Analisis Spasial keruangan Analisis Tabular

21

3.5.1. Analisis Kesesuaian Lahan

Pengolahan data pada model kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi dibagi menjadi dua analisis, yaitu : 1. Analisis Spasial keruangan 2. Analisis Tabular

3.5.1.1. Analisis Spasial keruangan

Pada analisis kesesuaian dalam penelitian ini komponen keruangan spasial di Teluk Bungus pada prinsipnya berupa basis data dari data primer maupun data sekunder dengan aktual data tahun 2006 seperti data biologi dan data fisik dapat dirumuskan berdasarkan parameter sumberdaya yaitu : a. Sumberdaya Hayati - penutupan lahan pantai - biota berbahaya b. Sumberdaya Non Hayati - kedalaman perairan Batimetri - tipe Karakteristik pantai - lebar pantai - material dasar sedimen perairan - kemiringan pantai - kekeruhan perairan TSS - ketersediaan air tawar Masing-masing komponen keruangan dijadikan peta tematik dengan skala 1 : 40.000, kemudian dioverlaykan untuk mendapatkan peta komposit peta hasil analisis dengan cara overlay antara seluruh tema peta untuk mendapatkan potensi wisata pantai Teluk Bungus yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan seperti yang ditunjukan pada Gambar 6. 22 Teluk Bungus Data Primer Basis Data Data Sekunder - Lebar Pantai - Peta Dasar - Penutupan Lahan Pantai - Kedalaman Perairan - Biota Berbahaya - Tipe Pantai - Ketersediaan Air Tawar - Material Dasar Perairan - Kemiringan Pantai - Kekeruhan Perairan Peta Tematik Peta Tematik Hasil Analsis Data Hasil Analsis Data Sumberdaya Hayati Sumberdaya NonHayati Overlay Modeling Analisis Spasial Peta Komposit Kriteria Kesesuaian dan Tabular Potensi Kesesuaian Wisata Pantai Teluk Bungus Gambar 6 Diagram analisis integrasi SIG pada kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi.

3.5.1.2. Analisis Tabular

Analisis tabular dilakukan untuk mencari suatu posisi atau luasan tertentu di muka bumi dengan memasukan kriteria-kriteria yang dipersyaratkan. Kriteria kesesuaian lahan untuk penentuan kawasan wisata Pantai Bungus diberikan bobot dan dikalikan dengan skor. Dari hasil pengalian ini dapat ditentukan interval nilai untuk menentukan kesesuaian ruang bagi kegiatan wisata. Wisata pantai Pengolahan Data 23 merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek wisata, meliputi semua kegiatan wisata yang berlangsung di pantai, seperti menikmati keindahan alam pantai, olahraga pantai, piknik, berkemah, berenang, berjemur. Wisata pantai terdiri dari dua kategori yaitu kategori rekreasi dan wisata mangrove parameter yang dijadikan acuan untuk kegiatan wisata pantai kategori rekreasi adalah mempertimbangkan 9 parameter dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi antara lain ; kedalaman perairanBatimetri m, tipe Karakteristik pantai, lebar pantai m, material dasarsedimen perairan, kemiringan pantai °, kekeruhan perairan TSS mgl, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar jarakkm. Dari parameter-parameter tersebut maka disusun matriks kesesuaian untuk wisata pantai kategori rekreasi, seperti yang ditunjukan pada Tabel 5. Pendekatan evaluasi kesesuaian lahan yang digunakan adalah metode pendekatan matematis melalui cara perkalian dan penjumlahan parameter, sedangkan penilaian kelas kesesuaian lahan dilakukan pada tingkat kelas. Analisis secara kuantitatif terhadap parameter-parameter tersebut akan menentukan tingkat kelas kesesuaian lahan melalui pendekatan : Y = X n . ∑ a i Keterangan : Y : nilai maksimum X n : skor pada tingkat kesesuaian lahan kategori S1 Sangat Sesuai a i : nilai bobot total Jadi : Y = 4 x 35 = 140 24 Tabel 3 Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi No Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori S3 Skor Kategori N Skor Sumber Data 1. Kedalaman perairan Batimetri m 5 0-5 4 5-10 3 10-15 2 15 1 Sekunder 2. Tipe Karakteristik pantai 5 Pantai Berpasir 4 Pantai Berkarang 3 Pantai Berpasir hitam, 2 Pantai Berlumpur, berbatu, Bertebing terjal 1 Sekunder Primer Pengamatan 3. Lebar pantai m 5 15 4 10-15 3 3- 10 2 3 1 Sekunder Primer Pengukuran 4. Material dasar Sedimen perairan 4 Pasir 4 Karang berpasir 3 Pasir berlumpur 2 Berbatu Lumpur 1 Sekunder 5. Kemiringan pantai ° 4 10 4 10-25 3 25-45 2 45 1 Sekunder Primer Pengukuran 6. Kekeruhan perairan TSS mgl 3 400 4 400-600 3 600-800 2 800 1 Sekunder 7. Penutupan lahan pantai 3 Kelapa, lahan terbuka 4 Semak belukar, rendah, savana 3 Belukar tinggi 2 Hutan bakau, permukiman, pelabuhan 1 Sekunder Primer Pengamatan 8. Biota berbahaya 3 Tidak ada 4 Bulu babi, lepu 3 ikan pari 2 ikan pari, ikan hiu 1 Sekunder Primer Wawancara 9. Ketersediaan air tawar jarakkm 3 0,5 km 4 0,5-1 km 3 1-2 2 2 1 Sekunder Primer Wawancara Pengamatan Total 35 Sumber: Modifikasi dari Yulianda F, 2007 dan Bakosurtanal 1996. 24 25 Keterangan: Nilai Maksimum = 140 Kelas-kelas kesesuaian pada matriks tersebut menggambarkan tingkat kecocokan dari suatu kawasan untuk kegiatan wisata. Dalam penelitian ini kelas kesesuaian dibagi kedalam 4 empat kelas, sbb : Kelas S1 = Sangat Sesuai, dengan nilai 80 - 100 112 – 140 Kelas S2 = Cukup Sesuai, dengan nilai 60 - 80 84 – 112 Kelas S3 = Sesuai Bersyarat, dengan nilai 35 - 60 49 – 84 Kelas N = Tidak Sesuai, dengan nilai 35 49 3.5.2. Analisis Rencana Pengembangan 3.5.2.1. Analisis Deskriptif