugusan pulau-pulau kecil di Kelurahan Teluk Kabung Selatan dan di pantai Teluk Bungus yang berada pada tiga Kelurahan
yaitu Kelurahan Teluk Kabung Utara, Bungus Selatan dan Bungus Barat. Adapun pantai-pantai tersebut yaitu Pantai Bungus, Pantai Kabung, Pantai Buo dan Pantai
di gugus-gugus pulau. Di antara pantai tersebut yang kini sudah mulai dikelola dan dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata adalah Pantai Bungus Pantai
Carolina dan Pantai Carlos dan Pantai di Gugus Pulau Sikuai.
4.1.2. Penggunaan Lahan
Jenis penggunaan lahan yang ada pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung terdiri atas sawah, perkarangan, tegal, ladang, hutan rakyat, hutan negara,
perkebunan dan lainnya. Untuk mengetahui luas lahan menurut jenis penggunaan yang ada pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dapat dilihat pada Tabel 6.
31 Tabel 6 Luas lahan berdasarkan jenis penggunaan menurut kelurahan di Kec.
Bungus Teluk Kabung Tahun 2006 No. Jenis
Penggunaan Luas Lahan
Ha Persentase
1. Sawah 790,00
7,84 2. Perkarangan
255,00 2,53
3. Tegal Kebun
455,00 4,51
4. Ladang Huma
450,00 4,47
5. Ditanami Pohon Hutan Rakyat
75,00 0,74
6. Hutan Negara
2.150,00 21,33
7. Perkebunan 2.800,00
27,78 8. Lain-lain
2.103,00 20,87
Total 10.078,00 100,00
Sumber : Kec. Bungus Teluk Kabung dalam Angka, 2006
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jenis penggunaan lahan yang dominan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung adalah perkebunan yaitu seluas 2.800 Ha
dengan persentase 27,78 , sedangkan jenis penggunaan lahan yang memiliki luas terkecil adalah hutan rakyat yaitu seluas 75 Ha
dengan persentase 0,74 . Hal ini menandakan bahwa sektor perkebunan merupakan sektor yang cukup dominan
karena sebagian besar lahan diperuntukan bagi kegiatan perkebunan. 4.1.3. Topografi
Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan daerah pesisir yang dikelilingi oleh barisan bukit-bukit yang bersambung satu dengan yang lain.
Sebagian besar daerah Kecamatan ini memiliki pantai yang terjal dan curam Gambar 8. Perairan Teluk Bungus merupakan daerah estuaria yang berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia dan terletak di pantai barat provinsi Sumatera Barat. Perairan estuaria Teluk Bungus ini dialiri oleh Sungai Bungus dan Sungai
Cindakir. Secara fisiografi daerah ini termasuk dalam Jalur Pulau Non Vulkanik Busur Luar dan Pulaudaratan menghadap ke arah samudera lepas. Daerah
tersebut menghadap langsung dengan Samudera Hindia yang dicirikan oleh dominasi pantai bertebing curam, pantai berbentang alam kasar Gambar 9,
kantong-kantong sedimenendapan yang membentuk daratan pantai yang landai hanya terkonsentrasi pada daerah daratan yang menjorok ke dalam teluk dan
semakin ke utara perairannya semakin landai dan dangkal dengan dasar perairan
32 berpasir. Ciri khas daerah tersebut adalah proses pengangkatan akibat aktifitas
tektonik sangat dominan sepanjang pantai dan pesisir. Teluk Bungus merupakan daerah pantai yang berpasir putih, serta menjadi
tempat sedimentasi dari daratan dengan 2 dua muara yaitu Sungai Cindakir dan Sungai Bungus, akibatnya terjadi proses sedimentasi yang sangat tinggi di sekitar
depan Muara Sungai Bungus yang mengakibatkan terbentuknya pulau delta hasil proses sedimentasi yang membawa material dari daratan. Akumulasi dari material
bawaan dari daratan menjadi proses terjadinya penambahan daratan yang menjadi sebuah tanjung disekitar muara Sungai Bungus dengan ciri fisik yang landai,
begitu pula dengan daerah Muara sungai Cindakir terjadi penambahan daratan yang sangat dinamis pada daerah ujung sungai.
Perbedaan mencolok terjadi pada daerah mulut Teluk Bungus, kondisi pantai akibat perbedaan tingkat resistensi batuan menyebabkan perbedaan
karakteristik pantai yang sangat berbeda. Pada pantai yang tersusun oleh batuan yang memiliki resistensi sangat tinggi memiliki karakteristik pantai dengan tebing
hingga 90 dan hal ini terjadi di daerah yang langsung berhadapan dengan
perairan Samudera Hindia, hasil abrasi gelombang pada dinding batuan penyusun pantai membentuk daratan pantai yang curam dan sempit sepanjang pantai, yang
mengakibatkan bentukan tanjung di daerah yang berhadapan dengan lautan lepas berupa tanjung yang vertikal atau tegak lurus dan kasar.
Perairan Teluk Bungus yang memiliki luas 1.391 hektar mempunyai kedalaman hingga 35 meter. Kondisi topografi dasar laut pada daerah perairan
dekat pantai dari landai secara berangsur-angsur berubah menjadi terjal. Selanjutnya topografi dasar laut hingga ke mulut teluk perubahan kedalaman
terjadi secara gradual dengan kondisi topografi landai. Material sedimen penyusun dasar laut daerah penelitian di sekitar dermaga
pelabuhan perikanan Bungus, terjadi perubahan ukuran butir sedimen dengan berubahnya kedalaman. Pada daerah sekitar pantai dengan kedalaman kurang dari
5 meter material dasar laut tersusun oleh material pasir, pada daerah dengan kedalaman 5-10 meter tersusun oleh material lanau pasir lempungan dan pada
daerah yang memiliki kedalaman 10 meter material sedimennya adalah lempung PRWLSDNH 2006.
33
Gambar 8 Pantai berbentang alam kasar dan terjal. Gambar 9 Pantai bertebing curam.
4.1.4. Oseanografi