8 surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan kearah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil mendefinisikan wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang dipengaruhi oleh perubahan di
darat dan laut. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan
ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir terdiri dari ekosistem alami terumbu karang, hutan bakau, padang lamun, dst.
dan ekosistem buatan tambak, sawah, kawasan pariwisata, dst.. Sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih meliputi
sumberdaya perikanan, rumput laut, terumbu karang, hutan bakau, padang lamun, serta sumberdaya alam yang tidak dapat pulih seperti minyak dan gas, mineral-
mineral serta bahan tambang lainnya. Sumberdaya pesisir penting bagi ekonomi, sosial budaya dan tradisi masyarakat lokal serta media pertahanan-keamanan
Idris et al. 2007. Dalam studi ini, pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir didekati dengan
konsep bahwa wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan
sustainability principles mengingat kegiatan yang dikembangkan adalah kegiatan yang bergantung pada sumberdaya alam resources-based economy.
Dengan kata lain, pengembangan kawasan pesisir harus mempertimbangkan faktor ketersediaan sumberdaya dan kelayakan ekologis.
2.3. Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Berkelanjutan
Dahuri et al. 2004 menyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkelanjutan dapat dilakukan secara langsung dengan melibatkan
daya dukung keseimbangan ekosistem dan lautan. Aspek keberlanjutan dari kegiatan ekowisata pesisir dan laut tidak terlepas dari sejauh mana daya dukung
kawasan secara ekologis dan sosial ekonomi mampu menopang kegiatan tersebut.
9 Suatu kawasan pembangunan termasuk pesisir dan laut, secara ekologis
berkelanjutan apabila sumberdaya alamnya dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi eksploitasi secara berlebihan terhadap sumberdaya yang dapat diperbaharui
dan pengembangan pemanfaatan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui secara memadai Dahuri et al. 2004.
Gunn 1988 mengemukakan bahwa untuk mencapai pembangunan pariwisata bahari yang optimal dan berkelanjutan harus mampu memenuhi empat
aspek, yaitu mempertahankan kelestarian dan keindahan lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, menjamin kepuasan
pengunjung dan meningkatkan keterpaduan dan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan pengembangan ekowisata bahari.
2.4. Definisi Pariwisata, Wisata Bahari dan Wisata Pantai
Pariwisata merupakan sebuah bentuk kegiatan rekreasi. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Pariwisata menurut UU Kepariwisataan No. 9 Tahun 1999 Pasal 1 5 adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidangnya. Holloway dan Plant 1989, diacu dalam Yulianda 2007 mengemukakan
bahwa pariwisata merupakan kegiatan perpindahan atau perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasanya bekerja dan menetap ke tempat luar, guna
mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan. UI, ITB, UGM 1997 menyatakan bahwa penyelenggaraan pengembangan
pariwisata harus menggunakan prinsip berkelanjutan dimana secara ekonomi memberikan keuntungan, memberikan kontribusi pada upaya pelestarian
sumberdaya alam, serta sensitif terhadap budaya masyarakat lokal. Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut : A. Prinsip Keseimbangan
Pengelolaan pariwisata harus didasarkan pada komitmen pola keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial budaya dan
konservasi.
10 B. Prinsip Partisipasi Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata. C. Prinsip Konservasi
Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya. Pengembangan harus
diselenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti kaidah-kaidah ekologi serta peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi
keagamaan masyarakat setempat. D. Prinsip Keterpaduan
Pengelolaan pariwisata harus direncanakan secara terpadu dengan memperhatikan ekosistem dan disinerjikan dengan pembangunan
berbagai sektor. E. Prinsip Penegakan Hukum
Pengelolaan pariwisata harus dikembangkan sesuai dengan aturan-aturan hukum yang ada, serta dilaksanakan dengan penegakan hukum maupun
peraturan yang berlaku untuk menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan pariwisata.
Dengan demikian, pengembangan pariwisata di pesisir dan laut hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan di atas agar dapat dinikmati tidak
hanya oleh generasi sekarang, tetapi juga generasi yang akan datang. Peraturan Menteri Nomor: Km.67Um.001Mkp2004 menyatakan bahwa
tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil, Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu
memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan saat ini dengan tetap menjaga dan meningkatkan kesempatan pemenuhan kebutuhan dimasa yang
akan datang. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dicitrakan menjadi patokan dalam pengaturan sumberdaya sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetik
tercapai, dengan tetap menjaga integritas budaya, proses-proses dan keanekaragaman hayati.
Perkembangan pariwisata telah mampu memberikan berbagai keuntungan sosial, ekonomi dan lingkungan pada berbagai wilayah pesisir. Kecenderungan
wisatawan untuk menikmati wisata di wilayah pesisir telah mendorong pertumbuhan
11 di wilayah tersebut, mengakibatkan pula semakin banyaknya masyarakat terlibat
dalam kegiatan pariwisata seperti peningkatan fasilitas dan aksesibilitas Zia 2006. Wisata bahari adalah jenis wisata minat khusus yang memiliki aktivitas
yang berkaitan dengan kelautan, baik di atas permukaan laut marine, maupun kegiatan yang dilakukan di permukaan laut submarine. Menurut Direktorat
Jendral Pariwisata, wisata bahari disebut juga wisata minat khusus yaitu suatu bentuk perjalanan wisata yang mengunjungi suatu tempat karena memiliki minat
atau tujuan khusus terhadap suatu objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi atau daerah tujuan wisata. Wisata bahari merupakan wisata
lingkungan eco-tourism yang berlandaskan daya tarik bahari di lokasi atau kawasan yang didominasi perairan atau kelautan.
Wisata pantai merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek wisata. Dahuri et. al 2004 mendefinisikan pariwisata pantai
sebagai kegiatan rekreasi yang dilakukan di sekitar pantai. Pariwisata semacam ini sering diasosiasikan dengan tiga āSā yaitu Sun, Sea, Sand artinya jenis pariwisata
yang menyediakan keindahan dan kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matahari, laut dan pantai berpasir putih.
Pembangunan pariwisata bahari dan pantai pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan potensi objek serta daya tarik sumberdaya di
kawasan pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan alam yang indah seperti pantai yang landai dan berpasir putih, keragaman flora dan fauna seperti terumbu
karang dan berbagai jenis ikan hias. Beberapa jenis kegiatan wisata bahari dan wisata pantai pada saat ini sudah
dikembangkan oleh pemerintah dan swasta, diantaranya wisata alam, pemancingan, berenang, selancar, berlayar, rekreasi pantai dan wisata pesiar.
Wisata pantai terdiri dari dua kategori yaitu kategori rekreasi dan wisata mangrove Yulianda 2007.
12
III. METODOLOGI PENELITIAN